Syekh Thusi dalam kitab Amali jilid kedua cetakan Najaf, halaman
138-152, Syekh Thabarsi dalam kitab Makarim
al-akhlaq, cetakan Beirut halaman 455-471, bab 12 pasal 5, Waram bin Faras
dalam kitab Majmu’ah Waram, cetakan
Qum, Iran tahun 1375, halaman 273-284, dan Majlisi dalam kitab Bihar al-anwar cetakan Iran, jilid 77
halaman 74-91, bab 4 hadits ke 63 dan dalam kitan ‘Ain al-hayat, semuanya dari awal sampai akhir adalah berisi syarh
hadits Abu Dzar. Semua ulama besar ini dalam kitab mereka secara bersanad dan
dalam Majmu’ah waram secara mursal
meriwayatkan dari Abu Dzar Ghifari ra. Abu Dzar mengatakan, “di suatu pagi saya
masuk ke masjid, ketika itu saya melihat tidak ada orang selain Rasulullah saw
dan Imam Ali bin Abi Thalib. Suasana tidak ramai itu saya manfaatkan untuk
bertanya. Saya menyatakan, ‘ayah dan ibuku menjadi tebusanmu wahai Rasulullah,
berilah saya nasihat sehingga Allah memberikan manfaat kepadaku berkat nasihat
itu.’” Lalu Rasulullah saw berkata, ‘aku akan memberi nasihat kepadamu, engkau
ini sangat mulia dan mendapat tempat di sisi kami. Wahai Abu Dzar, engkau
adalah bagian dari Ahlulbayt kami, sesungguhnya aku akan memberikan
nasihat-nasihat yang agung kepadamu, maka engkau, dalam pikiran dan amal,
jagalah, karena itu menghimpun seluruh
kebaikan. Kalau engkau menjaganya dan melaksanakannya, maka engkau akan
mendapatkan keuntungan yang besar, rahmat ilahi, kebaikan dunia dan kebaikan
akhirat.’ “
Petuah
1
Wahai Abu Dzar, sembahlah Allah
seolah-olah engkau melihat-Nya, jika engkau tidak bisa melihat-Nya, Dia
melihatmu.