Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Minggu, 15 Juli 2012

Sampang dan Peradilan Sesat (2-habis)


Oleh: Hertasning Ichlas* 

Hukum yang tersesat
Ustadz Tajul Muluk (kiri) saat mengikuti sidang pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Sampang, Madura, Kamis (12/7).
Tajul Muluk dan pengikutnya Muslim Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Omben, Sampang sebenarnya adalah korban. Semula dirinya dan warga Syiah kerap diintimidasi dan diancam keselamatannya oleh sekelompok pihak yang tak suka dengan sepak terjang Tajul Muluk dan ajaran Syiah.

Sebagai solusinya, Tajul rela terusir ke luar Sampang. Dia menuruti kehendak itu demi kepentingan ratusan warga Syiah pengikutnya dan demi ketentraman kampungnya.

Sampang dan Peradilan Sesat (1)

Ustadz Tajul Muluk (kiri) saat mengikuti sidang pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Sampang, Madura, Kamis (12/7).
Oleh: Hertasning Ichlas* 

Tanggal 12 Juli 2012 bertempat di Pengadilan Negeri (PN) Sampang, akhir sebuah kriminalisasi terhadap Ustad Tajul Muluk yang berpaham Syiah dan dianggap menyebarkan ajaran sesat ditutup dengan gagah oleh vonis ketua majelis hakim dengan menghukum Tajul Muluk berdasarkan dalil Penodaan Agama Pasal 156a KUHP selama dua tahun penjara dikurangi masa tahanan.

Tajul Muluk dengan suara lantang mengajukan banding atas putusan tersebut. Mukanya menandakan marah dan kekecewaan. Bukan karena tak siap, tapi tak menyangka dasar hakim menghukumnya karena dirinya dianggap terbukti menyebarkan ajaran Alquran yang tidak asli.

Sabtu, 07 Juli 2012

Memperingati Hari Kelahiran Imam Mahdi, Ayatullah Shafi Menulis Syair

Ayatullah Luthfullah Shafi Ghulpaigani
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Luthfullah Shafi Ghulpaigani dalam rangka menyambut pertengahan Bulan Syaban yang agung menulis sebuah syair dalam bentuk Musammit dengan judul Hari Pembebasan.
Syair yang ditulis oleh Marja Taqlid ini adalah sebagai berikut:






Hari Pembebasan.

شُکر فراوان که از عنایت یزدان

بار دگر شد پدید نیمه‌شعبان

فخر زمین می‌کند به روضه‌ی رضوان

از قدم پیشوای عالم امکان

حضرت صاحب زمان ولیّ جهان‌بان


Jumat, 06 Juli 2012

Mengenal Imam Mahdi as dan Tugas Kita

Mushalla Al-husaini yang terletak di daerah Candi Banjaran, Jepara, kemarin (05/07), terlihat ramai. Pasalnya, di Mushalla itulah acara peringatan Milad Imam Mahdi afs diperingati. Tema yang diusung panitia kali ini adalah, ‘dengan nisfu sya’ban kita tingkatkan kesetiaan kepada Imam Mahdi as.’
Dalam acara yang dimulai sekitar pukul delapan malam itu, para hadirin, ikhwat dan akhwat yang berjumlah sekitar 350 orang, menimba ilmu dari Ustadz muda, Sayyid Muhammad bin Ali Bafaqih. Dalam ceramahnya, Sayyid Muhammad bin Ali Bafaqih mengutip sebuah ayat Al-qur’an yang berbunyi, “wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya kalian bersama orang-orang yang benar (ash-shadiqin).” (At-taubah : 119)

Makna Penantian


Ya Mahdi Adrikna!
Pada majlis peringatan hari lahirnya Imam Mahdi afs yang diselenggarakan Yayasan Islam Darut Taqrib Jepara di PONPES Darut Taqrib Jepara, Ustadz Miqdad Turkan, selaku pembicara, menjelaskan tentang makna penantian (Intidzar al-faraj).
Ustadz menjelaskan bahwa penantian ada dua: pasif; dan aktif. Penantian yang pasif yakni kita berkeyakinan bahwa misi Imam Mahdi afs adalah melakukan perubahan. Oleh karena itu, kita tak perlu berbuat apapun. Kita tak memiliki kewajiban untuk melakukan perubahan apapun. Lebih ekstrim lagi, ada yang berkeyakinan bahwa Imam Zaman afs hanya akan muncul jika kezaliman, kejahatan dan keburukan telah meliputi seluruh dunia. Maka, kita harus melakukan kezaliman, agar Imam cepat datang. Pemahaman seperti ini jelas-jelas salah dan menyimpang. Penantian yang benar adalah penantian aktif. Apa itu penantian aktif ?