Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Minggu, 30 September 2012

Pribumi Indonesia: Adalah Keturunan Rasulullah yang Bermazhab Ahlulbayt (Syiah) 2



Budaya Kejawen sebagai Metamorfosis Ajaran Islam Syiah di Pulau Jawa

Kaum muslim Syiah telah mempersiapkan sebuah kemasan baru untuk menghindari konflik dengan kaum muslim Sunni. Mereka atampaknya akan menerapkan kembali suatu strategi yang sering mereka praktekkan di timur tengah. Strategi itu disebut dengan taqiyah. Setelah di timur tengah, mereka tidak mempraktekkannya lagi ketika di Perlak. Tetapi di pulau Jawa ini tampaknya mereka harus menerapkannya lagi. Hal tersebut perlu karena persatuan diantara syiah dan sunni harus segera dilaksanakan secepatnya sebelum orang-orang barat datang ke Nusantara untuk melakukan penjajahan. Tetapi taqiyah yang mereka terapkan di pulau Jawa akan jauh lebih ekstrim daripada yang pernah mereka terapkan di timur tengah. Karena berdasarkan pada pengalaman sebelumnya bahwa adanya segitiga kepentingan, yaitu; syiah, sunni, dan non-muslim, kaum muslim sunni sukar menerima suatu koalisi dengan kaum syiah untuk menghadapi non-muslim seperti Sriwijaya atau Majapahit, tanpa menimbulkan kerugian pada kaum muslim syiah. Padahal lawan non-muslim yang akan dihadapi kaum muslimin di masa depan adalah orang-orang Eropa yang lebih kuat.

Pribumi Indonesia: Adalah Keturunan Rasulullah yang Bermazhab Ahlulbayt (Syiah) 1

Masjid Kerajaan Perlak, Aceh



Saya orang Jawa, walaupun begitu saya tertarik sekali dengan asal-usul bangsa Indonesia dan keislamannya, berangkat dari situ saya melakukan literatur research pada wilayah Aceh dan Jawa. Pada akhir penelitian saya dapatkan kesimpulan bahwa yang pertamakali mengislamkan pribumi Nusantara adalah kaum muslimin keturunan Rasulullah yang bermazhab syiah. Suku-suku Pribumi Nusantara yang Islam atau yang telah memiliki tradisi Islam yang lama, seperti Aceh, Banjar, Makasar, Jawa, Sunda, Minang, Gorontalo, Lombok, Palembang, Kutai, Lampung, Ternate, dan daerah-daerah lain yang telah memiliki tradisi Islam yang lama sebenarnya merupakan orang-orang yang moyang mereka adalah keturunan Rasulullah yang bermazhab Syiah yang pertamakali mendarat di Nusantara di Aceh.
Sebenarnya saya sudah susun hasil penelitian ini menjadi sebuah buku, saya ingin sekali menerbitkannya. Akan tetapi kendalanya kemudian muncul disini. banyak penerbit yang khawatir dengan kontroversi yang ditimbulkan dari tulisan saya. terutama kekhawatiran mereka dengan tulisan saya yang mengetengahkan bahwa asal-usul nenek moyang kita adalah keturunan Rasulullah yang bermazhab Syiah dan bahwa orang Syiah lah yang mengislamkan penduduk Nusantara di Aceh dan Jawa untuk pertamakalinya. Hal ini akan mengganggu ketenangan para penganut islam mainstream (ahlus sunnah), apalagi penganut wahabi dan demikian pula ketenangan para habaib, yang mana sementara ini para habib-lah yang merasa bahwa mereka adalah satu-satunya kelompok yang merupakan keturunan Rasulullah di Nusantara.
Penelitian saya mengambil metode arkeologis dan antropologi sejarah. pokok inti permasalahan yang menghasilkan kesimpulan diakhir penelitian yang saya ambil berawal dari fakta-fakta yang seharusnya akan sudah sejak dahulu menggelitik rasa penasaran para ahli sejarah Nusantara jika mereka mau membuka mata pikiran dan mata hatinya. diantara fakta-fakta yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:

Kamis, 13 September 2012

Ketika Rahbar Membuat Menlu Pakistan Berbusana Muslimah Rapih

Busana beda Hina Rabbani Mentri Luar Negeri Pakistan di hadapan Imam Khamenei menyulut pelbagai reaksi di sebagain media-media internasional dan dunia Islam.
Sebagian media-media Arab dan Islam menilai hijab sempurna Hina Rabbani sebagai tanda penghormatan khusus semua umat Islam dunia kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dan posisi istimewa beliau di tengah-tengah umat Islam.

Sulitnya Anak Warga Syiah Bersekolah

11 Sep. 2012 TEMPO.CO, Sampang–Memasuki hari ke-20 di pengungsian, Muhaimin mulai jenuh. Anak Hamamah, warga Syiah Sampang yang tewas dalam penyerangan massa pada 26 Agustus silam, itu ingin segera kembali ke sekolah. Kegiatannya sehari-hari adalah membantu mengurus ransum untuk pengungsi. “Ingin sekolah biar hilang jenuh dan stres di pengungsian,” katanya Senin 10 September 2012.

Muhaimin adalah satu dari 15 anak warga Syiah yang bertahan di pengungsian. Teman-temannya yang lain sudah diam-diam keluar dari pengungsian sejak beberapa hari lalu. Terakhir pada Ahad lalu, lima anak pengungsi berusia 13-14 tahun hengkang dari pengungsian yang dijaga ketat polisi dan aparat dari Pemerintah Kabupaten Sampang.