Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Sabtu, 20 Februari 2010

Kelahiran Imam Mahdi al-Muntadzar afs (‘Ajjalallahu Farajahu asy-Syarif)


           
I5 Sya'ban
Imam Mahdi adalah imam ke-12, lahir pada tanggal 15 sya’ban 225h/868m. Di Samarra’ Irak. Ayahnya adalah imam ke-11 imam Hasan al-askari as dan ibunya seorang wanita mulia, Nargis, dikenal dengan nama Susan juga Shaiqal. Nargis adalah putri kaisar romawi, Yusy’a.
            Ketika masih berada di Roma, ibunda Al-mahdi telah menyaksikan berbagai mimpi yang aneh. Pada suatu saat ia bermimpi melihat Nabi Muhammad saww dan Isa al-masih menikahkannya dengan imam Hasan al-askari. Dalam mimpinya yang lain ia bermimpi bahwa ia masuk islam karena ajakan Sayyidah Fathimah as. Akan tetapi, akan tetapi ia menyembunyikan keislamannya hingga terjadi perang antara kaum muslimin dengan penduduk Romawi yang dipimpin langsung oleh kaisar Romawi.

Dalam mimpinya ia disuruh bersembunyi bersama para budak dan pembantu serta berjalan bersama sekelompok pasukan menuju perbatasan. Ibunda Al-mahdi ini melaksanakan apa yang ia lihat dalam mimpinya. Ketika sampai di perbatasan, mereka ditawan oleh mata-mata kaum muslimin. Selanjutnya para tawanan itu dibawa ke Baghdad. Di Baghdad ibunda Al-mahdi ini menjadi budak yang kemudian dibeli oleh imam Ali al-hadi as (kakek imam Mahdi as) di Samarra’. Ketika itu imam memberitahu bahwa dirinya (Nargis) akan menjadi istri imam ke-11(imam Hasan al-askari as) dan ibu bagi seorang putra yang akan menguasai dunia dan memenuhinya dengan keadilan. Kemudian ibunda Al-mahdi ini diajari hukum-hukum islam oleh Hakimah (saudara imam Ali al-hadi as) kemudian dinikahkan dengan imam Hasan al-askari. (Al-bihar, juz 51, hlm 6-11; syaikh thusi, al-ghaibah, hlm 124-128 dan syaikh saduq, kamaluddin, juz 2, hlm 90-96)
            Kebiasaan Hakimah tiap kali berkunjung ke Imam Hasan al-askari adalah berdoa agar Allah segera menganugerahinya seorang putra. Ia berkata, “aku mengunjunginya dan aku selalu berdoa seperti yang kuucapkan dalam doa”. Imam berkata “wahai bibi, sungguh apa yang kamu minta kepada Allah agar Allah menganugerahiku seorang putra, malam ini akan lahir”(Al-bihar, juz 51, hlm 25)
            Hakimah berkata, “suatu hari aku duduk dirumah imam Hasan al-askari hingga matahari mulai tenggelam. Ketika aku akan pergi imam berkata ‘hai bibi, bermalamlah di rumahku, akan lahir malam ini seorang bayi yang karenanya Allah akan menghidupkan bumi ini setelah kematiannya’. Hakimah melanjutkan ‘lalu aku pergi menuju Nargis, aku balik ia dalam keadaan terlentang dan aku tidak melihat tanda-tanda kehamilan padanya’. Aku kembali pada imam dan kuceritakan apa yang telah kulakukan. Beliau tersenyum dan berkata ‘apabila fajar tiba, akan tampak bagimu tanda-tanda kehamilannya, sebab sama seperti ibunya Musa as yang tanda-tanda kehamilannya tidak diketahui oleh seorangpun hingga datang waktu melahirkan… Dan bayi ini menyerupai Musa as (yang akan melipat kerajaan firaun)’ ”
            Hakimah berkata, “aku terus mengawasinya hingga fajar. Sementara Nargis tidur di hadapanku dengan nyenyak dan tidak bergerak sama sekali, hingga waktu fajar tiba ia duduk ketakutan. Imam al-askari berteriak ‘bacakan untuknya surat al-qadr’, aku membacakannya dan Nargis berkata ‘apa yang diberitahukan kepadamu kini telah nampak’. Lalu aku membacakan surat tersebut, ternyata janin dalam perut itu menjawabku dan ikut membaca apa yang kubaca, serta memberi salam kepadaku. Aku takut dengan apa yang aku dengar. Lalu imam Al-askari as berteriak kepadaku ‘jangan heran dengan ketentuan Allah, sesungguhnya Allah-lah yang membuat kami berbicara dengan penuh hikmah di masa kecil dan menjadikan kami sebagai hujah-Nya saat kami dewasa.’
            Belum selesai imam berbicara kepadaku, tiba-tiba Nargis hilang dari pandanganku, seakan antara aku dan ia tertutup hijab. Aku kembali kepada imam sambil berteriak. Imam berkata ‘kembalilah wahai bibi, kamu akan menemukannya berada di tempatnya’. Lalu aku kembali dan tak seberapa lama terbukalah hijab tersebut yang sangat bercahaya. Aku saksikan seorang bayi dalam keadaan bersujud, rukuk dengan kedua kakinya, mengangkat jari telunjuknya ke langit sambil berucap ‘aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah satu-satu-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa kakekku adalah utusan Allah dan ayahku adalah Amirul mukminin’ kemudian bayi itu menyebut nama-nama imam satu demi satu hingga namanya sendiri. Lalu bayi itu berdoa ‘ya Allah, laksanakanlah janjiku untukku, sempurnakanlah urusanku untukku, kuatkanlah kakiku dan penuhilah bumi ini dengan keadilan dan kebenaran karena aku’ ”. ( Al-bihar, juz 51, hlm 12-14 dan syaikh Saduq, hlm 100-102). Diambil dari buku sejarah 14 maksum jilid 3 karya Lajnah At-tahrir dengan sedikit perubahan kata.  “ACTION IS BETTER THAN WORDS”                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar