Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Jumat, 31 Desember 2010

Berjalan di Atas Bara Api, Upacara Duka Sekte Hindu di Bulan Muharram

Berjalan di atas bara api adalah amalan yang telah sangat dikenal dalam agama Hindu. Namun mengkhususkan hal tersebut selama bulan Muharram menjadi sangat istimewa.
Menurut Kantor Berita ABNA, salah satu sekte dari agama Hindu yang bermukim di desa Tamil Nadu, India  selama bulan Muharram setiap tahunnya melakukan upacara khusus dengan berjalan di bara api. Di desa tersebut bermukim sekitar 400 keluarga dan kesemuanya beradama Hindu dan tak seorangpun penduduk desa tersebut beragama Islam. Namun setiap tahunnya mereka menghormati bulan Muharram dengan mengadakan upacara dan acara peringatan khusus.

Upacara ini dimulai pada subuh hari pada hari Jum’at, sekitar 25 orang laki-laki dengan kaki telanjang berjalan di atas bara api. 5 hari sebelum memasuki bulan Muharram mereka membakar tanah liat dan memanggangnya di atas api membara selama 5 hari berturut-turut. Kaum perempuanpun ikut dalam upacara tersebut. Namun bedanya, selain berjalan di atas tanah yang panas membara tersebut dengan kaki telanjang mereka juga mengenakan kain untuk menutupi kepala mereka sehingga tampak seperti sedang mengenakan jilbab dan mereka membawa keranjang di atas kepala-kepala mereka sambil berjalan. Menurut mereka, bulan Muharram adalah bulan duka cita, sehingga tidak layak untuk mengisinya dengan kegembiraan dan suka cita. Mereka melakukan hal tersebut untuk merasakan kepedihan sehingga menutup kemungkinan mereka untuk tersenyum dan gembira di bulan tersebut.
Selain itu, mereka meyakini bahwa setiap orang harus saling menghormati dan menghargai meskipun berbeda pemahaman dan agama. Karena bagi mereka Tuhan tidak membeda-bedakan makhluknya. Dikabarkan bahwa 40 tahun sebelumnya, di desa tersebut terdapat beberapa keluarga muslim, namun karena suatu sebab kesemuanya hijrah dan meninggalkan desa tersebut. Selama bermukim di desa tersebut mereka mendirikan sebuah masjid dengan nama, “Fatimah Nachiyar”. Di tempat tersebut mereka shalat dan do’a bersama. Sampai sekarang masjid tersebut masih terjaga, namun digunakan oleh penduduk setempat yang kesemuanya Hindu untuk berdo’a bersama. Menurut mereka, Fatimah adalah malaikat yang menjaga keselamatan dan keamanan desa tersebut. Karena itu, nama Fatimah bagi mereka adalah nama yang sangat agung dan suci.
Tempat peribadatan mereka yang lain mereka namakan Maryaman, bedanya di Maryaman terdapat patung-patung sementara di Fatimah Nachiyar mereka biarkan apa adanya sebagaimana awalnya, yaitu tidak terdapat satupun patung-patung sembahan.
Patut di sampaikan, sebagaimana fatwa-fatwa ulama Syiah, menyiksa diri untuk menghormati Muharram adalah amalan yang diharamkan. Sumber :
http://www.darut-taqrib.org/berita/2010/12/25/berjalan-di-atas-bara-api-upacara-duka-sekte-hindu-di-bulan-muharram/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar