Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Sabtu, 11 Februari 2012

Masa Depan Agama dan Negara Di Tangan Pemuda


Jangan Remehkan Pemuda
                Rasulullah saww bersabda, “aku berpesan kepada kalian agar memperlakukan anak-anak muda dengan baik, karena hati mereka sangat lembut. Sesungguhnya, Allah mengutusku sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan sehingga anak-anak muda menyambutku, sedangkan orang-orang tua menentangku. Kemudian beliau membaca ayat, ‘kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang fasik.(al-hadid : 16)’ ” (Syabab Quraisy, hal 1)

                Seperti yang sudah diketahui, pemuda zaman sekarang, setidaknya di Indonesia tercinta ini, mulai bangga meniru budaya-budaya asing yang bertentangan dengan semangat islam. Hedonisme mulai tertancap di dada kawula muda. Islam hanya tertera dalam KTP. Kegiatan keagamaan dicap sebagai ritual membosankan yang mesti dijauhi. Jika keadaan ini terus dibiarkan, dapat dipastikan, masa depan islam akan suram. Lantas, siapakah yang harus disalahkan ? para musuh yang tak pernah berhenti menyerang umat islam ? atau umat islam sendiri yang terbujuk rayuan musuh ? mungkin saja kedua-duanya. Yang jelas, musuh tak pernah lelah menyerang kita, lewat beribu cara, jadi kita harus membentengi diri kita sekuat tenaga, sedini mungkin. Maka, diperlukan kerja sama yang apik antara orang tua dan anak muda. Orang tua mendidik anak muda dengan didikan islam yang luhur, dan para pemuda berjuang menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan musuh masuk dan merusak kita, umat islam !
                Jika kita kembali membuka lembaran sejarah Nabi saww, kita dapati kenyataan bahwa beliau saww menaruh perhatian besar terhadap para pemuda. Alias, kaum muda layak diperhitungkan. Hadits pembuka di atas cukup gamblang menjelaskan hal ini. Hadits dan ayat diatas mengisyaratkab bahwa hati dan nalar kaum muda cenderung terbuka dan masih mau serta mampu menelaah realitas kehidupan. Masa muda adalah masa pencarian identitas diri. Tak ayal, para pemuda lebih bersifat kritis dan terbuka. Para pemuda akan terus mencari kebenaran, jati diri, dan apapun yang ingin mereka ketahui. Imam Khomeini qs pernah berkata, “para pemuda diberi keistimewaan oleh Allah untuk dapat meraih suatu dalam waktu singkat yang tidak akan dapat diraih mereka dengan sungguh-sungguh sepanjang 50 tahun sekalipun; ke tempat yang hanya diinginkan Allah, yaitu mencari syahadah” Beliau melanjutkan, “ini merupakan masalah yang sangat penting yang benar-benar harus diperhatikan, ini bukan masalah biasa.“
                Ya, pemuda memainkan peran penting dalam keberhasilan agama maupun negara. Tak salah, jika Rasul saww benar-benar memerhatikan pemuda. Mari kita lihat beberapa contohnya.
1.       Mush’ab bin Umair, Duta Pertama Nabi saww
Seperti yang dicatat sejarah, Nabi mengutus Mush’ab bin Umair untuk menyebarkan islam di Yastrib (Madinah) atas permintaan As’ad bin Zurarah, pemuka Yastrib.
Mush’ab adalah pemuda yang berwibawa, cerdas, serta tampan. Lewat kepandaiannya, Sa’ad bin Muadz dan Usaid bin Huzair, pemuda Bani Abd Al-asyhal, memeluk islam. Yang kemudian diikuti oleh seluruh anggota Bani Abd Al-asyhal. Bahkan, Mush’ab menjadi imam salat jum’at pertama di Yastrib. (Usd Al-ghaibah, jil. 5, hal. 176, hadits no. 4936)
Yang harus diperhatikan disini ialah kepercayaan penuh Nabi saww terhadap Mush’ab bin Umair. Karena ini adalah perwakilan pertama Nabi, maka ‘sudah sepantasnya, bila untuk tugas yang sangat penting ini dipilih oleh seseorang yang memiliki kecakapan dan kelayakan yang diperlukan.’ (M. Rey Syahri dalam bukunya, Penebar Rahmat, hal. 179)
Kita bisa memandang hal ini sebagai bentuk perhatian penuh Nabi saww terhadap kaum muda.

2.       Uttab bin Usaid, Gubernur Pertama Mekkah
Dalam pengangkatan Attab bin Usaid sebagai gubernur, Rasulullah saww menulis surat kepadanya, ‘Rasulullah mengangkat Uttab bin Usaid yang berusia 21 tahun untuk menjadi walikota Mekkah. Beliau menyuruhnya agar mengimami salat orang-orang. Dia adalah pemimpin pertama yang mengimami salat berjamaah setelah penaklukan Mekkah’ (Al-sirah Al-halabiyyah, jil. 3, hal. 104)
Sekali lagi, Nabi merasa bahwa usia muda bukanlah penghambat untuk mendapat tanggung jawab besar.

3.       Usamah bin Zaid, Komandan Perang Melawan Romawi
Umurnya masih 18 tahun, ketika Nabi mengangkatnya sebagai komandan pasukan islam. Pengangkatan ini, sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, mendapat kritikan dan penolakan dari sebagian sahabat. Mendengar penolakan ini, Nabi saww, yang saat itu tengah sakit, keluar dari rumah dan naik ke mimbar. Setelah memuji Allah, beliau bersabda, “wahai manusia ! Saya sangat sedih karena penundaan keberangkatan tentara itu. Nampaknya, kepemimpinan Usamah tidak disukai oleh sebagian dari Anda. Dan Anda pun mengajukan kebaratan. Namun, keberatan dan pembangkangan Anda ini bukanlah pertama kali. Sebelum ini, Anda juga mengkritik kepemimpinan Zaid, ayah Usamah. Saya bersumpah demi Allah bahwa ia pantas untuk jabatan ini, begitu pula putranya. Saya menyayanginya. Wahai manusia ! berlaku baiklah kepadanya. Ia salah seorang yang baik di antara Anda sekalian.”
                Menurut Ayatullah Ja’far Subhani, dalam bukunya Ar-risalah, menjelaskan setidaknya ada dua alasan penunjukan Usamah sebagai komandan perang. Pertama, beliau hendak mengimbali Usamah karena musibah yang menimpanya dengan gugurnya ayahnya di medan perang Mu’tah, sekaligus mengangkat kepribadian dan kemampuannya. Kedua, beliau hendak menghidupkan pembagian kerja dan jabatan atas dasar kepribadian dan kemampuan, dan hendak menjelaskan bahwa jabatan dan kedudukan umum hanya menuntut kemampuan dan kecakapan, dan tidak ada kaitannya dengan usia, sehingga orang-orang muda dapat mempersiapkan diri untuk tugas umum yang penting. (Ar-risalah : Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW, hal. 667)
                Dari ketiga pemuda ini, dapat ditarik hikmah bahwa kaum muda pantas mendapatkan tanggung jawab dan tugas dalam menyebarkan dan menjaga islam. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasul saww sendiri. Beliau tak segan-segan menunjuk para pemuda untuk memikul tanggung jawab yang lumayan berat seperti duta ke Yastrib, gubernur Mekkah dan komandan perang.

Referensi :
Ar-risalah : Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW; Ayatullah Ja’far Subhani
Penebar Rahmat : Muhammad Menurut Muhammad, Muhammad Rey Syahri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar