Ustadz Miqdad Turkan |
Ta’lim dilaksanakan untuk
memperingati milad imam Ali bin Abi Thalib as, di masjid Imam Mahdi afs, Jum’at
(25/05). Berikut poin-poin pentingnya:
~. Untuk mengetahui sejarah para imam,
kita bisa membaca buku-buku sejarah. Namun, untuk memahami perilaku para imam,
perlu penjelasan dan perenungan yang tinggi.
~. Siapapun yang mempelajari sejarah
imam Ali as dari segala sisinya, akan menginspirasikan perubahan dalam dirinya.
~. Salah seorang sahabat imam Ali yang
bernama Isbath bin Nubatah mengisah: Selepas menemani Imam sepanjang hari, ia
pulang bersama Imam ke rumah. Karena lelah, Isbath langsung berbaring di depan
rumah Imam. Belum juga tertidur, Isbath melihat Imam sudah terjaga kembali dan
hendak keluar. “Apa yang Anda inginkan, Imam?” Isbath bertanya. Jawaban Imam
membuatnya terkejut, “aku ingin salat beberapa rakaat untuk Tuhanku.” “Tidakkah
engkau ingin beristirahat sedikit, tuanku?” Imam menjawab, “bagaimana mungkin
aku bisa tidur? Jika aku tidur di siang hari, aku telah menyia-nyiakan kesadaranku.
Dan jika aku tidur di malam hari, maka aku telah menyia-nyiakan diriku (di
hadapan Tuhanku.)”
~. Kisah ini mengajarkan bahwa
hidup
ini adalah kenyataan/realitas. Kita harus serius menjalani kehidupan ini.
~. Sepanjang hidup, imam Ali as selalu
beribadah, berdakwah, bekerja keras, membantu orang lain, dan berkhidmat tanpa
putus.
~. Imam tidak menyukai orang-orang yang
rajin beribadah, namun penghidupannya bergantung kepada orang lain. Rasul saw
bahkan menyatakan, “orang yang bekerja keras untuk keluarga, maka ia seperti
berjihad di jalan Allah swt.”
~. Selaku seorang pecinta Ali, kita
mesti giat dan rajin bekerja serta berkhidmat. Kita tidak diperkenankan menjadi
orang yang tak peduli dan kikir. Kita juga mesti memiliki semangat yang tinggi
dalam memakmurkan bumi, yang merupakan perintah Allah dalam al-Qur’an.
~. 3 faktor yang mendorong seseorang
giat dan semangat: 1) kesadaran akan kehidupan yang nyata. Hidup penuh dengan
rintangan. Kita tidak bisa santai. Inilah yang membuat seseorang bangkit. 2) Lingkungan
yang mendorong pergerakan. Jika lingkungan malas, kita pun akan menjadi malas. Dan
tahap pertama dari lingkungan adalah keluarga. 3) pendidikan dan pemahaman
tentang agama. Jika pemahaman tentang agama itu benar, maka kita akan selalu
mencari kebenaran. Misal, makna zuhud.
Jika kita memahami zuhud sebagai ‘menjauhi
dunia’ (pemahaman yang salah), maka kita akan menjadi orang-orang yang
terpinggirkan. Namun, jika kita memaknai zuhud sebagai ‘tidak bergantung pada
dunia’, maka kita akan selalu berusaha memperbaiki diri dan lingkungan. Para imam
semisal imam Hasan dan imam Ja’far adalah orang-orang yang berkecukupan, namun
hati mereka tak sedikitpun bergantung pada dunia. Inilah pemahaman tentang
zuhud yang benar.
~. Kita bisa melakukan semua ini jika
kita mencontoh imam Ali bin Abi Thalib as.
~. Imam berpesan, “kalian tidak akan
bisa berbuat seperti aku, namun bantulah aku dengan kesadaran dan kerja keras.”
Juga, “sungguh, kami tak bisa menjamin apapun dari Allah atas kalian, kecuali
kalian iringi dengan amal saleh.”
~. Sekarang kita berhadapan dengan
tantangan besar. Dibutuhkan keberanian yang kokoh.
~. Orang yang memiliki keyakinan yang
benar, tidak akan takut menghadapi apapun dan siapapun.
~. Kita memiliki tanggung jawab besar
di sisi Allah swt. Maka, buatlah acara peringatan syahadah maupun wiladah para
maksumin as di mana saja. Itulah yang membuat kita dengan Ahlulbayt.
Jepara, 25 Mei 2013/14
Rajab 1434
Farazdaq Khuza’i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar