Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Kamis, 17 Februari 2011

Pertanyaan-pertanyaan Seputar Keghaiban Imam Zaman afs


Al-'ajal Ya Mahdi
                Kebanyakan dari kita (termasuk saya) sering mempertanyakan keghaiban Imam zaman. Kita sering bertanya, di manakah beliau afs ? kenapa beliau tidak menampakkan diri ? bukankah beliau pasti dijaga Allah dari musuh-musuh-Nya ? dst
Pertanyaan-pertanyaan di atas sah-sah saja, jika niat yang mendorong kita baik. Yakni, kita hendak mencari tahu kebenaran kemudian kita meyakini kebenaran tersebut.
Pada kesempatan ini, kami mencoba menjawab beberapa pertanyaan tentang keghaiban imam zaman afs.

Pertanyaan pertama :
‘kenapa imam Mahdi afs harus ghaib ? bukankah imam dibekali ilmu yang mampu meluluh-lantahkan kejahatan !?’
Jawaban :

                Sebelum melangkah lebih jauh, kita harus menelaah dulu hal berikut ini.
Bahwasannya, keberhasilan perubahan sosial (yang merupakan misi utama Imam zaman) tergantung pada syarat dan kondisi tertentu. Di mana tujuan revolusi tidak akan terjadi jika syarat dan kondisinya tidak mendukung. Kita meyakini bahwa sebagian syarat dan kondisi revolusi Imam zaman adalah unsur ghaib dan samawi, namun dalam pelaksanaan revolusi besar ini tetap bergantung pada unsur-unsur real yang ada. Bukti nyatanya ialah setelah dunia diliputi awan jahiliah selama lima abad (fatrah), langit masih tetap menunggu kesempatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk menurunkan risalah terakhir nabi Muhammad saww. Ini bermakna, ketergantungan pada kondisi tertentu untuk menjalankan revolusi menuntut hal yang demikian meski dunia membutuhkannya sejak lama.
                Dalam sebuah revolusi, kondisi dan situasi memiliki andil besar, baik yang bersifat umum maupun khusus.  Misalnya dalam revolusi islam Iran yang sukses di bawah pimpinan imam Khomeini qs. Situasi umum yang berlaku saat itu ialah mulai bosannya rakyat dengan pemerintahan tiran rezim Pahlevi. Sedangkan keberhasilan imam Khomeini dalam menjaga hubungan tidak langsung beliau dengan warga Iran bisa digolongkan sebagai faktor kedua dalam keberhasilan revolusi islam Iran. Sebab, jika terjadi sesuatu pada imam Khomeini, mungkin revolusi tersebut tidak akan berhasil.
                Sunnatullah (ketetapan Allah yang tak bisa diubah-ubah) menetapkan bahwa keberhasilan revolusi ilahiah tergantung pada kondisi dan situasti tertentu. Meskipun Allah dengan mudah menyingkirkan segala macam penghalang revolusi ilahiah, dan menciptakan kondisi yang cocok  untuk revolusi , Allah tidak akan menempuh cara ini, karena sangat bertentangan dengan keadilan-Nya. Allah swt berfirman ‘Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merubah apa yang ada dalam dirinya’ (q s Ar-ra’d : 11). Walau demikian, Allah akan tetap menjaga wakil-Nya dengan pertolongan-Nya yang ghaib. Misalnya, pertolongan Allah ketika Nabi saww hendak dibunuh oleh orang Yahudi, kemudian Allah melumpuhkan tangan orang Yahudi tersebut, sehingga gagallah rencana keji itu. (Biharul anwar, jil 18, hal 47, 52, 60, 75, bab mukjizat nabi)
                Berangkat dari kenyataan ini, sekarang mari kita lihat dan pelajari situasi yang ada pada zaman keghaiban Imam. Revolusi Imam zaman sama dengan revolusi yang lainnya, yang untuk mewujudkannya tergantung pada syarat dan kondisi yang ada. Sebab, revolusi Imam zaman bersifat mendunia. Beliau afs mengemban amanat besar yaitu mengeluarkan seluruh manusia dari kegelapan menuju cahaya. Proses reformasi besar ini tidak cukup dengan turunnya sebuah risalah dan adanya pemimpin agung. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa jika (turunnya risalah dan adanya pemimpin agung) sudah dapat menjadi faktor kemenangan sebuah revolusi, maka semestinya revolusi ini telah berhasil pada zaman kenabian lantaran semua syaratnya sudah ada. Akan tetapi, keberhasilan itu menuntut situasi dunia yang sesuai dan membantu untuk terwujudnya proses reformasi dunia yang diinginkan. Setidaknya, ada dua sisi yang memperkuat pandangan ini.
                Dari sisi insaniah. Perasaan manusia akan kefanaan merupakan faktor utama untuk menerima misi keadilan Imam zaman afs. Perasaan akan kefanaan ini terbentuk dan semakin kokoh melalui bermacam-macam pengalaman peradaban yang pernah dialaminya, sehingga terbebani dengan kenegatifan apa yang dibangun dan mengetahui kebutuhannya akan pertolongan serta dengan fitrahnya akan memerhatikan hal ghaib dan tidak diketahui. Rasulullah saww bersabda ‘wahai Ali, ...pada waktu itu negeri-negeri dunia mengalami perubahan, lemahnya para hamba dan keputus-asaan dari terbukanya harapan, maka pada waktu itulah muncul al-Qaim al-Mahdi dari keturunanku...’ (Yanabi’ul Mawaddah, hal 44)
Hadits di atas membenarkan pandangan ini. Bahwa revolusi akan terjadi ketika kondisi sudah memungkinkan. Artinya, meski Imam diberi bekal ilmu ghaib dari Allah, namun Imam harus menunggu hingga waktu dan kondisi yang tepat untuk memulai revolusi agungnya. Ini yang pertama.
                Yang kedua, dari sisi materi. Syarat-syarat kehidupan materi modern mungkin lebih bisa mewujudkan misi keadilan di atas dunia ketimbang syarat-syarat dan kondisi dahulu seperti masa keghaiban kecil. Dari Ibnu Maskan yang mengatakan ‘aku mendengar Abu Abdillah ash-shadiq as berkata ‘sesungguhnya seorang mukmin pada zaman al-qoim dapat melihat saudaranya yang berada di belahan dunia barat meski ia berada di belahan dunia timur. Demikian juga yang berada di barat dapat melihat saudaranya yang berada di timur.’ (biharul anwar, jil 52, hal 391)
Ya, seperti inilah kondisi yang memungkinkan terjadinya revolusi al-Mahdi afs. Dengan uraian di atas dapat diambil kesimpulan  (yang kemudian digunakan untuk menjawab pertanyaan diatas) bahwa menilik kondisi pada masa keghaiban imam, besar atau kecil, meniscayakan keghaiban beliau. Kita tidak bisa berasumsi bahwa Allah swt telah memberikan beliau afs kekauatan hebat, sehingga dengan mudahnya memulai revolusi. Artinya, Allah harus mengghaibkan beliau dulu, hingga waktu syarat dan kondisi telah mendukung untuk melakukan reformasi ilahi yang akan dikibarkan oleh beliau, Shohibul asri wa zaman, al-Imamul Mahdi al-Muntadzar afs.

Pertanyaan kedua :
Mengapa imam Mahdi menghilang ? kenapa beliau tidak muncul sekarang ? kapan beliau akan datang ?
Jawaban :
                Pertanyaan-pertanyaan ini saling berkaitan. Hal yang ingin ditekankan pada pertanyaan diatas ialah ‘kenapa keghaiban imam Mahdi sedemikian lama sehingga tak diketahui kapan beliau datang ?’ di sini akan kami jelaskan beberapa jawaban, antara lain :
Pertama, jawaban yang paling mudah ialah bahwa ini merupakan kehendak Allah swt. Hanya Allah yang tahu dan berhak menentukan kapan Imam zaman akan datang. Pertanyaan di atas sama naifnya dengan pertanyaan ‘mengapa ada orang yang rupawan dan ada yang jelek ?’ Ini kehendak-Nya.
Kedua, untuk menguji kita. Allah bisa saja memasukkan kita semua ke dalam surga secara langsung. Tapi Dia tak akan melakukan itu. Kita harus diuji oleh-Nya terlebih dahulu. Ketika kita hidup tanpa mengetahui keberadaan Imam maksum kita, apakah kita tetap berpegang teguh pada ajaran Ahlulbayt ataukah tidak ?
Ketiga, Imam zaman akan segera datang (tidak ghaib lagi) setelah umat siap menerimanya. Sejarah membuktikan bahwa umat manusia tak pernah siap menerima risalah langit. Dari zaman para nabi hingga para imam, para utusan langit selalu dibunuh. Para rasul didustakan dan dibunuh, begitu juga para imam Ahlulbayt. Ini kenyataan yang harus diterima, senang atau tidak. Kenyataan ini akan terus terjadi hingga saat di mana manusia membutuhkan imam suci yang ditunjuk Allah untuk mengatur mereka, karena manusia sudah tak mampu lagi memecahkan masalah mereka sendiri. Ketika kondisi ini terjadi di seluruh dunia, ketika seluruh ideologi sudah tak dipercayai manusia lagi, dan ketika seluruh manusia mengangkat tangan dan meminta pertolongan, saat itulah manusia siap menerima Imam Mahdi afs. Mereka tak akan membunuh beliau, mereka akan menerimanya. Imam Muhammad al-baqir as berkata ‘al-qaim tidak akan bangkit kecuali umat manusia dalam ketakutan yang luar biasa’ (Biharul anwar, jil 52, hal 123)
Imam Ali al-murtadha as pernah menggambarkan kondisi diatas sebagi berikut, ‘dan sungguh akan ada yang menggantikanku dari Ahlulbaytku, dan itu terjadi setelah masa ketakutan luar biasa akibat dahsyatnya cobaan yang terjadi di zaman itu dan terputusnya harapan manusia’ (Biharul anwar. Jil 32, hal 9)
Dua hadits di atas sangatlah jelas. Bahwa Imam Mahdi akan muncul ketika keputus-asaan mencapai puncaknya, sehingga apabila Imam zaman muncul, manusia akan menerimanya dengan harapan Imam zaman dapat menyelesaikan semua problema mereka.
Dimanakah Bahtera Penyelamat Itu ?
Keempat. Imam Mahdi akan datang ketika beliau memiliki 313 pembantu dan orang-orang paling beriman. Imam Mahdi juga manusia yang butuh pada syarat-syarat yang bersifat materi. Jika kita kembali tengok sejarah, para imam sebelumnya tak memiliki sahabat yang benar-benar setia, kecuali beberapa orang saja. Dalam riwayat disebutkan, salah satu pengikut Ahlulbayt dari Khurasan datang ke Madinah untuk menemui imam Ja’far ash-Shodiq as. Ia melaporkan kepada imam bahwa di Khurasan sangat banyak syi’ah Ali. Ia kemudian bertanya mengapa imam tidak memberontak ? kebetulan, di sampingnya terdapat oven besar. Imam hendak mengujinya. Imam menyuruhnya masuk kedalam oven besar tersebut. Namun orang itu tak berani. Saat itu datanglah salah seorang sahabat imam yang bernama Yahya bin Barmaki. Imam menyuruhnya masuk ke dalam oven besar tadi, Yahya pun masuk. Imam lantas bertanya kepada orang Khurasan tadi, adakah yang sesetia Yahya di Khurasan sana ? orang itu tak berani menjaminnya. Akhirnya, imam menyuruh Yahya keluar. Diapun keluar dalam keadaan baik-baik saja. Sambil menunjuk ke arah kawanan burung, Imam kemudian bersabda, ‘jika aku memiliki pengikut setia sejumlah burung-burung itu, maka aku akan berontak’ lelaki Khurasan itu berkata, ‘aku menghitung jumlah burung itu dan jumlahnya tidak lebih dari beberapa belas ekor saja.’
Ya, Imam membutuhkan 313 orang yang setia juga memiliki ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan yang tinggi. Imam Muhammad al-baqir as berkata ‘ia (imam zaman) akan muncul bersama 313 orang, jumlah pejuang Badr, yang bergerak cepat seperti cepatnya musim gugur, mereka tenggelam dalam ibadah di malam hari dan menjadi singa-singa di siang hari’ (Al-malahim, hal 64; hadits dengan makna yang sama juga disebutkan dalam Biharul anwar, jil 32, hal 310)
Sekali lagi, orang-orang ini (313 pengikut setia imam zaman) tidak akan turun dari langit. Namun kitalah yang harus melahirkan mereka. Kitalah yang harus menciptakan iklim yang bagus untuk mempersiapkan kemunculan beliau afs. Kita harus melatih diri kita, seraya berharap selalu kepada Allah agar bisa menjadi bagian dari Laskar Imam Zaman afs. YA MAHDI ADRIKNA !!

Pertanyaan ketiga :
Apa faedah (manfaat) penantian imam zaman afs ?
Jawaban :
                Dalam riwayat-riwayat shohih disebutkan bahwa kemunculan Imam zaman bersifat mendadak dan tiba-tiba. Nabi Muhammad saww bersabda ‘Al-mahdi berasal dari Ahlulbaytku, Allah akan memunculkannya dalam satu malam (artinya, kemunculan beliau sangat tidak terduga dan tiba-tiba)’ (Sunan Ibnu Majah, jil 2, hal 269)
Ya, kemunculan beliau yang tak terduga ini menjadikan kaum muslim harus selalu bersiap-siap. Maka, penantian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain :
1. Keghaiban beliau menuntut umat islam untuk selalu berpegangteguh kepada ajaran islam Muhammadi disamping berlepas diri dari kedzaliman. Ini disebabkan karena pemerintahan Imam Mahdi adalah untuk melindungi orang-orang yang teraniaya, mustadh’afin akan selalu dibantu dan keadilan akan selalu bergema. Artinya bahwa percaya akan adanya kekuasaan, pengaruh dan pemerintahan beliau afs, meski beliau ghaib, merupakan banteng kokoh yang dapat melindungi islam dari kehancuran. Baik kehancuran akhlak maupun kehancuran sosial.
2. Keghaiban beliau selalu mengajak umat islam untuk senantiasa waspada dan bersiap diri untuk bergabung dalam tentara Imam zaman afs  dan senantiasa mempersiapkan mental baja untuk berkorban dan merealisasikan pemerintahan beliau afs yang sempurna dan menyebarluaskan pemerintahan beliau ke seluruh bumi demi tegaknya agama Allah swt. Kesadaran seperti ini mampu membuat umat islam saling memerlukan yang akhirnya dapat saling merapatkan barisan karena mereka sadar bahwa mereka akan menjadi laskar imam zaman.
3. Keghaiban beliau afs mendorong setiap mukmin untuk bangkit melaksanakan tanggung jawabnya khususnya di bidang amr ma’ruf dan nahi munkar. Dengan begitu, umat akan selalu siap dan kokoh. Karena tidak mungkin, para pembela Imam Mahdi hanya diam saja dan pasif dalam penantiannya. Sebagaimana mustahil kalau kita hanya berdiam diri pada malam hari (tidak menyalakan lampu) dalam menanti datangnya matahari di siang hari.
4. umat yang percaya sepenuhnya pada pemerintahan imam zaman akan selalu hidup mulia dan terhormat. Mereka tidak akan menundukkan kepala kepada musuh-musuh Allah dan penguasa tiran. Sehingga mereka tidak akan merasa terhina dengan kesombongan para musuh Allah. Ketika kita meyakini keagungan pemerintahan Shohibul asri wa zaman, kita akan selalu berpendapat bahwa setiap penentang keadilan adalah tikus-tikus kotor yang harus ditumpas hingga ke sarang-sarangnya!
5. Selain faedah-faedah umum diatas terdapat juga faedah yang bersifat ukhrawi, yaitu mendapatkan pahala penantian.
Imam Shadiq as berkata ‘apabila kalian (menjalankan wasiat) sebagaimana kami wasiatkan kepada kalian dan kalian tidak melampaui batas kepada selainnya, lalu salah seorang diantara kalian meninggal dunia sebelum al-Qaim kami keluar maka dia mati syahid...’ (Biharul anwar, jil 52, hal 123, 317) bagaimana kedudukan orang syahid ?
Rasulullah saww bersabda ‘selalu ada kebaikan diatas kebaikan. Kecuali kebaikan orang mukmin yang terbunuh dijalan Allah azza wa jalla, maka tidak ada kebaikan apapun diatasnya’ (Biharul anwar, jil 10, hal 100)
‘Ya Allah, jika Engkau pisahkan hamba dan dia dengan kematian yang sudah Engkau tentukan bagi setiap hambaMu, maka bangkitkanlah aku dari kuburku dengan berbusana kafan dan menghunus pedang, menyambut seruan penyeru yang wajib didengar oleh setiap orang kota maupun desa’ (Doa Al-‘ahd)
Sumber rujukan : Antologi islam, tim DILP (Digital Islamic Library Project);
Imam Mahdi dalam pandangan islam, markas Risalah;
Imam Mahdi sebagai symbol perdamaian dunia, ayatollah M. Baqir Shadr dkk;
Laga pamungkas, duet Imam Mahdi dan Isa al-masih memimpin dunia, Najmudin Thabasi.    
Farazdaq Khaza'i                                                                                                                  
     Jpr, kamis sore, 17-02-11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar