Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Rabu, 30 November 2011

Ahlulbayt : Nikmat Terindah



‘segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai orang yang berpegang teguh kepada wilayah Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as.’
                Ungkapan rasa syukur ini sangat masyhur di kalangan pecinta Ahlulbayt. Apalagi ketika tanggal 18 Dzulhijjah datang menyapa. Ya, pada tanggal ini, Imam Ali as dilantik oleh Nabi saw sebagai pengganti beliau dalam hal kepemimpinan atas umat islam. Jika Rasul lebih utama dibandingkan seluruh umat islam, maka Ali pun demikian. Perintah Imam Ali as harus ditaati tanpa ada komplain sedikitpun. Pun larangannya. Apapun yang beliau larang maka harus dijauhi, meski sebagian orang membolehkannya. Kepemimpinan mutlak ini telah diberikan Allah untuk Ahlulbayt Rasul-Nya. Allah telah memilih mereka sebagai hujjah-Nya di muka bumi. Semua perintah Ahlulbayt adalah perintah Allah, dan semua larangan Ahlulbayt adalah larangan Allah ‘azza wa jalla.
Ahlul Kisa'


                Pada tanggal 18 Dzulhijjah ini, yang dikenal di kalangan pecinta Ahlubayt sebagai hari ‘Idul Ghadir’ Allah telah menyempurnakan seluruh nikmat-Nya atas umat islam. Oleh karena itu, kita dihimbau untuk mengucapkan ungkapan rasa syukur diatas. Pertanyaannya, nikmat apa yang Allah turunkan pada tanggal 18 Dzulhijjah ini ? jawabannya tentu nikmat wilayah Imam Ali bin Abi Thalib as. Kita masih bisa menyembah Allah karena wilayah (kepemimpinan) Ahlulbayt atas diri kita. Kita masih bisa sholat, karena Ahlulbayt telah berjuang keras, dengan segala yang mereka miliki, menjelaskan pada umat islam bagaimana cara sholat yang diajarkan Rasul saw ribuan tahun lalu. Dan yang paling penting ialah, bahwa seluruh keberadaan jagat raya ini bergantung pada Ahlulbayt, selaku pemegang wilayah takwini. Wilayah takwini merupakan karunia Allah yang telah diberikan kepada Ahlulbayt, manusia yang paling Dia cintai. Wilayah takwini berarti, Ahlulbayt memiliki otoritas (kuasa) atas seluruh ala mini. Keberadaan kita karena Ahlulbayt. Dalam riwayat masyhur disebutkan bahwa jika tidak ada hujjah Allah lagi di muka bumi, maka bumi ini pasti sudah hancur. Artinya, Ahlulbayt, para hujjah Allah-sebagaimana yang kita tahu dari doa-doa dan ziarah-ziarah-, adalah alasan mengapa Allah terus menjaga bumi ini dari kebinasaan. Di zaman Rasul, Rasul sendiri yang merupakan hujjah Allah, begitu pula di zaman Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain dan seterusnya hingga Imam Mahdi afs, hujjah Allah yang terakhir.
                Oleh karena itu, sudah selayaknya kita ucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah karena telah menjelaskan kepada kita perihal keutamaan Ahlulbayt yang tiada tertandingi. Kita bersyukur kepada Allah, karena telah memberikan kita nikmat-Nya yang besar yakni Ahlulbayt. Allah telah memilih Ahlulbayt sebagai pelanjut risalah Nabi Muhammad saw. Dari Ahlulbayt, kita bisa merasakan kecintaan Rasulullah yang teramat dalam kepada kita. Ahlulbayt mengajarkan kita shalawat-shalawat indah yang memuji Rasulullah yang telah diutus untuk seluruh semesta, termasuk kita. Ahlulbayt adalah nikmat Allah yang besar nan jelas. Sebagaimana Ahlulbayt adalah nama Allah yang terindah (asmaul husna). Ahlulbayt adalah bukti kecintaan Allah kepada kita. Allah maha tahu betapa kita, manusia yang lemah, butuh panutan dalam kehidupan kita. Panutan nyata yang bisa ditiru dan diikuti seluruh ucapan dan perbuatannya. Maka Allah pun memilih Ahlubayt sebagai panutan yang wajib diikuti oleh seluruh makhluk. Akhlak Ahlulbayt adalah bukti nyata kasih sayang Allah kepada kita. Ketika Imam Ali memperlakukan Abdurrahkam Ibnu Muljam, pembunuh beliau, dengan sangat sopan, tidakkah kita pahami bahwa Allah swt jauh lebih memperlakukan hamba-Nya yang kurang ajar dengan penuh kasih sayang ? ketika Imam Ali tetap memperlakukan Ibnu Muljam dengan sopan, tidakkah kita pahami bahwa Allah tetap menyayangi kita meski kita tak pantas mendapatkan kasih sayang-Nya ? inilah karunia besar yang Allah jelaskan melalui Ahlulbayt, penjelas hukum-hukum Allah. Semua perkataan, doa, munajat, dan seluruh perbuatan mereka merupakan nikmat Allah yang Dia turunkan melalui mereka agar kita, makhluk-Nya, tahu bagaimana cara bersyukur pada-Nya.
                Imam Ali as diriwayatkan pernah bermunajat, ‘Tuhanku, cukuplah bagiku kemuliaan ketika aku menjadi hamba-Mu…’. Apa yang ingin diajarkan Imam Ali as dalam munajat ini ? beliau hendak mendiktekan kepada kita bahwa kemuliaan sejati hanyalah milik Allah. Dan untuk mendapatkan kemuliaan itu kita hanya dengan cara menghamba kepada-Nya, bukan selain-Nya. Lihatlah bagaimana Allah menjelaskan ajaran-Nya lewat lisan suci Imam Ali as. Allah juga menjelaskan kepada kita motif ibadah kita, lewat lisan suci Imam. Diriwayatkan Imam Ali as pernah berkata, ‘Ada sekelompok umat yang menyembah Allah karena takut neraka. Ini adalah ibadah para budak. Ada sekelompok umat yang menyembah Allah demi mendapatkan surga. Ini adalah ibadah para pedagang. Dan ada sekelompok umat yang menyembah Allah, (bukan karena takut neraka dan demi mendapat surga), tapi sebagai rasa syukur mereka pada-Nya. Ini adalah ibadah orang yang merdeka.’ Lihatlah bagaimana Imam menjelaskan kepada kita bahwa motif kita menyembah Allah haruslah sebagai rasa syukur, bukan karena surga dan neraka. Meski tak ada surga dan neraka sekalipun, kita harus tetap menyembah Allah.
                Alhasil, Ahlulbayt merupakan kado terindah bagi kita yang pasti kebingungan dalam menempuh hidup yang penuh huru-hara ini. Allah sangat yang menyayangi kita menghadirkan Ahlulbayt di tengah kita agar kita tak berputus asa akan rahmat-Nya. Allah tahu, betapa kita butuh pada manusia-manusia sempurna yang dapat dijadikan teladan. Mereka lah Ahlulbayt, teladan abadi kita. Kita sulit mengenal pengorbanan, jika Imam Husain as tidak menceritakan itu di Karbala. Kita sulit memahami keberanian, jika Imam Ali tak menunjukkannya di seluruh perang yang beliau ikuti.
                Maka, segala puji bagi Allah yang telah memuliakan Ahlulbayt dengan wilayah. Mari kita memuji Dia yang telah menjadikan Ahlulbayt sebagai hujjah-Nya di muka bumi. Dengan segala kehinaan yang kita miliki, mari kita memuji Dia yang telah menjadikan Imam Ali as sebagai washi Nabi-Nya. Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan agama-Nya dengan wilayah Ahlulbayt. Segala puji bagi Dia yang telah mencukupi nikmat-Nya dengan wilayah Ahlulbayt. Dan segala puji bagi Dia yang telah meridhoi islam sebagai agama-Nya dengan wilayah Ahlulbayt.
Farazdaq Khaza'i
Jepara, senin malam, 14-11-11
Memperingati Idul Ghadir 1432 h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar