Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Sabtu, 26 Februari 2011

Teman, Imam Zaman selalu memerhatikanmu dimanapun kau berada

Sore itu, Hasan membuka kotak masuk di akun Facebooknya. Seperti dugaannya, terdapat pesan dari sahabat karibnya, Rasyid. Semenjak Rasyid meninggalkan Indonesia demi mengejar setetes ilmu di negeri paman sam (Amerika), dua sahabat ini hanya berhubungan lewat dunia maya. Sudah hampir dua bulan ini, Rasyid tak pernah menghubunginya. Kali ini, Rasyid menghubunginya namun seakan dia telah berubah jauh. Rasyid tengah dilanda kejenuhan dan keraguan. Rasyid baru saja mengenal Ahlulbayt, tapi sekarang dia harus hidup tanpa seorang temanpun yang meyakini imamah Ahlulbayt as. Di Amerika sana, Rasyid sedemikian sibuk mencari ilmu yang tak mengantarnya menuju Tuhan. Karena paksaan orang tua, dia harus menjadi seorang seniman. Inilah sebabnya, kenapa sekarang dia tengah berada di negeri para pemuja nafsu itu. Dia tak pernah ingin menjadi seniman. Apa boleh dikata, dia hanya bisa menuruti pilihan orang tua yang amat dia sayangi. Lima tahun sudah Rasyid dirundung gelisah. Bagaimana tidak, kata ‘seniman’ tak pernah ada dalam kamus masa depannya, ditambah perasaan menyesal tak mampu memperdalam ilmu-ilmu Ahlulbayt yang bak mutiara itu. Semakin hari, kecintaannya pada Ahlulbayt semakin berkurang. Hingga akhirnya ia mulai meragukan keberadaan Imam Zaman afs. buktinya Imam Zaman tak pernah memerhatikannya. Berulang-ulang kali ia memastikan hati dan pikirannya bahwa Imam Zaman selalu menyertainya, namun berkali-kali ia gagal. Hampir saja ia melepas keyakinannya di tengah arus pengkafiran yang dahsyat di Amerika sana. Beruntung, ia masih memiliki Hasan, saudara seiman yang tak pernah berhenti meyakinkan dirinya bahwa Ahlulbayt itu adalah cahaya, maka jangan pernah kau pergi menjauh darinya, atau kau hanya akan berteman kegelapan dan kehancuran.
Ya Mahdi Adrikna !

Sabtu, 19 Februari 2011

Mengidolakan Rasulullah saww


Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat sedang dia banyak mengingat Allah’ (Q S Al-ahzab : 33)

Muhammad, Rahmatan Lil 'Alamin
Dewasa ini, kaum muslim mulai meninggalkan pribadi-pribadi agung yang terlahir sebagai pahlawan islam. Sebaliknya, dengan berbangga hati kaum muslim akan mengatakan bahwa mereka adalah salah seorang pecinta manusia-manusia biasa yang tiada pernah menjadi pujaan malaikat. Anak-anak muda sekarang lebih mengenal Justin Bieber dibanding Husen Fahmideh, seorang pemuda yang berani meluluh-lantahkan dirinya demi menjaga negeri tercinta. Ini jelas-jelas merupakan krisis percaya diri dan karakter. Umat islam akan malu menggunakan ‘peci’, sebaliknya akan sangat bangga ketika rambutnya disisir meniru gaya rambut artis-artis dalam maupun luar negeri.
Krisis percaya diri inilah yang diinginkan manusia-manusia setan. Karena, setelah umat islam mulai meninggalkan para pahlawan-pahlawan islam dan berpaling pada pahlawan-pahlawan palsu ala setan, otomatis islam hanya akan tinggal nama. Kejayaan islam yang telah dirintis dengan darah dan keringat akan segera roboh setelah umat islam tidak lagi mengenal manusia-manusia Tuhan, setelah umat islam melupakan nama Muhammad bin Abdullah saww. Ketika ini terjadi, para malaikat yang menyaksikan proses lahirnya agama sempurna ini hanya akan menunduk kalah terhadap setan-setan yang berhasil membujuk konco-konconya untuk bersama-sama menghapus islam dari ingatan manusia.

Khutbah Amirul Mukminin as dalam Nahjul Balaghah Berkenaan dengan Nabi saww


Ya Rasulallah!
"Allah mengutus Nabi saww ketika misi para nabi lainnya as telah berhenti dan manusia sedang tertidur lama. Kejahatan sedang mengangkat kepala, semua urusan sedang dalam keterbengkalaian dan api peperangan bergejolak, sementara dunia kosong dari cahaya dan penuh dengan tipu daya terang-terangan. Daun-daunnya telah menguning, tak ada harapan akan buahnya, sementara air menghilang ke bawah bumi. Menara petunjuk telah lenyap dan tanda-tanda kehancuran telah muncul. Ia (dunia) keras terhadap manusianya dan membelalak ke wajah pencarinya. Buahnya adalah fitnah, makanannya bangkai. Busana batinnya adalah ketakutan sedang busana lahirnya pedang..." (Khutbah ke 89)

Mutiara Hikmah Ahlulbayt : Ilmu dan penuntutnya


Imam As-sajjad as berkata ‘seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam ilmu, maka mereka akan mengejarnya walaupun mereka mesti berlayar dan mempertaruhkan hidupnya demi ilmu’ (ushul kafi, jld 1, hal 35)
Hadits diatas dengan sangat indah mengungkapkan betapa mulia dan pentingnya ilmu. Imam Sajjad as hendak menjelaskan pada kita bahwa ilmu lebih penting dibanding apapun. Rasulullah saww bersabda ‘barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menempatkannya diatas jalan menuju surga. Dan sungguh, malaikat akan merendahkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena merasa ridho padanya...’ (al-kafi, kitab al-aql, bab 5, hadits 1)

Kamis, 17 Februari 2011

Pertanyaan-pertanyaan Seputar Keghaiban Imam Zaman afs


Al-'ajal Ya Mahdi
                Kebanyakan dari kita (termasuk saya) sering mempertanyakan keghaiban Imam zaman. Kita sering bertanya, di manakah beliau afs ? kenapa beliau tidak menampakkan diri ? bukankah beliau pasti dijaga Allah dari musuh-musuh-Nya ? dst
Pertanyaan-pertanyaan di atas sah-sah saja, jika niat yang mendorong kita baik. Yakni, kita hendak mencari tahu kebenaran kemudian kita meyakini kebenaran tersebut.
Pada kesempatan ini, kami mencoba menjawab beberapa pertanyaan tentang keghaiban imam zaman afs.

Pertanyaan pertama :
‘kenapa imam Mahdi afs harus ghaib ? bukankah imam dibekali ilmu yang mampu meluluh-lantahkan kejahatan !?’
Jawaban :

Sabtu, 12 Februari 2011

Sekilas Tentang Wilayatul Faqih



Sayyid Ali Khamenei dan Sayyid Ruhullah Musawi
                Wilayatul faqih adalah niyabah (pemegang wewenang sementara) Imam Mahdi afs dalam memimpin umat islam dan menegakkan hukum Allah swt yang merupakan mandat dari beliau afs. Wilayatul faqih merupakan pancaran cahaya, sinaran inti bintang dan ranting dari dahan pohon suci beliau afs.

Al-wilayah, perlindungan
                Harus diketahui bahwa agama menetapkan wilayah (otoritas atau kekuasaan untuk mengatur, memerintah dan melarang) sebagian orang atas sebagian yang lain adalah untuk menjaga orang yang berada didalam naungan wilayah tersebut. Misalnya, wilayah (perwalian) seorang ayah atas anaknya yang masih kecil, perwalian seorang ayah dalam menikahkan anak gadisnya dst. Wilayatul faqih berfungsi menjaga kepentingan umum dan melindungi masyarakat dari penyimpangan, kerusakan dll. Wilayah terikat untuk menjaga kepentingan orang yang berada di naungan perwalian, sang wakil tidak berhak mengatur berdasarkan hawa nafsu, kepentingan dan hasrat pribadinya.

Rabu, 09 Februari 2011

Al-Mahdi, Keadilan dan Kebahagiaan Akhir Zaman



Dimanakah bahtera penyelamat?
Dini hari menjelang subuh, tanggal 15 Syaban 255 Hijriyah, rumah Imam Hasan al-Askari (as) diterangi oleh cahaya imamah yang lahir dari rahim wanita suci bernama Narjis. Kelahiran bayi ini disambut dengan suka cita oleh sang ayah sebab dialah yang kelak akan menjadi pemimpin dunia dan menegakkan keadilan dan kebenaran di seluruh muka bumi. Dialah al-Mahdi yang berita kedatangannya sudah dikabarkan oleh para Nabi. Sekitar 30 tahun lalu Dr Mohammad Tijani, ulama dan cendekiawan asal Tunis dalam bukunya yang berjudul ‘Tsumma Ihtadaitu’ (Akhirnya Kutemukan Kebenaran), menulis, “Selama ini saya meyakini bahwa khilafah adalah masalah politik murni yang tak ada kaitannya dengan agama. Tapi setelah melakukan telaah mendalam dan luas, akhirnya saya dapatkan bahwa masalah imamah atau kepemimpinan adalah salah satu masalah inti agama. Imam Mahdi (as) adalah figur terakhir dari silsilah pemimpin dari keturunan Nabi yang kelak akan membebaskan umat manusia dan menampakkan kebesaran Islam.”
Tijani menegaskan bahwa prisip Mahdisme menjadi salah satu faktor ketertarikan orang di luar Islam kepada ajaran ini. Sang Doktor mengatakan, “Ketertarikan kepada Islam yang semakin tinggi dan mengundang keheranan kalangan para sosiolog dan peneliti agama di seluruh dunia disebabkan oleh faktor adanya prinsip keselamatan umat Manusia di akhir zaman. Seiring dengan memancarnya cahaya Islam di dunia, upaya keras untuk memerangi agama ini juga terus meningkat. Namun pada akhirnya, Imam Mahdi (as) bakal muncul laksana mentari yang menerangi seluruh jagat.”
Seiring dengan revolusi Imam Mahdi dan terjadinya perubahan besar yang mengubah nasib umat manusia, Islam akan menjadi agama yang dianut oleh seluruh manusia di dunia. Kebangkitan Imam Mahdi dan penyebaran agama Islam seluruh dunia adalah fakta pasti akan terjadi. Nabi Saw sudah memberikan kabar gembira kedatangan Imam Mahdi dalam sebuah hadisnya. Beliau bersabda, “Saya memberi kabar gembira kepada kalian akan kedatangan al-Mahdi dari umatku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Dia akan membagi kekayaan dengan benar dan adil.”
Imam Mahdi (as) membawa pesan universal. Kebangkitannya akan membebaskan umat manusia dari belenggu perbudakan dan kezaliman. Kedatangan Imam Mahdi (as) akan menampakkan berkah yang terpendam di langit dan bumi. Syahid Ayatollah Sayid Mohammad Baqir Sadr mengatakan, “Misi yang dipikulkan Allah kepada Imam Mahdi (as) adalah melakukan perombakan besar di alam. Karena itu, revolusi besar ini memerlukan sejumlah persyaratan seperti revolusi-revolusi sosial lainnya. Revolusi ini bakal membawa umat manusia keluar dari kegelapan kezaliman kepada cahaya keadilan.”
Salah satu gelar paling terkenal untuk Imam di akhir zaman ini adalah ‘al-Mahdi’ yang berarti ‘orang yang diberi petunjuk’ dan ‘al-Qaim’ yang artinya ‘orang yang bangkit’. Imam Hasan Askari, ayahanda Imam Mahdi, pernah berkata, “Syukur kepada Allah yang tidak mencabut ruhku sampai aku bisa menyaksikan penerusku. Dia adalah orang yang perilaku dan rupanya paling mirip dengan Rasulullah Saw. Allah akan melindunginya selama masa ghaib dan akan memunculkannya kembali untuk memenuhi dunia dengan keadilan setelah dipenuhi oleh kezaliman.” Rasulullah Saw mengenai Imam Mahdi, dalam sebuah hadis bersabda, “Baqiyyatullah al-Mahdi saat muncul kelak akan duduk di atas mimbar sedangkan umat manusia berbaiat kepadanya. Dia akan memperlakukan mereka seperti aku memperlakukan umat.” Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, “Al-Mahdi dari keturunanku. Dia akan berperang untuk memperjuangkan sunnahku sebagaimana aku berperang untuk menegakkan wahyu.” Hadis Nabi Saw yang lain menyebutkan, “Dia akan meletakkan kaki dia atas jejakku dan tak akan pernah menyimpang dari jalanku.” “Al-Mahdi adalah salah satu keturunanku. Namanya sama dengan namaku dan kunyahnya sama dengan kunyahku.”
Sirah Nabi Saw dilandasi oleh sikap kasih sayang dan cinta. Ketika menundukkan kota Mekah saat pasukan Muslim memasuki kota itu, Saad bin Ubadah pemegang panji kelompok Anshar berseru, “Hari ini adalah hari pertempuran.” Suara Saad didengar Rasul Saw. Beliau lantas bersabda, “Tidak demikian, hari ini adalah hari pengampunan dan rahmat.” Imam Mahdi (as) akan mengikuti jejak kakeknya yang mulia. Beliau adalah rahmat bagi umat manusia. Kasih sayangnya kepada umat tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Al-Mahdi adalah makhluk Allah yang paling suci, kandungan kemurahan dan kesucian serta mengibar panji keadilan. Nabi menyebutnya Merak penghuni surga. Beliaulah yang kelak akan menghidupkan pelita benderang kebenaran dan keadilan serta membimbing dunia kepada kebahagiaan hakiki. Imam Ja’far Shadiq (as) berkata, “Demi Allah, keadilan yang ditegakkan al-Mahdi akan menembus ke seluruh lorong dan sudut setiap rumah seperti udara panas dan dingin yang menembus ke semua ruang.”
Sejarah manusia belum pernah menyaksikan tegaknya keadilan secara nyata dan sesungguhnya di muka bumi. Padahal manusia secara fitrah mendambakan keadilan dan kedamaian. Manusia memang telah berhasil mencapai banyak kemajuan di bidang ilmu. Namun dalam banyak kasus kemajuan ilmu itu malah membawa petaka dan kehancuran. Kelak di masa pemerintahan al-Mahdi, kemajuan akan dicapai dalam bentuknya yang paling sempurna dengan hasilnya yang dirasakan oleh semua manusia secara nyata. Di masa itu, tak ada celah bagi kemunafikan dan diskriminasi. Hubungan antara berbagai bangsa berjalan atas dasar keadilan, persahabatan dan rasa hormat. Kebenaran hakiki dalam bentuk ajaran Islam akan nampak dan seluruh umat manusia akan mengikutinya. Di masa itu, pemikiran umat manusia akan menyatu. Mereka semua menyembah dan mengagungkan Allah yang Maha Esa. Akal manusia akan mencapai kematangan yang menakjubkan dan ilmu akan berkembang secara mencengangkan. Tak ada kerusuhan, konflik dan ketidakamanan di zaman itu. Firman Allah yang menyebutkan tentang pergantian rasa takut menjadi ketentraman akan menemukan wujudnya yang nyata. Dunia dipenuhi dengan kehangatan, keakraban, perdamaian dan kasih sayang. Dunia benar-benar berada dalam keindahan yang sebenarnya. Untuk menegakkan pemerintahan yang dicita-citakan itu, tentunya al-Mahdi memerlukan para pengikutnya yang setia dan suci. Mereka adalah manusia-manusia pemberani, bijak dan pecinta keadilan. Merekalah yang bakal berjuang di bawah kepemimpinan al-Mahdi untuk menegakkan pemerintahan ilahi yang hakiki. Imam Ali (as) dalam sebuan riwayat menyebutkan bahwa para sahabat al-Mahdi adalah para pemuda. Saat muncul kelak, Imam Mahdi (as) berpenampilan layaknya sosok manusia matang berusia 40 tahun. Jumlah sahabat terdekat beliau 313 orang sama dengan jumlah sahabat Nabi Saw di perang Badr.
Sumber : IRIB

Minggu, 06 Februari 2011

Biografi Ayatullah Murtadha Muthahhari



Ayatullah M Muthahhari
Al-Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari, lahir pada tanggal 2 februari 1920/1338 Hijriyah Qamariyah di Fariman, dekat Masyhad, pusat belajar dan ziarah kaum Muslim Syi’ah yang besar di Iran Timur. Ayahnya, Muhammad Husein Muthahhari, adalah ulama cukup terkemuka.[1]

Biografi Ayatullah al-udzma Sayyid Ali Sistani

Ayatullah Al-Udhma Sayyid Ali Huseini Sistani
Beliau adalah seorang ulama besar yang menguasai banyak bidang ilmu dan memiliki karya-karya yang tak ternilai harganya. Kini beliau merupakan satu-satunya pemimpin hauzah ilmiah di kota Najaf

Lebih dari setengah abad kuliah-kuliah Ayatullah Al-Uzhma Khu`i r.a. merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan Islam. Ratusan mujtahid dan faqih lahir berkat klinik ilmiah beliau.
Ayatullah Al-Uzhma Sistani adalah satu dari sekian banyak murid beliau yang paling menonjol. Beliau adalah seorang mujtahid kaliber dan berbudi luhur.
Kelahiran
Ayatullah Al-Uzhma Sistani lahir di kota Masyhad pada tahun 1349 H. dan dari keluarga ruhaniawan yang taat beragama.
Ayatullah Sayyid Ali sistani

Do'a Harian


دُعاءُ يَوْمِ الاحَد

بِسْمِ اللهِ الَّذى لا اَرْجُو اِلاّ فَضْلَهُ وَلا اَخْشى اِلاّ عَدْلَهُ وَلا اَعْتَمِدُ اِلاّ قَوْلَهُ وَلا اُمْسِكُ اِلاّ بِحَبْلِهِ بِكَ اَسْتَجيرُ يا ذَا الْعَفْوِ وَ  الرِّضْوانِ مِنَ الظُّلْمِ وَالْعُدْوانِ وَمِنْ غِيَرِ الزَّمانِ وَتَواتُرِ الاَْحْزانِ وَطَوارِقِ الْحَدَثانِ وَمِنِ انْقِضآءِ الْمُدَّةِ قَبْلَ التَّاَهُّبِ وَ  الْعُدَّةِ وَاِيّاكَ اَسْتَرْشِدُ لِما فيهِ الصَّلاحُ وَالاِْصْلاحُ وَبِكَ اَسْتَعينُ فيما يَقْتَرِنُ بِهِ النَّجاحُ وَالاِْنْجاحُ وَاِيّاكَ اَرْغَبُ فى لِباسِ الْعافِيَةِ وَتَمامِها وَشُمُولِ السَّلامَةِ وَدَوامِها وَاَعُوذُ بِكَ يا رَبِّ مِنْ هَمَزاتِ الشَّياطينِ وَاَحْتَرِزُ بِسُلْطانِكَ مِنْ جَوْرِ السَّلاطينِ فَتَقَبَّلْ ما كانَ مِنْ صَلاتى وَصَوْمى وَاجْعَلْ غَدى وَما بَعْدَهُ اَفْضَلَ مِنْ ساعَتى وَيَوْمى وَاَعِزَّنى فى عَشيرَتي وَقَوْمى وَاحْفَظْنى فى يَقْظَتى وَنَوْمى فَانْتَ اللهُ خَيْرٌ حافِظاً وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّاحِمينَ اَللّـهُمَّ اِنّى اَبْرَأ اِلَيْكَ فى يَوْمى هذا وَما بَعْدَهُ مِنَ الاْحادِ مِنَ الشِّرْكِ وَالاِْلْحادِ وَاُخْلِصُ لَكَ دُعائى تَعَرُّضاً لِلاِْجابَةِ وَاُقيمُ عَلى طاعَتِكَ رَجاءً لِلاِثابَةِ فَصَلِّ عَلى مُحَمَّد خَيْرِ خَلْقِكَ الدّاعى اِلى حَقِّكَ وَاَعِزَّنى بِعِزِّكَ الَّذى لا يُضامُ وَاحْفَظْنى بِعَيْنِكَ الَّتى لا تَنامُ وَاخْتِمْ بِالاِنْقِطاعِ اِلَيْكَ اَمْرى وَ بِالْمَغْفِرَةِ عُمْرى اِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحيمُ .
Do’a Hari Ahad
Dengan nama Allah yang maha pengasih maha penyayang. Dengan nama Allah, zat yang tak kuharapkan kecuali anugerahNya, tak kutakuti kecuali keadilanNya, tak kupercaya kecuali firmanNya, dan aku tidak berpegang teguh kecuali pada tali (cinta) Nya. Aku berlindung kepadaMu, wahai zat yang maha pengampun dan penuh kerelaan dari kezaliman dan (sifat) permusuhan, silih bergantinya masa dan kesusahan, peristiwa-peristiwa yang tak menyenangkan dan dari tibanya ajalku sebelum aku membekali diri. Hanya kepadaMu aku mohon petunjuk demi membenahi (keadaanku), hanya kepadaMu aku mohon petolongan demi menempuh jalan keberhasilanku, hanya kepadaMu aku mohon perlindungan, serta berlindung kepada kerajaanMu dari kelaliman para penguasa dzalim, maka terimalah shalat dan puasaku. Jadikanlah hari esok dan setelahnya lebih baik dari hari ini. muliakanlah aku dikalangan keluarga dan kaumku. Jagalah aku kala terjaga dan tidur. Engkau adalah Allah  sebaik-baik penjaga dan Engkau pengasih diatas semua pengasih.                   Ya Allah, dihari ini dan seterusnya, aku bersimpuh di haribaanMu demi membebaskan diri dari cengkraman syirik dan kufur. Aku menyeruMu dengan tulus demi mengharap pengabulanmu, dan senantiasa aku menaatiMu demi mengharap pahalaMu, oleh karena itu, limpahkanlah shalawat atas Muhammad, makhluk termuliasMu yang mengajak (manusia untuk mengenal) hakMu, muliakanlah aku dengan kemuliaanmu yang tak pernah ternodai (oleh kehinaan), jagalah aku dengan (pengawasan) mataMu yang tak pernah pejam dan akhirilah segala urusanku dengan penyerahan penuh kepadaMu (serta tutuplah) umurku dengan pengampunanMu, karena sesungguhnya Engkau maha pengampun dan penyayang.

Biografi Ayatullah Syeikh Muhammad Taqi Misbah Yazdi




Beliau adalah seorang filosof dan pemikir dunia Islam, pendiri serta ketua Yayasan Pendidikan Imam Khomeini dan memiliki lebih dari seratus karya dalam bidang filsafat dan Al Quran.


Beliau lahir pada tahun 1914 di kota Yazd dari keluarga ulama`. Pada umur 7 tahun, beliau mulai memasuki pendidikan dasar dan menyelesaikannya pada tahun 1947 sebagai pelajar teladan. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Hauzah Ilmiyah Yazd, di bawah bimbingan Syeikh Muhammad Ali Nahwi. Pendidikan dasar hauzah beliau tamatkan dalam waktu 4 tahun hingga selesai membaca kitab Rasa`il dan Makasib. Dengan dukungan keluarga, beliau melanjutkan pendidikan ke Najaf Asyraf pada tahun 1952. Setahun kemudian, beliau kembali ke kota Qom dan mengikuti pendidikan tingkat Bahtsul kharij yang disampaikan oleh Imam Khomeini.
Ayatullah Muhammad Taqi Misbah Yazdi

Jumat, 04 Februari 2011

Biografi singkat Ayatullah Ruhullah Al Musawi Khomeini (IMAM KHOMEINI RA)


Pemimpin revolusi islam Iran, Imam Khomeini qs


Ruhullah Musawi Khomeini lahir pada tanggal 20 Jumadis-Tsani 1320 H (24 September 1902) di kota Khomein, provinsi Markazi, Iran tengah. Ia terlahir di tengah keluarga agamis, ahli ilmu, dan pejuang, keluarga terhor mat yang masih menyimpan darah keturunan Sayidah Fatimah Az-Zahra as, putri Rasulullah saw. Ruhullah adalah pribadi agung yang menjadi pewaris kemuliaan para bapak dan datuknya yang selalu mengabdikan diri untuk membimbing umat dan menuntut makrifat ilahi dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Ayah Imam Khomeini adalah Al-Marhum Ayatollah Sayid Mostafa Musawi. Beliau hidup sezaman dengan Al-Marhum Ayatollah Al-Udzma Mirza-e Shirazi. Setelah bertahun-tahun menuntut ilmu agama di kota suci Najaf dan berhasil meraih gelar mujtahid, Ayatollah Sayid Mostafa Musavi kembali ke Iran dan menetap di Khomein. Di kota kecil inilah beliau mendermakan umurnya untuk mengabdi kepada masyarakat dan menjadi pembimbing mereka dalam urusan agama.

Kamis, 03 Februari 2011

Kepergian Sayyidul Mursalin Muhammad saw

Muhammad Rasulullah saww


                Ali selalu bersama Nabi saww, bak pohon dengan bayangannya sampai akhir hidup beliau yang mulia. Nabi saww berwasiat kepadanya, mengajarinya dan menyampaikan rahasia kepadanya. Dan pada detik-detik terakhir hidupnya, Rasulullah saww berkata ‘panggilkanlah saudaraku Ali.’ Saat itu, Ali sedang melaksanakan urusan yang diperintahkan oleh Nabi saww. Lalu sebagian muslim mendatangkannya. Kemudian beliau berkata kepada Ali, ‘mendekatlah kepadaku.’ Lalu Ali pun mendekat dan Nabi saww bersandar padanya. Nabi saww terus berbicara padanya sambil menyandar padanya hingga tanda-tanda sakaratul maut menghampirinya.[i] Rasul saww meninggal dunia di pangkuan Ali, sebagaimana yang dijelaskan oleh Ali as sendiri dalam salah satu khotbahnya[ii] yang terkenal.