Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Kamis, 07 Februari 2013

AS Tawarkan Pembicaraan dengan Iran, Ini Jawaban Rahbar

Sayyid Ali Khamenei
Rahbar atau Pemimpin Agung Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, menolak setiap pembicaraan langsung dengan Amerika Serikat di bawah tekanan dan ancaman.
“Saya bukan seorang diplomat. Saya seorang revolusioner dan berbicara dengan terus terang, jujur, dan tegas. Sebuah tawaran dialog dianggap masuk akal hanya bila si pembuat tawaran menunjukkan niat baik,” kata Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para pejabat dan komandan Angkatan Laut Iran, hari ini (07/02).
“Kalian (Amerika) mengarahkan pistol ke Iran sambil mengatakan negosiasi atau kita tarik pelatuk! Kalian harus tahu bahwa tekanan dan negosiasi tidak bisa berjalan bersama-sama, dan bangsa Iran tidak akan terintimidasi oleh hal-hal seperti itu.”

Hal itu itu tanggapan atas pernyataan yang dilontarkan oleh para pejabat Amerika yang mengatakan bahwa ‘bola sekarang di pengadilan Iran,’ beliau menegaskan, bahwa “Bola ada di pengadilan kalian, karena kalian harus menjawab pertanyaan,apakah masuk akal ketika Anda berbicara tentang negosiasi, namun pada saat yang sama Anda tetap melanjutkan tekanan dan ancaman. Ini tidak masuk akal sama sekali.”
Rahbar menggarisbawahi, “Kami, tentu saja, memahami mereka (Amerika) yang membutuhkan perundingan itu, karena kebijakan Amerika di Timur Tengah telah gagal, dan untuk menggantikan kegagalan ini, mereka harus bermain kartu truf.”
“Membawa Iran ke meja perundingan adalah kartu truf AS, dan itu menunjukkan bahwa mereka butuh Iran,” kata Rahbar, seraya menambahkan bahwa AS berusaha mengumumkan kepada dunia bahwa mereka memiliki niat baik. “Namun, tak ada satupun yang melihat niat baik itu.”
Berbicara dalam Konferensi Keamanan ke-49 di Munich Jerman 2 Februari lalu, Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington siap untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran terkait program energi nuklir negara itu.
Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan beberapa sekutu mereka telah berulang kali menuduh Iran mengejar tujuan non-sipil dalam program energi nuklirnya.
Republik Islam Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi (NPT) dan anggota IAEA, Teheran berhak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar