Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Senin, 11 Februari 2013

Ringkasan Taklim Ustadz Alam Firdaus: Kerjakan Juga Amalan-amalan Mustahab


Santri Ponpes Darut Taqrib
Bersama Ayatullah Mujtaba Bahesty (Tengah)
*. Seorang Muslim tidak seyogianya hanya melaksanakan amalan-amalan wajib dan meninggalkan amalan-amalan mustahab (sunnah). Menurut para ulama, meninggalkan amalan mustahab merupakan peremehan terhadap hukum Allah. Ini bisa menyebabkan datangnya azab Allah.
*. Amalan-amalan mustahab sangat banyak. Tidak terikat pada salat dan puasa saja.
*. Para Fuqaha’ membuat kaidah yang bertumpu pada hadits Imam Shodiq as, "sesiapa yang mengamalkan sunnah Rasul, maka ia akan mendapatkan pahala amalan tersebut. Meski Rasul tak melakukannya." Contoh : apabila Anda membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa Rasul saww sering berpuasa pada hari minggu (hanya contoh), kemudian Anda berpuasa pada hari minggu, maka Anda akan tetap mendapatkan pahala dari puasa Anda tersebut, meski ternyata Rasulullah tak pernah berpuasa pada hari minggu. Kaidah ini menekankan bahwa amalan mustahab sangat bermanfaat bagi kita.

*. Hadits qudsi menjelaskan bahwa, ketika seorang hamba mendekatkan diri  kepada Allah dengan nawafil (salat-salat sunnah), maka Allah akan menjadi matanya, tangannya, kakinya dst. Artinya, Allah swt akan memberikan wilayah takwiniah kepada orang tersebut.
*. Fadhilah lain dari  nawafil adalah salat nawafil akan menambal kekurangan-kekurangan dari salat wajib kita.
*. Fadhilah salat wutairoh (salat dua rakaat yang dilakukan dalam keadaan duduk selepas salat ‘isya) adalah Imam Shodiq as berkata, ‘bagi yang mengerjakan salat wutairoh, maka Allah akan mengutus 2 malaikat yang mewakili salat malamnya.’
*. 1 rakaat malaikat = 1.000 rakaat manusia. Salat malam berjumlah 11 rakaat x 2 (jumlah malaikat) = 22 rakaat (malaikat) = 22.000 rakaat (manusia).
*. Fadhilah lain, bisa mempermudah urusan kita. Ayatullah Mujtaba Bahesty mengisahkan, ketika bepergian beliau bertemu dengan anak perempuan yang  mengadukan pada beliau bahwa ayah dan ibunya  selalu bertengkar sehingga suasana rumah menjadi tidak nyaman. Ayatullah Bahesty lantas memberikan solusi, bahwa anak perempuan itu harus mengamalkan salat wutairoh. Tahun berikutnya, anak wanita itu kembali bertemu Ayatullah Bahesty dan mengatakan bahwa suasana rumahnya sudah nyaman lagi berkat salat wutairoh.

Walhamdulillahi rabbil ‘alamin. Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi at-thoyyibiina at-thohiriin.
Farazdaq Khaza’i

Tidak ada komentar:

Posting Komentar