Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Rabu, 17 Oktober 2012

Membongkar Hegemoni Zionis di Hollywood

Sinema saat ini merupakan salah satu sarana terpenting seni dan industri untuk menyebarkan identitas,budaya dan ideologi. Investor besar Zionis memiliki pandangan khusus mengenai industri ini. Zionis sangat cepat memahami pengaruh sinema dan urgensitasnya dalam propaganda dan berusaha keras untuk menguasai sarana ini. Mesin mesin propaganda mereka dengan bantuan para investor besar Yahudi sejak munculnya sinema di dunia berusaha menguasai industri penting ini guna mensukseskan tujuan busuk mereka.
Oleh karena itu kita menyaksikan para Yahudi ini mulai ramai-ramai membeli perusahaan film besar dunia khususnya di Amerika Serikat sehingga mereka mampu menguasai industri perfilman dunia, dan mereka memonopoli industri perfilman Barat. Saat ini berbagai perusahaan film besar di Amerika dimiliki oleh investor Zionis. Selain mendapatkan keuntungan yang besar dari penjualan film para Zionis ini juga memanfaatkan industri perfilman untuk mendiktekan ide-ide mereka kepada dunia.

Salah satu contoh pengaruh Zionis di Hollywood adalah isu Holoucaust. Isu ini menjadi wacana yang dominan di Hollywood dan setiap sutradara yang membuat film mengenai Holoucaust akan didukung para investor Zionis. Dukungan ini mulai dari produksi film hingga penyebarannya keseluruh dunia. Bahkan di festival dunia karya-karya film seperti ini mendapat dukungan penuh dari Zionis dan mendapatkan penghargaan.
Neal Gabler, penulis Yahudi dibukunya yang berjudul An Empire of Their Own: How the Jews Invented Hollywood (1989) mengisyaratkan bahwa studio- studio terbesar di Hollywood seperti Colombia, Metro Goldwyn Mayer (MGM), Warner Bros, Paramount, Universal, Twentieth Century Fox didirikan oleh Yahudi dan dikelola oleh mereka.  Norman Frank Cantor Dosen Universitas New York dalam sebuah risetnya tahun 1994 mengisyaratkan satu poin bahwa produksi film di Hollywood dan penyebarannya di 50 tahun pertama dikuasai oleh imigran Yahudi dan saat ini mayoritas industri perfilman di Amerika dikontrol oleh komunitas ini.
Pengaruh Zionis ini, khususnya dukungan kepada seniman Yahudi sangat kentara. Dan dewasa ini mayoritas masyarakat Hollywood terdiri dari seniman Yahudi yang mendukung rezim Zionis Israel. Dukungan ini sifatnya dua arah, artinya rezim Zionis Israel mendukung para seniman tersebut dan sebaliknya seniman tersebut menjadi alat penyebaran propaganda ideologi Zionis. Sutradara film seperti Erich von Stroheim, Fritz Lang, Roman Polanski, Sidney Lumet, Steven Spielberg dan Samuel Goldwyn terkenal mendukung Zionis dan di karya-karyanya, mereka pun aktif menyebarkan ideologi Zionisme.
Kini pertanyaannya adalah apa yang ditekankan dalam film dan sinema pro Rezim Zionis Israel? Steven Spielberg di film besutannya yang berjudul Schindler’s List menyajikan topik Holocaust. Selama bertahun-tahun Spielberg mengumpulkan data terkait Holocaust dengan bantuan lembaga The Shoah. Di proyeknya ini, Spielberg juga mendapat bantuan dari sejumlah lembaga lainnya.
Karen Pollock, direktur eksekutif salah satu lembaga tersebut menilai proyek mereka ditujukan untuk mempersiapkan peluang pengajaran yang tepat bagi isu Holocaust, sehingga generasi mendatang akan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peristiwa ini. Oleh karena itu, insan sinema Hollywood dan pengikut mereka di Palestina pendudukan menfokuskan dan memprioritaskan usaha mereka guna tetap menghidupkan peristiwa Holocaust yang diragukan kebenarannya serta ketertindasan kaum Yahudi di perang Dunia Kedua. Mereka juga berusaha menjadikan isu ini sebagai hal penting bagi generasi mendatang.
Berdasarkan data sejarah, tak diragukan lagi bahwa sinema dan industri perfilman sejak awal pembentukan rezim ilegal Israel di tahun 1948 menjadi perhatian serius Zionis. Zionis pun menfokuskan usaha mereka secara terkoordinasi di bidang seni film layar lebar. Di masa lalu, Zionis dengan pengaruhnya menempati pos-pos penting di Hollywood dan berusaha mengambil untung sebesar-besarnya di produksi film serta penyebarannya di dunia. Mereka sangat jarang terlibat langsung dengan masyarakat internasional.
Namun sejak tahun 2000 hingga kini film-film garapan sutradara Israel yang diproduksi di Palestina pendudukan diikutkan dalam berbagai ajang internasional dan aktifitas perfilman mereka kian besar dan transparan. Penyelenggaraan festival film Israel di kota Los Angeles, Miami dan New York termasuk salah satu dari langkah langkah yang ditempuh oleh Israel. Festival ini digelar atas kerjasama antara Israel dan Amerika Serikat dan film yang diputar tidak pernah dipublikasikan di luar Palestina pendudukan.
Festival film yang digelar di kota Eilat di Palestina pendudukan dan Jacksonville Jewish Film Festival di Universitas Millsaps menimbulkan berbagai gosip dan keributan atas karya-karya yang ditampilkan. Film-film yang ditayangkan menunjukkan usaha Israel untuk melegalkan eksistensi rezim ilegal ini dan menutupi kejahatan yang mereka perbuat.
Namun demikian aktivitas sinema yang menyebarkan ideologi Zionis tidak berhenti hanya pada kasus kasus ini. Baru-baru ini Tel Aviv melalui the New Foundation for Cinema and TV Israel, berusaha menguasai pasar perfilman dunia dengan meluncurkan produk gabungan antara Israel dan Palestina. Lembaga ini didirikan dengan biaya yang cukup besar dan ditujukan untuk merekrut sutradara-sutradara Arab.
Amir Esfandiari, salah satu insan perfilman Iran terkait hal ini mengatakan, sekitar 40 sutradara Palestina termasuk Elias Suleiman, Rashid Masharawi dan Hany Abu Assad di statmen mereka memprotes manuver Israel tersebut, namun Zionis menanam investasi besar-besaran untuk mempublikasikan film mereka di tingkat dunia. Uniknya lagi Zionis di strateginya ini juga mendukung para sutradara Arab bahkan film anti Israel pun mereka bawa ke ajang festival film. Namun demikian hal ini justru memberi kebebasan Israel untuk mengontrol lebih ketat sutradara Arab dan jika hal ini terus berlanjut tidak akan menguntungkan bangsa Palestina.
Kajian terhadap film yang diproduksi dengan dasar ideologi Zionis menunjukkan realita bahwa Zionis bukan sekedar mengejar bidang seni dan juga bukan sekedar menyebarkan isu-isu seperti Holocaust. Namun Zionis berusaha mengimbangi ideologi Islam. Ideologi Zionis berusaha menunjukkan wajah bengis dan terbelakang Islam sehingga Barat tetap akan khawatir terhadap Islam. Mereka juga berusaha menampakkan ideologi Islam sebagai suatu realita dan dengan memanfaatkan kisah kisah menyimpang untuk menyebarkan ideologi Islam keseluruh dunia.
Namun Zionis lupa menjawab pertanyaan ini mengapa agama Samawi memiliki pandangan positif terhadap dunia. Film-film keluaran Hollywood senantiasa menciptakan krisis di dunia dan tidak akan pernah menjadi sumber kebaikan. Dalam beberapa tahun terakhir kita menyaksikan film film Hollywood memiliki kecenderungan menampilkan kisah penyelamat dunia, namun sang penyelamat tersebut tidak memiliki dimensi langit. Sang penyelamat versi Hollywood adalah orang biasa yang bahkan meragukan keberadaan Tuhan. Orang seperti inilah yang ditampilkan Hollywood sebagai penyelamat dunia.
Sebenarnya masih banyak yang harus dibahas di topik ini. Namun poin penting untuk mengakhiri pembahasan kita disini adalah meski seluruh sarana dan media propaganda Barat dikerahkan, kebohongan besar tidak akan mungkin muncul sebagai kebenaran. Karena hati-hati yang sadar pasti tidak akan tertipu dengan propaganda seperti ini. Mereka pun menyadari bahwa produksi film terbaru di Amerika yang telah membangkitkan kemarahan Umat Islam di seluruh dunia karena melecehkan kesucian Nabi Muhammad Saw. Dan film ini hanya membongkar niat busuk mereka terhadap Islam serta tidak menghasilkan sesuatu yang lain.
Sumber: IRIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar