Imam Zaman -ruh kita menjadi tebusan bagi debu yang menempel di kakinya- berkata, "Akulah Mahdi dan akulah imam di zaman sekarang. Akulah yang memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi kedurjanaan." YA MAHDI ADRIKNA!
Malam telah berakhir, matahari keadilan dan
kebebasan muncul di ufuk hati manusia. Seorang manusia agung bangkit dan dengan
tangan penuh kasih sayangnya, menanamkan persahabatan dalam hati umat manusia.
Ia memiliki wajah penuh pesona, cerah, dan bersahaja. Di hadapan Allah swt dan
kebesaran-Nya, ia adalah manifestasi keindahan dan keagungan Allah swt. Imam
Mahdi as adalah sosok yang adil, suci, berperilaku baik, dan berwibawa. Ia
tidak akan membiarkan terjadi ketidakadilan meski hanya setitik pun, dan dengan
lentera hidayahnya, ia akan menerangi seluruh dunia hingga iman dan keadilan
yang sesungguhnya dapat terwujud.
Kini berabad-abad telah berlalu sejak manusia
menjejakkan kaki pada peradaban dan budaya modern. Ketika memasuki tahap atau
fase baru dalam perjalanan peradabannya, manusia mengira dapat menyelesaikan
seluruh masalahnya. Namun setelah beberapa waktu, manusia harus
berhadap-hadapan dengan masalah baru. Kemudian setelah tidak dapat
menyelesaikan masalah tersebut, manusia akan menyadari bahwa ia membutuhkan
sang penyelamat untuk mengentaskan manusia dari masalah hakikinya yaitu
kesesatan dan kefasadan. Salah satu fakta nyata di dunia dewasa ini adalah
perluasan kezaliman, pelanggaran, dan arogansi. Saat ini kita hidup di dunia
yang dipenuhi manusia-manusia yang pada umumnya hidup untuk diri mereka
sendiri. Hubungan mereka dengan orang lain berkaitan erat dengan tuntutan
materi serta persahabatan mereka berasaskan untung dan rugi.
Umat manusia dewasa ini setelah mendapatkan sesuatu,
mereka mengejar mimpi baru dan selalu merasa tidak tenang. Kita tengah hidup di
masa ketika keamanan, perdamaian, dan ketenteraman sejati, menjadi sesuatu yang
hilang dari dimensi kehidupan. Tren konsumerisme semakin meningkat setiap hari,
sementara alam dan lingkungan hidup menuju kepada kehancuran. Keadilan dan
dukungan terhadap hak asasi manusi, merupakan kata-kata indah yang mengalir
dari mulut orang-orang yang mengklam diri sebagai perwakilan umat manusia.
Namun pada saat yang sama, dengan penuh kesombongan mereka melakukan kejahatan
di berbagai belahan dunia setiap hari.
Pada masa krisis yang seakan tidak pernah
berakhir ini, hanya petunjuk dari Allah swt yang dapat menerangi hati manusia
dan menyelamatkan mereka. Seperti yang difirmankan oleh Allah swt, suatu hari
kelak akan muncul tatanan baru yang memberikan warna baru di dunia. Pada hari
itu, Imam Mahdi as dengan aroma harum kemunculannya akan bersinar di hati
manusia dan memberikan energi baru dalam kehidupan. Ia akan menebarkan rasa
kasih sayang dan cinta ke seluruh penjuru dunia serta mengembalikan asas
hubungan sosial yaitu berdasarkan kasih sayang dan persahabatan.
Imam Mahdi as adalah putra Imam Hasan Askari
as. Ibu beliau bernama Nargis Khatun yang merupakan putri raja Romawi dan dibawa
ke Baghdad melalui peristiwa yang sangat menakjubkan. Kemudian ia pergi ke
Samarra dan menikah dengan Imam Hasan Askari as. Imam Mahdi as adalah hujjah
atau imam terakhir Allah swt untuk umat manusia yang saat ini tengah menjalani
masa kegaiban. Pada akhirnya, Imam Mahdi as akan muncul dengan kehendak Allah
swt serta memenuhi dunia dengan keadilan dan keamanan.
Dalam ajaran agama telah disebutkan banyak
hadis tentang kemunculan Imam Mahdi as, tanda-tanda kemunculannya, dan tentang
kebangkitan melawan kezaliman. Dalam hadis, Imam Mahdi as diumpamakan sebagai
cahaya Allah, pedang tajam, pewaris ilmu, sang penyadar, dan perusak
istana-istana kezaliman. Imam Mahdi as mewarisi karakter seluruh auliya’ Allah. Oleh karena itu, Imam
Mahdi memiliki seluruh sifat para nabi termasuk adil, sabar, pengasih,
pemberani, dermawan, dan tawadhu'. Banyak para penyair yang menyamakan Imam
Mahdi as dengan Nabi Yusuf. Dalam menyifatinya mereka menekankan poin ini bahwa
Imam Mahdi sama dengan Nabi Yusuf yang ghaib dari pandangan masyarakat umum. Ia
tidak dikenal di tengah masyarakat untuk menempuh jalan yang benar. Dengan kata
lain, Imam Mahdi as bagaikan matahari yang tersembunyi di balik awan tebal
namun umat manusia tetap dapat merasakan manfaat eksistensinya, meski mereka
tidak dapat menyaksikannya.
Wahai imam mahdi, berapa lama engkau disembunyikan? Bantulah kami, wahai ayah kami dengan balasanmu! Kami merasa bersedih karena waktu penantian yang begitu panjang Demi Tuhanmu karuniakanlah kami dengan orang-orang yang mendengarkanmu Wahai pusat sekalian makhluk, segerakanlah kedatangan orang tercinta kami! Kembalikanlah, sehingga kami dapat menikmati keberadaannya Sesungguhnya yang demikian merupakan kebahagiaan yang sangat besar Karena seorang pecinta akan menemui orang yang dicintainya setelah lama tiada (Syaikh Amir Ibn Basri)
"menyambut imam zaman as dengan aksi"
ketika kita menanti munculnya matahari tentulah kita harus menyiapkan diri kita dengan menyalakan lampu untuk menyambutnya, maka ketika kita menanti imam zaman as maka kita harus menyiapkan diri dengan aksi!. aksi apa saja yang penting tidak hanya diam dalam menyambut imam zaman afs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar