Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com
Tampilkan postingan dengan label aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aqidah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Oktober 2011

Siapa Itu ‘Ash-Shadiqin’ (Orang-orang yang Benar)?



"wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar" (At-taubah : 119)
Pertanyaan : apakah yang dimaksud dari ‘ash-shadiqin’ pada ayat ini, yang telah Allah swt perintahkan kaum muslim untuk mengikuti mereka, adalah pribadi-pribadi tertentu, ataukah yang dimaksud di sini ialah makna bahasa kata ini, yakni hendaknya kaum muslim mengikuti setiap orang yang benar ?

Jumat, 03 Juni 2011

Kriteria Pengikut Imam Zaman afs



Satu lagi syarat dan mukadimah lazim yang harus terpenuhi dalam terwujudnya kebangkitan adalah adanya para pengikut yang baik untuk mendukung pergerakan dan pelaksanaan roda pemerintahan. Dan jelas, saat sebuah revolusi dunia yang global yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin ideal itu membutuhkan para pengikut yang sesuai dengannya. Dan tidak semua orang yang mengklaim sebagai pengikut dapat hadir di barisan sang pemimpin.

Kamis, 05 Mei 2011

Menghidupkan Kembali Semangat Penantian

Baqiyyatullah
            Salah satu asas penting dalam ajaran islam adalah kepercayaan akan kehadiran sosok serba sempurna yang mampu memenuhi dunia dengan keadilan dan kebajikan di akhir zaman. Islam mengajarkan pada umatnya bahwa Allah pasti akan memenangkan agama-Nya di atas seluruh agama. Selain itu, islam mengajarkan bahwa di akhir zaman nanti, manusia akan hidup dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan. Dengan kepercayaan ini, sedikit banyak, mampu menumbuhkan secercah asa di hati kaum muslim.

Sabtu, 12 Februari 2011

Sekilas Tentang Wilayatul Faqih



Sayyid Ali Khamenei dan Sayyid Ruhullah Musawi
                Wilayatul faqih adalah niyabah (pemegang wewenang sementara) Imam Mahdi afs dalam memimpin umat islam dan menegakkan hukum Allah swt yang merupakan mandat dari beliau afs. Wilayatul faqih merupakan pancaran cahaya, sinaran inti bintang dan ranting dari dahan pohon suci beliau afs.

Al-wilayah, perlindungan
                Harus diketahui bahwa agama menetapkan wilayah (otoritas atau kekuasaan untuk mengatur, memerintah dan melarang) sebagian orang atas sebagian yang lain adalah untuk menjaga orang yang berada didalam naungan wilayah tersebut. Misalnya, wilayah (perwalian) seorang ayah atas anaknya yang masih kecil, perwalian seorang ayah dalam menikahkan anak gadisnya dst. Wilayatul faqih berfungsi menjaga kepentingan umum dan melindungi masyarakat dari penyimpangan, kerusakan dll. Wilayah terikat untuk menjaga kepentingan orang yang berada di naungan perwalian, sang wakil tidak berhak mengatur berdasarkan hawa nafsu, kepentingan dan hasrat pribadinya.

Kamis, 13 Januari 2011

Kenapa kita mesti membahas imamah ?



Awal perpecahan umat islam setelah wafatnya Nabi saww adalah perselisihan dalam masalah imamah (kepemimpinan pasca rasul). Sehingga islam terpecah menjadi dua golongan . yang satu mengikuti imam Ali bin Abi Thalib as dan yang lain mengikuti para khalifah selain imam Ali as. Pembahasan seputar bagaimana proses perpecahan ini dan penyebab-penyebabnya di luar pembahasan kita. Karena, pembahasan itu adalah pembahasan sejarah. Sedangkan yang dibahas di sini ialah penguraian hakikat imamah dan syarat-syaratnya menurut syiah maupun sunni berdasarkan cahaya akal, wahyu dan kejadian sejarah.

Jumat, 31 Desember 2010

Pernikahan mut’ah (fleksibel)



          Ada dua pendapat dalam tubuh umat islam dalam menyikapi pernikahan mut’ah ini, sebagian umat islam (ahlussunnah) percaya bahwa pernikahan semacam ini tidak sah. Alasannya, Nabi Muhammad saww memang pernah menghalalkan pernikahan semacam ini, tapi kemudian Nabi saww mengharamkannya untuk selama-lamanya. Sebagian umat islam yang lain (ahlulbayt) berpandangan sebaliknya, mereka percaya bahwa Nabi tidak pernah mengharamkan pernikahan ini, setelah beliau saww menghalalkan pernikahan mut’ah ini.

Tujuan Nikah Mut’ah (fleksibel)




Pernikahan mut’ah tidak dimaksudkan sebagai sautu alternatif untuk pernikahan permanen, tapi sebaliknya merupakan suatu pilihan bagi orang-orang yang tidak mampu memenuhi syarat-syarat pernikahan permanen. Menyatakan bahwa pernikahan permanen pasti memenuhi semua kebutuhan adalah pendapat yang bodoh berdasarkan pengamatan yang cermat atas masyarakat. Imam Ali as, dikutip telah mengucapkan hal berikut tentang ini “Ia (pernikahan fleksibel) dibolehkan dan secara mutlak diizinkan bagi siapapun yang kepadanya Allah belum menyediakan sarana pernikahan permanen sehingga ia bisa disucikan dengan melakukan mut’ah” (Wasa’il, jld 14, hal 449-450)

Imam Husain as dan kebangkitannya




Mukaddimah
          Dunia islam tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Husain bin Ali bin Abi Thalib as. Selain dikenal sebagai cucunda nabi, beliau juga terkenal sebagai Sayyidus-syuhada (Pemimpin para syahid). Julukan yang mulia ini disematkan pada beliau karena keagungan pengorbanannya di padang tandus bernama Karbala, Irak.

Mengapa Al-mahdi dijuluki IMAM ZAMAN?


Apakah karena beliau muncul pada zaman terakhir..? atau bagaimana..??

Kita ketahui bahwa suatu gelar mencerminkan kepribadian manusia, sifat dan ciri2nya diproyeksikan melalui gelar tersebut. Sebagaimana Nabi yang terakhir kita yaitu Nabi Muhammad saww yang secara khusus disebutkan dalam kitab suci Al-qur’an sebagai ‘rahmatan lil ‘alamin’ yang keberadaannya merupakan sumber dan asas rahmat di dunia dan diakhirat. Demikian pula halnya dengan keturunannya yang diberkati, diantaranya Imam Al-Mahdi afs(‘ajjalallahu farajahu asy-syariif) dimana beliau menyandang gelar yang mulia yaitu ‘IMAM ZAMAN’. Dimana gelar ini, memiliki makna yang penting dan seringkali –dalam do’a dan percakapan- kita mendengar ‘Imam Zaman’ dan secara langsung hati dan pikiran kita tertuju pada imam Mahdi afs yang agung yang kita tunggu keberadaannya dialam ini.
Tapi sayang, walaupun kita sering dan terbiasa mendengar gelar tersebut, namun kita belum pernah terusik/tergugah untuk mengetahui makna dan fakta2 yang tepaut dalam gelar tersebut, dikarenakan keragua-raguan sedang berkecambah dalam hati dan pikiran kita.
Mungkin dari sinilah kita kita akan sedikit menyingkap tentang makna dan fakta-fakta yang terkandung dalam gelar ‘imam zaman’ yang disandang oleh Al-imamul Mahdi afs.
Bahwasannya Imam Zaman, Shohib Ashr ataupun Wali Ashr tak lain adalah sinonim yang secara langsung terkait dengan ‘juru selamat’ yang terakhir yaitu imam Mahdi afs. Maka semua nama nisbatan diatas merupakan kombinasi antara dua kata yaitu, ‘Imam’, ‘Wali’ ataupun ‘Shohib’ dan ‘zaman’ serta ‘ashr’. Seorang imam disebut demikian karena ia selalu memimpin setiap orang kecuali Tuhan, sementara yang lain dibelakang, ia selalu memimpin sedangkan yang lain diarahkan dan dipandu olehnya. Sebagimana dalam shalat berjamaah ma’mum mengikuti semua gerak-gerik imam, ketika imam ruku’, ma’mum akan ruku’ dst, sedangkan ‘wali’ atau ‘shahib’ artinya ‘guru’ dan ‘pemimpin’ demikian pula para pengikut didikte oleh pemimpinnya, dan ‘zaman’ artinya ‘lapis keberadaan’ atau ‘seluruh penciptaan’
Jadi ketika kita menyebut Imam Mahdi afs, sebagai ‘imam zaman’, ‘shohibuz-zaman’ bukan karena pendirian agama semata, bukan hanya karena muncul di zaman yang terakhir, melainkan bahwa beliau adalah salah seorang pemimpin yang dimana semua makhluk tertutup dalam lapisan ini dan tidak ada satupun dibawah langit dan diatas bumi berada diluar lapis eksistensi. Bahkan seluruh ciptaan, langit, bumi, dulan gemintang dst berada dalam satu penguasaan yaitu penguasaan IMAM ZAMAN.
Hal ini tersirat dalam
hadits qudsi yg berbunyi :
“wahai hambaKu! Ta’atilah Aku, maka akan Aku jadikan kamu sepertiKu. Aku katakan kepada sesuatu, ‘jadilah’ maka ‘jadilah’, dan engkau katakan kepada sesuatu ‘jadilah’ maka ‘jadilah’(biharul anwar 9/376, jld 24, hadits ke 376)
Dan juga ayat al-qur’an yang berbunyi :
”Sesungguhnya muka bumi ini kepunyaan Allah. la mewariskan kepada orang-orang yang Ia sukai, dan akhir yang baik diperuntukkan bagi orang-orang beriman.. " (QS. al-A'raf:128).
Wallahu a’lam.
Oleh : Ali s. disadur diambil dari buku “Imam mahdi sebagai simbol perdamaian dunia”

Kamis, 28 Oktober 2010

Menanti Sang Juru Selamat

Sejak awal diciptakan, dunia dibangun di atas landasan keadilan dan keteraturan yang menakjubkan. Alam semesta dengan seluruh bintang-gemintang dan galaksinya, semuanya itu menunjukkan adanya suatu sistem cerdas yang teratur. Sejatinya, kezaliman dan ketidakadilan bertentangan dengan prinsip keteraturan alam semesta. Karena itu, kezaliman yang terjadi di muka bumi tidak akan pernah abadi dan suatu saat nanti akan dimusnahkan untuk selamanya. Mengenai hal ini, Rasulullah saw meramalkan datangnya seorang manusia agung yang akan menegakkan keadilan dan melawan kezaliman di akhir zaman. Beliau bersabda: "Kalaupun umur dunia hanya tersisa sehari, Allah swt akan memanjangkan hari itu sedemikian rupa hingga seorang dari keturunanku bangkit dan memenuhi dunia dengan keadilan, setelah sebelumnya penuh dengan kezaliman".

AL-MAHDI DAN MASYARAKAT IDEAL

Manusia secara naluri mempunyai kecenderungan pada kesempurnaan seperti mencari keadilan, kebenaran dan kebaikan. Dengan adanya kecenderungan tersebut, manusia dalam sepanjang sejarah berusaha merealisasikan kebenaran, keadilan dan nilai-nilai akhlak. Para nabi dan wali merupakan penggagas dan pendahulu misi-misi suci tersebut. Upaya dan perjuangan mereka semenjak awal berupaya memberikan petunjuk kepada manusia ke arah kebaikan dan keadilan hingga dunia ini terlepas dari kezaliman dan arogansi.
Meski para nabi dan manusia-manusia Tuhan berupaya menyebarkan kepercayaan kepada Allah Swt dan keadilan, namun sejarah membuktikan bahwa upaya itu tidak memberikan hasil yang sempurna dan komprehensif. Sebab, ada sejumlah pihak yang menjadi kendala bagi misi para nabi dan manusia-manusia Tuhan. Karena itulah realiasi keadilan secara merata dan perlawanan terhadap segala kezaliman dan penindasan dihadapkan pada kendala serius dan jauh dari harapan setiap manusia. Untuk itu, penantian pada kemunculan juru penyelamat yang akan merealisasikan tujuan-tujuan agung tersebut, merupakan sisi persamaan yang dimiliki oleh semua agama.
Islam yang merupakan agama terakhir dan paling sempurna, menjelaskan struktur masyarakat ideal bagi seluruh umat manusia. Menurut pandangan Islam, seorang keturunan dari Rasulullah Saww akan muncul di muka bumi pada akhir zaman. Sosok inilah yang akan memerangi kebatilan dan ketidakadilan di dunia serta merealisasikan masyarakat ideal. Pemerintah global Islam yang dipimpin oleh Imam Mahdi af mempunyai kriteria-kriteria khusus yang tidak dimiliki sistem lainnya. Pemerintah Imam Mahdi as akan muncul berdasarkan ajaran-ajaran wahyu dan norma ilahi. Adapun nilai-nilai materi yang dibangun berdasarkan individualisme dan materialisme disingkirkan dari pemerintahan Imam Mahdi as.
Aliran-aliran materialis berkeyakinan bahwa peradaban dan pemerintah harus berdasarkan nilai-nilai spritiual dan agama. Sebaliknya, Islam dengan ajaran-ajarannya yang jelas, memaparkan berbagai tauladan di tengah masyarakat. Menurut pandangan agama suci ini, undang-undang, keadilan, kemuliaan, interaksi sosial dan ekonomi berlandaskan pada ketauhidan dan tercerminkan dalam keindahan. Dalam sistem manajemen Islam, perluasan keadilan dan perlawanan terhadap diskriminasi menjadi prioritas utama agama ini.
Allah Swt dalam surat Nahl ayat 90 berfirman, "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." Ayat tersebut menggambarkan pondasi-pondasi penting sosial seperti keadilan dan kemuliaan dengan arti sebenarnya yang akan terealisasi dalam pemerintahan Imam Mahdi af. Dalam pemerintahan Imam Mahdi as digambarkan bahwa persahabatan, saling tolong-menolong dan kemuliaan sangat kokoh, bahkan setiap individu di tengah masyarakat berperilaku bak sebuah keluarga.
Akan tetapi sangat disayangkan, masyarakat saat ini dihadapkan pada hubungan sosial tidak sehat dan destruktif yang bertumpu pada kekhawatiran dan ketidakpercayaan antarmanusia. Kefasadan sosial hingga ketidakamanan di dalam keluarga menunjukkan bahwa peradaban dunia saat ini telah gagal membangun spirit manusia dalam merealisasikan ketenangan diri. Realita tersebut menggambarkan bahwa hubungan sosial manusia tidak dapat digambarkan tanpa landasan spritual. Sederet problema di dunia semakin mencerminkan pentingnya kahadiran sosok juru selamat yang menyematkan dunia dari berbagai tekanan.
Imam Shadiq as berkata, " Di akhir zaman, kemuliaan-kemuliaan akhlak dan nilai kemanusiaan akan menjadi landasan pemerintah global Islam." Imam Bagir as berkata, "Saat Imam Mahdi af muncul, hanya persahabatan, persatuan dan kerjasama yang mengemuka." Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, kekhawatiran dan ketidakpercayaan antarmanusia telah pudar, sedangkan kepercayaan dan keamanan semakin kokoh. Lebih dari itu, radikalisme dan kebejatan moral terus berkurang, dan hukum pun berlaku. Orang-orang kaya juga tidak menzalimi kelompok lemah. Di pemerintahan Imam Mahdi as juga digambarkan bahwa setiap orang saling menghormati serta saling memberi nasehat dan jalan keluar. Disebutkan pula, harta, nyawa dan harga diri berada dalam kondisi aman. Semua manusia juga merasa tenang dan nyaman. Itulah gambaran ideal pemerintah Imam Mahdi as.
Di antara kriteria lain pemerintah Imam Mahdi af adalah memperhatikan kedewasaan akal dan perluasan ilmu. Dalam ajaran Islam, akal dan pemikiran mempunyai tempat yang luar biasa. Pada prinsipnya, agama tidak dapat dipahami dengan baik tanpa peran akal. Dengan ungkapan lain, manusia melalui daya pikirnya, mengenal esensi agama. Akal merupakan petunjuk manusia ke arah perbuatan baik dan memperingatkan hal-hal yang berbahaya. Untuk itu, Al-Quran sangat menganjurkan setiap manusia supaya berpikir dan merenung. Dalam pemerintah Imam Mahdi as, akal berada di samping penyembahan kepada Allah Swt, akhlak dan takwa. Akal yang sehat merupakan petunjuk kebaikan dan norma-norma.
Hal yang tak dapat dipungkiri, sains dan teknologi yang merupakan hasil inovasi akal manusia tidak akan dihadapkan pada bencana bagi manusia bila dibarengi dengan akal yang sehat. Dalam pemerintahan Imam Mahdi as, kepintaran manusia yang berada dalam hidayah ilahi, dapat mencapai pada kesempurnaan. Dalam kalimat mutiara Imam Shadiq as disebutkan, ilmu mempunyai 27 pintu. Sebelum kemunculan Imam Mahdi as, manusia dapat membuka dua ilmu. Saat Imam Mahdi as muncul, 25 pintu lainnya akan terbuka. Salah satu fenomena yang akan mengemuka saat Imam Mahdi af muncul adalah perkembangan ilmu berkali-lipat yang dibarengi dengan kesempurnaan spiritual, sehingga teknologi dan kemajuan tidak berada di tangan orang-orang yang tidak berhak. Kedewasaan akal yang dibarengi dengan pendidikan akhlak, akan membentuk masyarakat yang ideal.
Berbagai hadis dan riwayat menyebutkan bahwa masyarakat ideal di masa Imam Mahdi af menjadi sarana kedewasaan dan kesejahteraan materi. Tak diragukan lagi, ketika hubungan antarmanusia berlandaskan pada keadilan dan kemuliaan, berbagai kenikmatan dan anugerah ilahi akan melimpah di tengah masyarakat dan berbagai problema sosial dan ekonomi akan pudar. Dalam kondisi seperti ini, sumber daya alam begitu melimpah, dan manusiapun mampu mengoptimalkannya dengan baik.
Rasulullah Saww bersabda, "Di masa ummatku, akan bangkit Imam Mahdi af. Saat itu, masyarakat akan mendapatkan kenikmatan yang tidak pernah didapatkan pada masa sebelumnya. Alampun tidak menyembunyikan kekayaannya." Sesuatu yang akan terjadi di masyarakat Imam Mahdi af merupakan janji Allah Swt yang disebutkan berulangkali dalam Al-Quran. Dalam Al-Quran dijanjikan bahwa setiap manusia yang beriman baik laki maupun perempuan, melakukan amal saleh, maka Allah Swt akan mempersembahkan kehidupan bahagia dan layak. Dalam pemerintah Imam Mahdi as, kita akan menyaksikan kehidupan yang sehat. Ketidakamanan dan ketidaktenangan di dunia ini berubah menjadi kehidupan yang nyaman dan tenang. Membayangkan masa kemunculan Imam Mahdi dan pemerintahannya saja dapat menenteramkan hati manusia.
Source : http://indonesian.irib.ir/index.php/agama/semerbak-harum-mahdi/19620-imam-mahdi-as-dan-masyarakat-ideal

Jumat, 05 Maret 2010

Sholat Adalah Wajah Agama





Imam Ali Bin Abi Thalib as berkata “ segala sesuatu mempunyai wajah dan wajah agama kalian adalah sholat. Maka jangan sampai salah seorang dari kalian mencoreng wajah agamanya” (Biharul anwar, juz 82, hlm 227)
Jika Agama seumpama sosok manusia, maka sholat adalah wajahnya. Wajah adalah angota termulia diantara semua anggota badan. Salah satu identitas utama yang bisa dikenali dari manusia adalah wajah. Di wajah menempel anggota-anggota tubuh yang sensitif seperti mata, telinga, hidung dll. Begitu juga, anggota dan identitas yang paling mulia kedudukannya diantara semua amal ibadah adalah sholat.

Jumat, 26 Februari 2010

Hikmah Dibalik Revolusi Husaini

Aba Abdillah Al-husain bin Ali as
Selama ribuan tahun asyura’ dan Karbala selalu menjadi bahan pembelajaran yang tak pernah habis untuk didiskusikan dan dipelajari. Asyura tak ubahnya seperti alam semesta ini yang tak pernah selesai diteliti dan dikaji. Semakin dalam penelitiannya maka semakin dalam pula ilmu dan hikmah yang diambil.
Namun, yang namanya kebenaran pasti selalu memiliki rintangan dan halangan berupa musuh yang selalu siap siaga menusuk dan merusak kebenaran tersebut dengan cara-cara yang sangat licik.
Semua muslim mengakui akan kelebihan imam Husain. Semua muslim mengakui tak ada satupun yang mampu menandingi cucu rasul yang satu ini. Namun seperti yang telah disinggung diatas kebenaran yang dalam hal ini dipimpin oleh imam Husain as selalu diganggu keberadaannya oleh kebatilan. Ada sebuah isykal yang ditujukan pada perjuangan imam Husain as. Mereka mengatakan bahwasannya imam Husain berjuang dan berperang demi kedudukan dunia, menentang pemerintahan Yazid dan dinasti Umawiyah tetapi beliau dikhianati oleh pengikunya sendiri sehingga dikalahkan oleh Yazid dan tentaranya sampai terbunuh. Isykal seperti ini dilontarkan oleh para materealisme yang hanya menilai sesuatu dari segi luarnya. Mereka melihat imam Husain as keluar dan menentang pemerintahan yang sah dan ini karena ingin menduduki jabatan Yazid sebagai pemimpin kaum muslimin.

Hanya Ali Bin Abi Thalib as yang Pantas Menggantikan Muhammad Rasulullah Saw



'Aliyyun Imamiy
Hanya Ali bin abi thalib kwh yang pantas menggantikan Rasulullah saww dalam memimpin umat islam ke jalan yang diridhoi Allah ‘azza wa jalla setelah wafatnya Rasulullah saww. Kata siapa? Dan kalau seandainya pernyataan d iatas benar kenapa hanya Ali bin Abi Thalib?  
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan  di atas maka alangkah baiknya kalau kita sedikit menelaah mukaddimah yang akan dipaparkan di bawah ini agar menambah pengetahuan kita yang nantinya akan kita gunakan pengetahuan ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Insya Allah.