'Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata dimana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (sambil berkata) 'sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu. Sungguh, kami takut akan azab Tuhan pada hari ketika orang-orang berwajah masam penuh kesulitan'.'i
Rasulullah saww bersabda 'Fathimah adalah bagian dariku, siapa yang mengganggunya berarti telah menggangguku dan siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku.'ii
Ya Fathimah |
Dalam lembaran sejarah, telah kita saksikan betapa besar penderitaan Sayyidah Fathimah binti Muhammad as. Putri Rasul yang semestinya dihormati malah diperlakukan sedemikian rupa, sampai-sampai Imam Ali as, suami beliau, harus membangun Baitul Ahzan 'rumah kesedihan' yang kemudian dijadikan tempat Sy. Fathimah as untuk melepas segala derita dengan jeritan dan rintihan pilu. Hidup beliau yang singkat, dipenuhi aral rintangan yang tidak sedikit. Ditinggal ibunda pada umur yang masih sangat belia, tak membuat sy. Fathimah kehilangan semangat, justru Sy. Fathimah semakin gigih menjaga ayahanda tercinta dalam menyebarkan islam. Berbekal keberanian untuk membuka membuka lembaran kelam sejarah islam, kita dapat menyaksikan betapa berat ujian yang dihadapi Sy. Fathimah setelah wafatnya Rasulullah saww.
Kembali pada ayat diatas, semua mufassirin sepakat bahwa ayat diatas turun untuk Sy. Fathimah as, imam Ali as, imam Hasan as dan imam Husain as serta Fidhdah, pembantu Sy. Fathimah. Suatu ketika, Sy. Fathimah as dan keluarganya, melaksanakan puasa nadzar selama tiga hari. Namun, di malam pertama, tatkala hendak berbuka puasa datanglah orang miskin yang mengetuk pintu seraya meminta iba Sy. Fathimah as. Kontan saja Sy. Fathimah as, imam Ali as, imam Hasan as, imam Husain as serta Fidhdah memberikan makanan buka puasa mereka kepada orang miskin tersebut. Sehingga, mereka hanya berbuka dengan seteguk air. Pada hari kedua, datang seorang anak yatim meminta iba kepada mereka ketika mereka hendak berbuka puasa. Merekapun memberikan makanan mereka kepada anak yatim tersebut, sehingga mereka harus kembali berbuka dengan seteguk air saja. Hari ketiga pun demikian. Sy. Fathimah as dan keluarga beliau kembali berbuka dengan seteguk air ketika makanan mereka diminta oleh seorang tawanan. Maka turunlah ayat diatas yang memuji-dengan pujian yang setinggi-tingginya- Sy. Fathimah as dan keluarga beliau.
Ayat ini, sejatinya, sudah cukup membuktikan bahwa Sy. Fathimah as bukanlah wanita biasa. Allah swt memuji Sy. Fathimah as dengan kata 'sesungguhnya kami (Sy. Fathimah as dan keluarga) memberi makanan kepadamu (orang miskin, anak yatim dan tawanan) hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah. Bahkan dalam lanjutan ayat diatas, yang membahas tentang kenikmatan-kenikmatan surga, tidak terdapat kata-kata 'bidadari.'. Kenapa ? Karena ini merupakan bentuk penghormatan kepada Sy. Fathimah as. Kenyataan ini diperkuat dengan hadits dari Rasulullah saww yang berbunyi 'di hari kiamat kelak, terdengar suara yang menyeru dari ketinggian 'arsy, 'wahai sekalian manusia, tundukkanlah kepala kalian dan pejamkanlah mata kalian sampai Fathimah melintasi shirath. Lalu beliaupun melintasinya bersama 70 ribu budak dari kalangan bidadari'.'iii
tentu, sangat tidak tepat jika menceritakan budak (baca : bidadari) dihadapan tuannya (baca : Sy. Fathimah as).
Kedudukan Sy. Fathimah as yang sangat tinggi ini, selayaknya kita jadikan bukti bagi kita untuk mencintai beliau as. Terlebih, Rasul saww begitu memuliakan beliau as. Kita tidak bisa menafsirkan sikap penghormatan Rasul saww kepada Sy. Fathimah as dikarenakan Sy. Fathimah as adalah putrinya. Tidak ! Rasul yang semua perkataannya adalah wahyuiv memuliakan Sy. Fathimah as dikarenakan Rasulullah saww tahu betapa tinggi kedudukan Sy. Fathimah as disisi Allah 'azza wa jalla. Hal ini terungkap lewat hadits beliau yang sangat indah. Diriwayatkan, beliau saww pernah bersabda '...Adapun putriku, Fathimah, sesungguhnya adalah penghulu kaum wanita alam semesta, dari awal sampai akhir. Dan dia adalah bagian dariku dan cahaya mataku. Dia itu buah hatiku dan ruhku yang berada diantara kedua sisiku. Dia adalah bidadari manusia. Kapanpun, dirinya berdiri di mihrab, di sisi Tuhannya, niscaya cahayanya akan memancar ke arah para malaikat langit, sebagaimana terpancarnya cahaya planet-planet kepada penduduk bumi. Dan Allah berfirman kepada malaikatNya, 'wahai para malaikatKu, lihatlah hambaKu, Fathimah, sang penghulu hamba-hamba wanitaKu yang sedang berdiri disisiKu dan bergetar lantaran takut kepadaKu, dan dia menghadapKu dengan sepenuh hati manakala ia beribadah kepadaKu, dan Aku bersaksi pada kalian bahwa Aku akan menyelamatkan pengikutnya dari api neraka'.'v
Dari hadits diatas, kita dapat mengetahui alasan Rasul saww bersabda 'Fathimah adalah bagian dariku, siapa yang mengganggunya berarti telah menggangguku dan siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku.'. Rasul, sang pembawa kabar dari langit, mengetahui betapa Allah mencintai Sy. Fathimah as dan betapa Sy. Fathimah as mencintai Allah. Rasul tahu, berbekal cinta kepada Sy. Fathimah as, seseorang bisa terbebas dari api neraka. Sebaliknya, berbekal benci kepada Sy. Fathimah as, seseorang bisa masuk dalam api neraka. Rasul juga hendak menjelaskan kepada kita, Sy. Fathimah as adalah belahan jiwanya. Jadi, sebagaimana kita mencintai Rasul melebihi apapun, kitapun harus mencintai Sy. Fathimah as melebihi apapun. Bersedih karena penderitaan beliau dan bergembira karena kegembiraan beliau.
Setelah kita tahu bahwa Sy. Fathimah as adalah wanita termulia di langit dan bumi, tentu kita harus mencintai beliau. Cinta tak mungkin sempurna jika kita tidak membenci orang-orang yang menyakiti Sy. Fathimah as. Imam Ja'far ash-shodiq as pernah berkata 'Jauhlah! Bohonglah orang yang mengaku mencintai kami tetapi ia tidak berlepas diri (berbaro'ah) dari musuh-musuh kami.'vi Kalau Rasul mengatakan sesiapa yang menyakiti Sy. Fathimah as berarti menyakiti Rasul, ini bermakna, Rasul pun juga berbaroah dengan siapapun yang menyakiti Sy. Fathimah as. Karena, bencinya Sy. Fathimah as adalah bencinya Rasulullah saww dan bencinya Rasulullah adalah bencinya Allah dan bencinya Allah berarti tempat kembali baginya hanyalah neraka. Na'udzu billah min dzalik.
Oleh karena itu, hendaknya kita juga harus mengenal kemadzluman Sy. Fathimah as. Kita diajarkan oleh Ahlulbayt, bahwa cinta itu benci. Dalam artian, jika kita mencintai Ahlulbayt, maka kita harus membenci orang yang memusuhi Ahlulbayt. Meski itu, ayah-ayah kita, anak-anak kita, saudara-saudara kita ataupun kerabat-kerabat kita. Inilah yang ditangkap oleh akal ketika kita membaca surat al-mujadilah ayat 22.
Ya Zahra !! |
Namun, berbaro'ah bukan berarti kita dengan seenaknya mengumpat, mencaci maki dan menjelek-jelekkan para pembenci Ahlulbayt dan pengikutnya. Karena jika kita melihat kenyataan sejarah, para imam Ahlulbayt-Salam atas mereka, adalah orang yang begitu santun bahkan terhadap musuh-musuh mereka. Bagaimanapun, imam Ahlulbayt selalu menekankan kita agat terus menjalin hubungan silaturrahim dengan seluruh manusia.vii Sebaliknya, berbaro'ah adalah salah satu cara bagi kita untuk bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) sebagaimana bertawalla (mencintai Ahlulbayt) merupakan salah satu cara bagi kita untuk bertaqarrub kepada Allah swt. Mengapa demikian ? Karena dengan berbaro'ah kita, dengan lebih jelas, dapat membedakan mana yang hak dan mana yang batil. Mana yang mencintai Sy. Fathimah as dan mana yang memusuhi beliau. Sehingga kita bisa memilih kebenaran dan menjauhkan diri dari kebatilan.
'Salam atasmu, wahai wanita teruji yang telah diuji oleh Zat yang telah menciptakanmu sebelum Ia menciptakanmu dan engkau telah bersabar atas ujian tersebut. Kami adalah pecinta dan pendukungmu, serta menerima setiap yang dibawa oleh ayahmu saww dan washinya as. Dan kami memohon padaMu, ya Allah, ketika kami membenarkan mereka agar Engkau mengantarkan kami kepada derajat (surga) yang tinggi sehingga Engkau membahagiakan kami bahwa kami telah suci dengan mencintai mereka'
Referensi : -Keistimewaan dan tanggung jwab syiah Ali as,/Ali Umar al-habsyi,-cet 1- Jakarta:Ilya,2008
-Syiah dalam sunah/sayyid Muhammad Reza Modarrese,-cet 1-Citra,2005
-Sejarah singkat 14 Maksum jilid 1/Lajnah at-tahrir,-cet 1-jakarta:Cahaya,2009
Jpr, Jum'at pagi, 15-04-11
iQ.S Al-Insan : 7-10
iiShahih Muslim, kitab Fadhail ash-shahabah, bab Fadhail Fathimah
iiiKasyful Ghummah, juz 2, hal 13
ivQ.S An-Najm : 3-4
vAmali Ash-shaduq, hal 99-100
viMustathfar As-sarair : 147, hadits : 2
viiAl-kafi, Juz 6, hal 109, hadits 10
semoga saya menjadi umat islam yang mencintai Rasullah Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, limpahkan shalawat dan salam kepada Junjungan kami, NAbi Muhammad dan keluarga. kapan dan dimanapun !!
BalasHapusdi dunia dan di akherat kelak. selama-lamanya!!
segala puji bagi Allah SWT dengan pujian tidak terhingga selama-lamanya ! di dunia dan akherat ! selama-lamanya !!
Amiin. Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad wa 'ajjil faraja maulana shahibiz-zaman waj'alna min ansharihi wa a'wanihi.
BalasHapus