Ketegaran Shalat Jum’at
Sayyid Ali Khamenei (Rahbar) |
Suatu ketika di masa perang Iran-Irak, Ayatollah Khamenei yang saat itu menjabat sebagai presiden Republik Islam Iran, sedang menyampaikan khutbah Jum'at di Tehran. Musuh-musuh Islam telah merancang untuk meledakkan bom di tempat penyelenggaraan shalat Jum'at. Meski terjadi ledakan beliau tetap tenang dan tegar. Jamaah yang hadir pun nampak sabar dan tetap bersemangat sehingga keadaan langsung terkendali dan Ayatollah Khamenei melanjutkan khutbahnya. Seakan tidak ada peristiwa apapun yang terjadi. Padahal di dekat mereka baru saja terjadi ledakan yang menjatuhkan korban syuhada dengan tubuh yang tercabik-cabik dan warga menyaksikan hal itu. Inilah peristiwa yang selalu dikenang dalam lembaran sejarah revolusi Islam Iran.
(Diceritakan kembali oleh Hujjatul Islam Mohammadi Iraki)
Kemah di Libya
Di Libya didirikan kemah dimana pintu masuknya sangat pendek sehingga setiap orang yg masuk ke tempat tersebut akan membungkuk. Di depan pintu masuk dipajang foto Qadhafi, pemimpin Libya. Hal ini menandakan bahwa setiap orang yang masuk ke dalam kemah tersebut mau tak mau harus menunduk di hadapan foto Qadhafi.Tapi sebaliknya yang dilakukan oleh Ayatullah Khemene'i ketika akan memasuki tempat tersebut. Beliau berbalik arah dengan keadaan membelakangi pintu, beliau masuk ke kemah itu. Hal itudilakukan supaya tidak menunduk di hadapan foto Qadhafi.
(Diceritakan kembali oleh, Ali Akbar Velayati)
Bersikaplah yang Jujur
Di salah satu lawatan rutinnya, Rahbar berkunjung ke Provinsi Mazandaran dan beliau tiba di wilayah terpencil Ars Ma Khust. Saat mengunjungi sebuah sekolah, beliau menyaksikan semua bangku dan kursi di sekolah itu baru. Beliau langsung menduga bahwa meja dan kursi sengaja didatangkan untuk menyambut kedatangannya. Dengan cerdik beliau bertanya kepada para murid, sejak kapan bangku dan kursi di sekolah diganti. Para murid menjawab, sejak kemarin. Mendengar jawaban itu, beliau memandang para pejabat daerah dengan tatapan penuh makna seraya memperingatkan, "Tidak perlu kalian menutup-nutupi keadaan di hadapan pejabat yang tahu akan kesulitan yang ada."
(Baqir Zadeh, Ketua Komite Pencari Syuhada Yang Hilang)
Kebijakan Rahbar
Salah seorang pejabat militer mengeluarkan perintah untuk menyita sebuah tempat. Meski tindakan tersebut benar namun cara pelaksanaannya ilegal. Mahkamah militer mengirimkan laporan kejadian tersebut kepada Rahbar. Beliau menuliskan perintah di bawah laporan tersebut demikian; "Tindak orang bersalah walaupun dia anakku sendiri!"
(Hujjatul Islam Niyazi)
Makan Malam yang Sederhana
Suatu hari ketika saya menghadap Rahbar di rumah beliau. Pembicaraan kami berlangsung sangat lama hingga mendekati saat shalat Maghrib. Usai menunaikan shalat Maghrib, beliau berkata kepadaku, "Saudara Rahim, makan malamlah bersama kami."
Meski menurutku ini merupakan anugerah yang besar namun saya menolak dengan halus karena hal ini akan merepotkan beliau. Rahbar mengatakan, "Ini tidak merepotkan, tetaplah di sini dan makan malam bersama kami apa adanya."
Ketika makan malam telah disiapkan, saya melihat makam malam beliau bersama keluarganya sangat sederhana dan tak lebih dari telur goreng. Akhirnya sayapun ikut makan bersama beliau dengan makanan sederhana tersebut.
Meski menurutku ini merupakan anugerah yang besar namun saya menolak dengan halus karena hal ini akan merepotkan beliau. Rahbar mengatakan, "Ini tidak merepotkan, tetaplah di sini dan makan malam bersama kami apa adanya."
Ketika makan malam telah disiapkan, saya melihat makam malam beliau bersama keluarganya sangat sederhana dan tak lebih dari telur goreng. Akhirnya sayapun ikut makan bersama beliau dengan makanan sederhana tersebut.
(Panglima Pasukan Pengawal Revolusi, Mayjen Rahim Safawi)
Sumber : khamenei.ir
keren keren tidak salah kalau ia dianggapa sbagai salah satu pemimpin islam paling berpengaruh di dunia
BalasHapusthx infonya sangat bermanfaat gan
BalasHapussama-sama gan !
Hapus