Betapa Khusyuknya Beliau |
Manusia
sukses tidak terlepas dari program-program kehidupannya yang dari hari
ke hari menghantarkannya ke arah kesempurnaan. Manusia semacam ini
mempunyai tujuan tinggi dan setiap hari selalu melihat hal yang baru
untuk menggapai tujuannya.
Ayatollah
Al-Udzma Sayid Ali Khamenei adalah di antara sosok manusia yang
melakukan aktivitas politik, sosial dan budaya sejak masa mudanya. Dalam
perjalanan hidupnya, beliau melewati banyak masa sulit. Meski demikian,
kesibukan Ayatollah Ali Khamenei tak menghalangi ibadah dan
spiritualnya. Bahkan spiritual itu dapat disaksikan dalam semua
aktivitas Ayatollah Ali Khamenei. Ini semua mencerminkan bahwa Rahbar
senantiasa menerapkan ajaran-ajaran Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as
yang tercermin dalam ibadah, kesadaran, kesabaran, perdamaian, jihad,
pencerahan atau dakwah dan perilaku mulia lainnya.
Kekhusyukan Rahbar
Salah
satu teman Rahbar di masa belajarnya menceritakan, "Saya pernah hidup
sekamar dengan Rahbar. Bagi Rahbar, sholat malam di masa mudanya adalah
sebuah ibadah yang luar biasa. Ketika waktu Subuh tiba, beliau berdiri
depan pintu Madrasah Hujjatiah di Qom mengumandangkan adzan. Setiap kali
menemani Rahbar ke Jamkaran, saya menemukan kepribadiannya yang luar
biasa. Beliau mempunyai perhatian khusus kepada Imam Mahdi af."
Ayatollah
Ali Khamenei selain tidak memandang ibadah kepada Allah Swt sebagai
penghalang dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagai Rahbar, tapi juga
menilai ibadah sebagai sumber kesuksesan dalam semua layanan. Beliau
juga menaruh perhatian besar pada urusan ibadah seperti khusyu' dalam
shalat. Bahkan menurut Rahbar, shalat dapat membentuk kepribadian
manusia.
Rahbar
dalam shalatnya nampak konsentrasi penuh dan khusyuk. Bahkan jika ada
hal yang terjadi di sekitarnya, Rahbar tetap konsentrasi dalam ibadah.
Terkait kekhusyukan Rahbar dalam shalat, Hujjatul Islam Rashed Yazdi
menceritakan pengalamannya bersama Rahbar saat diasingkan oleh Rezim
Reza Shah Pahlavi. Saat shalat berjamaah dengan Rahbar, Hujjatul Islam
Rashed Yazdi memperhatikan sebuah hewan yang masuk ruangan shalat, tapi
Rahbar yang tengah khusyuk dalam beribadah, seakan tak mengetahui
masuknya binatang tersebut. Binatang itu bahkan sempat mengambil sajadah
salah satu makmum yang membuat makmum lainnya menahan tawa. Hujjatul
Islam Rashed Yazdi mengatakan, "Hanya Ayatollah Ali Khamenei yang tetap
konsentrasi dan tidak terganggu dengan masuknya binatang tersebut."
Setelah shalat, para makmum bertanya, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan
shalat?" Rahbar pun balik bertanya, "Kalian berbicara tentang apa?"
Dengan pertanyaan balik itu dapat dipahami bahwa Rahbar sama sekali tak
terganggu dengan masuknya binatang, sedangkan para makmum lainnya merasa
terganggu dan bahkan menghentikan shalat mereka.
Salah
satu kemuliaan Rahbar adalah rendah diri dan lemah lembut dalam
berinteraksi dengan masyarakat lemah. Beliau dalam berbagai pidatonya
kepada para pejabat pemerintah selalu menekan supaya memperhatikan
kondisi kehidupan masyarakat. Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei
ketika menjabat sebagai Presiden Republik Islam Iran, berupaya penuh
menyelesaikan berbagai problema dan kesulitan masyarakat. Masa
kepresidenan Ayatollah Khamenei bersamaan dengan periode perang
Irak-Iran. Yang menariknya, Rahbar juga menyempatkan diri untuk
mendatangi front. Kehadiran Ayatollah Ali Khamenei yang saat itu menjadi
Presiden Iran, tentunya mendongkrak semangat para pejuang di front yang
tengah berhadapan dengan musuh.
Kerendahan
diri Rahbar juga sangat nampak dalam berbagai kunjungannya ke berbagai
daerah Iran. Dalam pertemuannya dengan masyarakat, Rahbar memposisikan
diri yang sama seperti mereka. Ini merupakan pemandangan indah yang
mencerminkan hubungan baik antara pemimpin dan masyarakat. Kehidupan
Rahbar dipenuhi dengan rasa cinta kepada masyarakat mustadzafin dan
revolusioner. Cinta kasih itu dirasakan dari kedua pihak. Bahkan
masyarakat juga menunjukkan rasa cinta mereka kepada Rahbar dalam
berbagai kunjungannya ke berbagai daerah.
Rahbar dan Pemuda
Rahbar
juga menaruh perhatian besar kepada para pemuda. Beliau dalam satu
tahun melakukan berbagai pertemuan persahabatan dengan para pemuda.
Bahkan dalam berbagai pertemuannya, para pemuda diberi kesempatan untuk
menyampaikan pendapat-pendapatnya. Di penghujung pertemuan, mereka pun
menanti pidato Rahbar dengan harapan yang besar. Tak sedikit pemuda yang
harus meneteskan air mata saat bertemu dengan Rahbar. Ini menunjukkan
kecintaan mendalam para pemuda akan figur kebapakan Rahbar.
Dalam
berbagai pertemuannya dengan para pemuda, Rahbar seringkali menekankan
pentingnya menuntut ilmu dan menjaga takwa. Rahbar juga menjadikan agama
Islam, Rasulullah Saw, Ahlul Bait as dan Al-Quran sebagai pegangan
hidup yang dapat menjaga spirit dan perilaku para pemuda. Rahbar dalam
salah satu pidatonya mengatakan, "Jika dalam kalimat pendek, saya
ditanya; Apakah yang Anda inginkan di masa muda?, maka saya akan
menjawab; Menuntut ilmu, membersihkan diri dan olah raga. Saya berpikir
bahwa para pemuda harus mempunyai tiga kriteria ini."
Rahbar
menyebut takwa sebagai modal utama bagi pemuda. Dikatakannya, "Jika
pemuda di masa mudanya berusaha menggapai takwa yang didefinisikan dalam
agama dan Al-Quran, maka ia akan menggapai modal terbesar untuk
belajar, aktivitas konstruktif, harga diri, serta modal untuk mencari
dunia dan akherat." Keadilan, anti-kemiskinan, harga diri bangsa,
kesadaran atas berbagai masalah politik lokal dan internasional adalah
di antara masalah yang dikehendaki Rahbar atas pemuda.
Perhatian Rahbar pada Al Quran
Sangat
sedikit pemimpin seperti Rahbar yang mencintai Al-Quran dan menguasai
ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan kitab suci ilahi. Rahbar dalam
berbagai pidatonya juga menekankan penyebaran ajaran Al-Quran. Ayatollah
Ali Khamenei menaruh penghormatan yang luar biasa kepada Al-Quran dan
aplikasinya. Menurut Rahbar, Al-Quran adalah kitab petunjuk yang
menyelamatkan masyarakat jahiliyah Makkah saat itu dari kebodohan dan
mengarahkan manusia ke arah keselamatan yang sebenarnya. Rahbar juga
menilai Al-Quran bukanlah kitab yang sulit, tapi kitab yang dapat
menjadi pendamping dan petunjuk manusia di tengah pasang surut
kehidupan.
Abdul
Reza Izadpanah yang juga salah satu murid Rahbar dalam mata kuliah
tafsir Al-Quran di masa sebelum Revolusi Islam Iran, mengatakan, "Rahbar
dalam pelajaran tafsirnya tidak mengartikan ayat-ayat Al-Quran secara
terpisah. Namun beliau menafsirkan Al-Quran dengan memperhatikan aspek
pendidikan dan peran konstruktif Al-Quran. Beliau juga menilai setiap
pesan Al-Quran sebagai puzzle kehidupan. Rahbar juga meyakini bahwa
setiap manusia harus memahami pesan AlQuran itu untuk diaplikasikan
dalam kehidupan individu dan sosial."
Izadpanah
ketika menjelaskan metode tafsir yang diterapkan Rahbar, mengatakan,
"Metodenya adalah metode khusus dalam tafsir Al-Quran." Rahbar soal
pentingnya pemahaman akan Al-Quran mengatakan, "Al-Quran harus dijadikan
seperti cermin yang harus bersih mengkilat sehingga dapat memantul di
hati kita. Al-Quran harus tercermin dalam spirit kita... Jika hati tidak
bersih dan tidak siap menerima kebenaran dan hakekat, maka ketika
membaca Al-Quran, seseorang tidak dapat mengoptimalkan Al-Quran dengan
baik."
Selain
tafsir, Rahbar juga sangat piawai dalam ilmu tajwid. Bahkan Rahbar juga
dikategorikan sebagai pakar dan ahli tajwid. Rahbar juga menyempatkan
diri untuk menghadiri acara-acara Tilawatul Quran yang dihadiri qari
lokal dan luar negeri. Dalam acara-acara itu, Rahbar juga menyampaikan
wejangan-wejangan inovatif bagi para qari.
Hobi dan Jiwa Seni Rahbar
Salah
satu hobi Rahbar adalah mendaki gunung, berjalan kaki dan berolahraga.
Di masa mudanya, Rahbar bermain bola voli. Bahkan menurut penjelasannya,
jika ada waktu, beliau menyempatkan diri untuk bermain bola voli dengan
anak-anaknya. Akan tetapi beliau sangat menyukai seni dan sastra.
Kecintaan Rahbar pada seni dan sastra membuat kepribadiannya mempunyai
daya tarik yang luar biasa. Rahbar juga suka membaca buku roman dan
buku-buku lainnya yang terkenal di dunia. Sebagai contoh, Rahbar kekita
berbicara tentang Roman Roland mengatakan, "Buku Mahatma Ghandi harus
dibaca. Terus terang, Roman Roland sangat luar biasa dalam menggambarkan
sosok. Dalam roman-romannya, ia juga demikian, bahkan dalam menjelaskan
kondisi seorang tokoh... Saya banyak membaca buku terkait Ghandi, namun
tidak ada buku seperti ini..."
Sutradara
asal Iran, Majid Majidi yang tersohor di dunia karena film "Children of
Heaven," ketika berbicara tentang jiwa seni Rahbar, mengatakan, "Beliau
sangat menguasai urusan budaya. Kalian tidak akan menemukan seorang
pejabat budaya di negara ini yang menguasai budaya seperti Rahbar.
Beliau mengenal film, musik dan teater dengan baik. Seorang sahabat yang
juga seniman bercerita tentang film Bad Badak Baz, Rahbar berkomentar;
Romannya luar biasa. Saya berharap filmnya bisa sebagus romannya."
Tak
diragukan lagi, Rahbar mempunyai kelebihan-kelebihan luar biasa yang
menjadikannya sebagai tokoh yang populer dan politisi terkemuka di
dunia. Tak hanya itu, tawakal kepada Allah Swt, keberanian dan
kepercayaan dirinya juga menyebabkan Rahbar tangguh dalam menghadapi
musuh, khususnya AS dan Zionis Israel. Melalui kepemimpinan Ayatollah Al
Udzma Sayid Ali Khamenei, Republik Islam Iran tetap eksis di dunia
sesuai dengan visi Revolusi Islam dan Imam Khomeini ra. Semoga beliau
panjang umur. Amin
Sumber : irib
Farazdaq Khaza'i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar