Ya Sayyidah nisail 'alamiin |
Menurut
riwayat yang akurat, beliau mengambil tanah dari kuburan suci itu dan
meletakkannya di wajahnya sambil berkata :
مَا ذَا عَلَى الْمُشْتَمِّ تُرْبَةَ
أَحْمَدَ * أَنْ لاَ يَشَمَّ مَدَى الزَّمَانِ غَوَالِيَا
Selayaknya bagi orang yang pernah mencium turbah Ahmad
untuk tidak mencium wangi-wangian sepanjang masa
صُبَّتْ عَلَيَّ مَصَائِبُ لَوْ
أَنَّهَا * صُبَّتْ
عَلَى الْأَيَّامِ صِرْنَ لَيَالِيَا
Aku
tertimpa musibah demi musibah , seandainya musibah itu diturunkan disiang hari
niscaya ia akan menjadi gelap gulita
Syaikh
Yusuf as-Syâmi dalam buku Darru an-Nazim menulis bahwa Sayyidah Fatimah
as melantunkan syair duka cita ini buat
ayahnya :
قُلْ لِلْمُغَيَّبِ تَحْتَ أَثْوَابِ (أَطْبَاقِ)
الثَّرَى إِنْ كُنْتَ تَسْمَعُ
صَرْخَتِيْ وَ نِدَائِيَا
Katakan
kepada orang yang tertimbun dibawah tanah jika engkau mendengar suara dan
panggilanku
صُبَّتْ عَلَيَّ مَصَائِبُ لَوْ
أَنَّهَا صُبَّتْ عَلَى
الْأَيَّامِ صِرْنَ لَيَالِيَا
Aku
tertimpa musibah yang bertubi-tubi, seandainya musibah itu dituangkan disiang
hari niscaya ia akan gelap gulita
قَدْ كُنْتُ ذَاتَ حِمًى بِظِلِّ
مُحَمَّدٍ لاَ أَخْشَ مِنْ
ضَيْمٍ وَ كَانَ حِمَالِيَا
Tatkala
aku berada dibawah lindungan Mohammad, aku tidak pernah merasa ketakutan dari kezaliman
فَالْيَوْمَ أَخْضَعُ لِلذَّلِيْلِ وَ
أَتَّقِيْ ضَيْمِيْ وَ أَدْفَعُ ظَالِمِيْ
بِرِدَائِيَا
Namun
hari ini aku harus tunduk kepada orang
hina dan takut dari kezaliman sementara penolong dan pelindungku hanya
bajuku ini
فَإِذَا بَكَتْ قُمْرِيَّةٌ فِيْ
لَيْلِهَا شَجَنًا عَلَى غُصْنٍ
بَكَيْتُ صَبَاحِيَا
Lalu
menangislah bintang-bintang dilangit di malam hari turut berduka, akupun
menangis dipagi harinya
فَلَأَجْعَلَنَّ الْحُزْنَ بَعْدَكَ مُوْنِسِيْ
وَ لَأَجْعَلَنَّ
الدَّمْعَ فِيْكَ وِ شَاحِيَا
Aku
jadikan kesedihan setelahmu sebagai kesenanganku dan aku jadikan tetesan air
mata untukmu sebagai selempang.
Diambil dari Mafatihul Jinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar