Ya Fathimah Zahra ! |
Dalam sebagian
riwayat disebutkan bahwa Sayyidah Fathimah wafat pada tanggal 3 rabiul awwal,
selang beberapa bulan setelah wafatnya Nabi saww. Untuk mengenang hari
bersejarah ini, para pecinta Ahlulbayt Jepara dan sekitarnya menghadiri majlis
peringatan Syahadah Sayyidah Fathimah as yang diadakan di halaman rumah
Almarhum Habib Abdillah Albar, Saripan, Jepara, Sabtu (28/04).
Dalam majlis
ini, para tamu undangan yang berjumlah sekitar 600 orang menimba ilmu dari
Ustadz Habib Muhammad bin Alwi bin Syekh Abubakar. Beliau, dalam kesempatan
ini, mendedah pertanyaan, ‘siapakah Fathimah ?’ Untuk menjawab pertanyaan ini,
beliau terlebih dahulu mengatakan bahwa untuk mengenal Sayyidah Fathimah, kita
harus kembali kepada ayahanda beliau, Rasulullah saww. Mari kita lihat siapakah
Fathimah as :
·
Banyak ayat yang turun berkenaan dengan putri
Rasul ini, seperti ayat tathhir, surat ad-dahr, ayat mubahalah, dan masih banyak lagi.
·
Dalam kitab kitab besar umat islam, semisal
Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Musnad Ahmad bin Hambal, dll, Rasulullah
mengenalkan Fathimah sebagai, ‘pemimpin wanita surga’, ‘pemimpin wanita umat
ini’, dan ‘pemimpin wanita seluruh semesta’.
·
Rasulullah saww tidak menyanjung putrinya,
Sayyidah Fathimah as karena hubungan darah, melainkan karena wahyu. Seluruh
perkataan Rasulullah adalah wahyu (Q.S. An-najm : 3-4)
·
Sayyidah adalah orang yang paling dicintai
Rasulullah saww. Ini berarti, Sayyidah Fathimah memiliki kedudukan yang tinggi
di sisi Allah swt.
·
Sulaiman Kattani, seorang kristen Lebanon yang
menulis buku tentang Sayyidah Fathimah, menceritakan bahwa Sayyidah Fathimah
tak pernah tampak benar-benar bahagia kecuali dalam dua keadaan. 1) ketika
mendengar perkataan Rasulullah di detik-detik terakhir hidup beliau yang
menjelaskan bahwa Sayyidah Fathimah lah keluarga Nabi pertama yang menyusul
Nabi ke alam barzakh. 2) ketika beliau berbaring di akhir hayatnya.
·
Diriwayatkan, Sayyidah Fathimah as pernah
berkata, ‘yang kucintai dari dunia kalian ada 3 hal: 1) melihat wajah
Rasulullah, 2) membaca kitab Allah (al-quran), 3) berinfak di jalan Allah.’
·
Sayyidah Fathimah tak pernah melupakan kita.
Mahar untuk pernikahan beliau adalah syafaat bagi kita, umat ayahnya. Ketika
beliau hendak meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, beliau masih sempat
mendoakan kita, umat ayahnya. Nanti, ketika hendak masuk surga pun beliau masih
menoleh pada kita.
·
Maka, sungguh tidak pantas kalau kita melupakan
beliau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar