Di tengah maraknya modus pengkafiran sesama muslim, yang dihembuskan oleh kelompok takfiri,
para pecinta Ahlulbayt harus selalu tegar dalam menapaki jalan
Ahlulbayt. Mereka tidak boleh melupakan Ahlulbayt selaku Imam dan
pembimbing mereka. Maka, memperingati wiladah maupun syahadah Ahlulbayt
merupakan sebuah kemestian.
Atas dasar inilah, Yayasan Darut-taqrib Jepara mengadakan majlis
peringatan hari lahir Imam Ali bin Abi Thalib as di Pondok Pesantren
Darut-taqrib, Jepara, pada minggu malam (03/06). Meski sederhana, majlis
ini merupakan bukti nyata dalam kecintaan kepada Ahlulbayt. Ustadz
Miqdad Turkan, selaku pembicara, menekankan pentingnya majlis peringatan
wiladah semacam ini. “Peringatan ini membuktikan eksistensi kita di
bumi ini” yakin Ustadz Miqdad Turkan membuka pembicaraannya.
Selain menekankan keutamaan-keutamaan ukhrawi dari majlis peringatan
wiladah Imam Ali as ini, seperti berbondong-bondongnya malaikat
mengikuti majlis, lebih jauh Ustadz menjelaskan bahwa majlis semacam
ini juga bertujuan untuk menanamkan cinta kita kepada Ahlulbayt Nabi
saw.
Setelah menekankan pentingnya peringatan hari lahir para Imam, Ustadz
Miqdad Turkan menjelaskan tentang kemuliaan Imam Ali bin Abi Thalib as
yang tidak dimiliki manusia manapun, yakni beliau as terlahir di Ka’bah.
Sejarah mencatat bahwa begitu banyak orang yang mencoba
menyanding-nyandingkan pribadi-pribadi tertentu dengan Imam Ali as.
Misalnya saja, ketika Nabi saw bersabda, “aku adalah kota ilmu, dan Ali
adalah pintunya”, ada riwayat yang menambahkan, “dan dindingnya adalah
Fulan, Atapnya adalah Fulan dan seterusnya.” Meski demikian, keutamaan
Imam Ali as tetap tak tertandingi, ketika kita melihat kenyataan sejarah
bahwa tidak ada satu pun yang dilahirkan dalam Ka’bah selain beliau as.
Ustadz Miqdad menjelaskan bahwa kemuliaan Imam yang satu ini
dikarenakan hanya beliau yang layak menggantikan posisi Rasulullah saw
dalam menjaga syariat islam, yang merupakan kehendak Allah swt.
Dalam akhir pembicaraannya pada majlis yang ditutup dengan pembacaan
ziarah Imam Ali as itu, Ustadz Miqdad Turkan mengharap para pecinta
Ahlulbayt, khususnya para pemuda, agar selalu mencontoh kehidupan Imam
Ali as. Karena, sebagai pecinta, kita mesti mencontohi Imam Ali as. Para
Syiah Ali bukanlah orang-orang pemalas, tapi mereka adalah orang-orang
yang selalu bekerja keras, peduli terhadap sesama, dan tak pernah lari
dari tanggung jawab.
Semoga kita bisa selalu mencontohi Imam Pertama kita, Amirul
mukminin, Ali bin Abi Thalib as, yang seluruh waktunya dihabiskan untuk
kemanusiaan. Insya Allah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar