Ali, Khairul Bariyyah |
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka itulah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka adalah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang-orang yang takut kepada Tuhannya.” (Al-bayyinah, ayat 7-8)
Satu
pertanyaan mendasar yang pertama kali muncul ketika membaca ayat di atas ialah,
‘siapakah Khairul Bariyyah itu ?’Untuk
menjawab pertanyaan ini, mari kita telaah 3 poin berikut :
1.
Sifat dan Keistimewaan Khairul Bariyyah
Menurut
Ayatullah Udzma Makarim Syirazi, dalam buku beliau, Ayatul wilayah, Khairul
Bariyyah, setidaknya, memiliki 3 sifat pokok yang dijelaskan ayat di atas.
a.
Yang beriman
Sifat dan keistimewaan Khairul Bariyyah yang pertama ialah ‘beriman’. Yakni, beriman pada
Allah, Rasul-Nya, dan hari akhir. Tentu, iman tak berarti jika tidak dibarengi
dengan amal saleh.
b.
Beramal saleh
Sifat dan keistimewaan kedua yang pasti disandang Khairul Bariyyah adalah beramal saleh.
Setelah beriman, kita harus mewujudkan iman itu dalam kehidupan kita
sehari-hari. Maka, Khairul Bariyyah
pastilah selalu mengerjakan amal baik, sebagai bukti nyata iman mereka.
c.
Takut kepada Allah
Sebagai penyempurna dua sifat di atas, Khairul Bariyyah adalah mereka yang senantiasa merasa takut kepada
Allah. Menurut Ayatullah Makarim Syirazi, makna ‘takut’ kepada Allah adalah ‘peka
terhadap permasalahan yang ada,’ baik dalam lingkup sosial juga politik. Karena
bisa saja seseorang beriman kepada Allah dan beramal saleh, namun pada saat
yang sama, acuh tak acuh terhadap sesama dan tak peduli pada kezaliman.
Maka,
kesimpulannya ialah Khairul Bariyyah
haruslah menyandang 3 sifat di atas : beriman, beramal saleh, dan peka terhadap
kemaslahatan bersama.
2.
Soal : Apakah Setiap Orang yang Menyandang Sifat
Ini Bisa Disebut Khairul Bariyyah ?
Atau Ayat Ini Turun Khusus Untuk Orang-orang Tertentu ?
Untuk menjawab
pertanyaan ini, maka kita harus merujuk riwayat-riwayat dari Nabi saww seputar
ayat ini.
Ketika kita
merujuk kitab-kitab utama umat islam, dari syi’ah maupun sunni, kita dapati
bahwa yang dimaksud dengan Khairul
Bariyyah adalah Imam Ali bin Abi Thalib as dan pengikutnya (syiah), bukan
sembarang orang. Berikut ini adalah kitab-kitab yang meriwayatkan fakta di atas
:
a. Syawahid at-tanzil, Al-hakim
An-naisyaburi.
b. As-shawaiq Al-muhriqah, Ibnu Hajar
Haitsami. Dinukil dari Nafahat Al-qur’an,
juz 9, hal.261.
c. Ad-dur Al-mantsur, Imam Suyuthi. Dinukil
dari Nafahat Al-qur’an, juz 9, hal.
260.
d. Nur Al-abshar, Muhammad Syablanji.
Dinukil dari Nafahat Al-qur’an, juz
9, hal. 261.
e. Tafsir Thabari, juz 30, hal. 171.
f.
Dan masih banyak lagi.
Dalam kitab Syawahid At-tanzil, diriwayatkan Jabir
bin Abdillah Al-anshari, sahabar terkenal Nabi saw, berkata, “ketika turun ayat
Khairul Bariyyah, Nabi saw menghadap ke Ali dan berkata, ‘engkau dan syiahmu
lah Khairul Bariyyah. Kalian akan bertemu denganku dalam keadaan ridhda dan
diridhai’ ”. (Syawahid At-tanzil, juz
2, hal. 36)
Jadi,
berdasarkan riwayat di atas, yang dimaksud dengan Khairul Bariyyah ialah Imam Ali bin Abi Thalib as dan para
pengikutnya.
3.
Pertanyaan : Jika yang Dimaksud dengan Khairul Bariyyah Ialah Imam Ali as dan
Para Pengikutnya, Bagaimana dengan Rasul ? Apakah Imam Ali as lebih tinggi maqamnya dibanding Rasulullah saww ?
Jawab : Berdasarkan poin pertama,
Imam Ali menjadi Khairul Bariyyah
dikarenakan keyakinan dan keimanannya yang kuat kepada Allah dan kenabian
Rasulullah. Maka, bagaimana mungkin orang yang memercayai Rasulullah (sebagai
Nabi, [utusan Allah]) lebih mulia dari Nabi itu sendiri ? tentu saja, Imam Ali
adalah Khairul Bariyyah (sebaik-baik
makhluk), namun setelah Rasulullah saww.
Dari
ketiga poin di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang menyandang tiga sifat
di atas ialah Imam Ali as dan Syiahnya. Merekalah Khairul Bariyyah (sebaik-baik makhluk), setelah Rasulullah saww.
21-05-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar