‘segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai orang yang
berpegang teguh kepada wilayah Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as.’
Ungkapan
rasa syukur ini sangat masyhur di kalangan pecinta Ahlulbayt. Apalagi ketika
tanggal 18 Dzulhijjah datang menyapa. Ya, pada tanggal ini, Imam Ali as
dilantik oleh Nabi saw sebagai pengganti beliau dalam hal kepemimpinan atas
umat islam. Jika Rasul lebih utama dibandingkan seluruh umat islam, maka Ali
pun demikian. Perintah Imam Ali as harus ditaati tanpa ada komplain sedikitpun.
Pun larangannya. Apapun yang beliau larang maka harus dijauhi, meski sebagian
orang membolehkannya. Kepemimpinan mutlak ini telah diberikan Allah untuk
Ahlulbayt Rasul-Nya. Allah telah memilih mereka sebagai hujjah-Nya di muka
bumi. Semua perintah Ahlulbayt adalah perintah Allah, dan semua larangan
Ahlulbayt adalah larangan Allah ‘azza wa
jalla.
Ahlul Kisa' |
Pada
tanggal 18 Dzulhijjah ini, yang dikenal di kalangan pecinta Ahlubayt sebagai
hari ‘Idul Ghadir’ Allah telah menyempurnakan seluruh nikmat-Nya atas umat
islam. Oleh karena itu, kita dihimbau untuk mengucapkan ungkapan rasa syukur
diatas. Pertanyaannya, nikmat apa yang Allah turunkan pada tanggal 18
Dzulhijjah ini ? jawabannya tentu nikmat wilayah Imam Ali bin Abi Thalib as.
Kita masih bisa menyembah Allah karena wilayah (kepemimpinan) Ahlulbayt atas
diri kita. Kita masih bisa sholat, karena Ahlulbayt telah berjuang keras,
dengan segala yang mereka miliki, menjelaskan pada umat islam bagaimana cara
sholat yang diajarkan Rasul saw ribuan tahun lalu. Dan yang paling penting
ialah, bahwa seluruh keberadaan jagat raya ini bergantung pada Ahlulbayt,
selaku pemegang wilayah takwini. Wilayah takwini merupakan karunia Allah yang
telah diberikan kepada Ahlulbayt, manusia yang paling Dia cintai. Wilayah
takwini berarti, Ahlulbayt memiliki otoritas (kuasa) atas seluruh ala mini.
Keberadaan kita karena Ahlulbayt. Dalam riwayat masyhur disebutkan bahwa jika
tidak ada hujjah Allah lagi di muka bumi, maka bumi ini pasti sudah hancur.
Artinya, Ahlulbayt, para hujjah Allah-sebagaimana yang kita tahu dari doa-doa
dan ziarah-ziarah-, adalah alasan mengapa Allah terus menjaga bumi ini dari
kebinasaan. Di zaman Rasul, Rasul sendiri yang merupakan hujjah Allah, begitu
pula di zaman Imam Ali, Imam Hasan, Imam Husain dan seterusnya hingga Imam
Mahdi afs, hujjah Allah yang terakhir.
Oleh
karena itu, sudah selayaknya kita ucapkan rasa syukur yang tak terhingga kepada
Allah karena telah menjelaskan kepada kita perihal keutamaan Ahlulbayt yang
tiada tertandingi. Kita bersyukur kepada Allah, karena telah memberikan kita
nikmat-Nya yang besar yakni Ahlulbayt. Allah telah memilih Ahlulbayt sebagai
pelanjut risalah Nabi Muhammad saw. Dari Ahlulbayt, kita bisa merasakan
kecintaan Rasulullah yang teramat dalam kepada kita. Ahlulbayt mengajarkan kita
shalawat-shalawat indah yang memuji Rasulullah yang telah diutus untuk seluruh
semesta, termasuk kita. Ahlulbayt adalah nikmat Allah yang besar nan jelas.
Sebagaimana Ahlulbayt adalah nama Allah yang terindah (asmaul husna). Ahlulbayt adalah bukti kecintaan Allah kepada kita.
Allah maha tahu betapa kita, manusia yang lemah, butuh panutan dalam kehidupan
kita. Panutan nyata yang bisa ditiru dan diikuti seluruh ucapan dan
perbuatannya. Maka Allah pun memilih Ahlubayt sebagai panutan yang wajib
diikuti oleh seluruh makhluk. Akhlak Ahlulbayt adalah bukti nyata kasih sayang
Allah kepada kita. Ketika Imam Ali memperlakukan Abdurrahkam Ibnu Muljam,
pembunuh beliau, dengan sangat sopan, tidakkah kita pahami bahwa Allah swt jauh
lebih memperlakukan hamba-Nya yang kurang ajar dengan penuh kasih sayang ?
ketika Imam Ali tetap memperlakukan Ibnu Muljam dengan sopan, tidakkah kita
pahami bahwa Allah tetap menyayangi kita meski kita tak pantas mendapatkan
kasih sayang-Nya ? inilah karunia besar yang Allah jelaskan melalui Ahlulbayt, penjelas
hukum-hukum Allah. Semua perkataan, doa, munajat, dan seluruh perbuatan mereka
merupakan nikmat Allah yang Dia turunkan melalui mereka agar kita, makhluk-Nya,
tahu bagaimana cara bersyukur pada-Nya.
Imam
Ali as diriwayatkan pernah bermunajat, ‘Tuhanku,
cukuplah bagiku kemuliaan ketika aku menjadi hamba-Mu…’. Apa yang ingin
diajarkan Imam Ali as dalam munajat ini ? beliau hendak mendiktekan kepada kita
bahwa kemuliaan sejati hanyalah milik Allah. Dan untuk mendapatkan kemuliaan
itu kita hanya dengan cara menghamba kepada-Nya, bukan selain-Nya. Lihatlah
bagaimana Allah menjelaskan ajaran-Nya lewat lisan suci Imam Ali as. Allah juga
menjelaskan kepada kita motif ibadah kita, lewat lisan suci Imam. Diriwayatkan
Imam Ali as pernah berkata, ‘Ada
sekelompok umat yang menyembah Allah karena takut neraka. Ini adalah ibadah
para budak. Ada sekelompok umat yang menyembah Allah demi mendapatkan surga.
Ini adalah ibadah para pedagang. Dan ada sekelompok umat yang menyembah Allah,
(bukan karena takut neraka dan demi mendapat surga), tapi sebagai rasa syukur
mereka pada-Nya. Ini adalah ibadah orang yang merdeka.’ Lihatlah bagaimana
Imam menjelaskan kepada kita bahwa motif kita menyembah Allah haruslah sebagai
rasa syukur, bukan karena surga dan neraka. Meski tak ada surga dan neraka
sekalipun, kita harus tetap menyembah Allah.
Alhasil,
Ahlulbayt merupakan kado terindah bagi kita yang pasti kebingungan dalam
menempuh hidup yang penuh huru-hara ini. Allah sangat yang menyayangi kita
menghadirkan Ahlulbayt di tengah kita agar kita tak berputus asa akan
rahmat-Nya. Allah tahu, betapa kita butuh pada manusia-manusia sempurna yang
dapat dijadikan teladan. Mereka lah Ahlulbayt, teladan abadi kita. Kita sulit
mengenal pengorbanan, jika Imam Husain as tidak menceritakan itu di Karbala.
Kita sulit memahami keberanian, jika Imam Ali tak menunjukkannya di seluruh
perang yang beliau ikuti.
Maka,
segala puji bagi Allah yang telah memuliakan Ahlulbayt dengan wilayah. Mari
kita memuji Dia yang telah menjadikan Ahlulbayt sebagai hujjah-Nya di muka
bumi. Dengan segala kehinaan yang kita miliki, mari kita memuji Dia yang telah
menjadikan Imam Ali as sebagai washi Nabi-Nya. Segala puji bagi Allah yang
telah menyempurnakan agama-Nya dengan wilayah Ahlulbayt. Segala puji bagi Dia yang
telah mencukupi nikmat-Nya dengan wilayah Ahlulbayt. Dan segala puji bagi Dia
yang telah meridhoi islam sebagai agama-Nya dengan wilayah Ahlulbayt.
Farazdaq Khaza'i
Jepara,
senin malam, 14-11-11
Memperingati
Idul Ghadir 1432 h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar