Imam Zaman -ruh kita menjadi tebusan bagi debu yang menempel di kakinya- berkata, "Akulah Mahdi dan akulah imam di zaman sekarang. Akulah yang memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi kedurjanaan." YA MAHDI ADRIKNA!
Dalam konteks irfan, Allah ingin hamba-Nya melihat keagungan-Nya. Namun,
karena mustahil kita melihat langsung keagungan-Nya, maka Allah menciptakan
jiwa-jiwa suci yang mampu mencerminkan keagungan-Nya. Imam Ali bin Abi Thalib adalah salah satu jiwa suci itu. Begitulah
ungkapan ustadz Alam Firdaus ketika membuka ceramah beliau dalam peringatan
hari lahir imam Ali bin Abi Thalib as di mushalla al-Husaini, Candi, Rabu
(22/5).
Dalam
acara yang diselenggarakan PHBI remaja Candi itu, ustadz Alam Firdaus mula-mula
menjelaskan bahwa sebagaimana kita tak pernah jemu memandang pemandangan indah,
demikian juga kita tak akan merasa bosan mendengar dan mempelajari
kemuliaan-kemuliaan imam Ali as.
Ustadz
Alam lantas melanjutkan bahwa salah satu gelar imam Ali yang terkenal adalah
karramallahu wajhah (Allah memuliakan wajahnya.) Gelar ini diberikan pada imam
Ali karena wajah beliau tidak pernah tunduk di hadapan berhala, berbeda dengan
hampir semua sahabat Nabi yang pernah menyembah berhala. Adapun mengenai
kemuliaan imam Ali yang tak terhingga, ustadz Alam membawakan beberapa contoh
kemuliaan beliau:
1.Keberanian
Kawan dan lawan
sepakat dalam hal keberanian Imam Ali as yang tiada tara. Amr bin Ash, salah
satu orang yang sangat membenci imam Ali, pernah berkata, “tidak layak mencela
orang yang lari dari hadapan Imam Ali (dalam peperangan).” Kata-kata ini
merupakan bukti nyata betapa musuh-musuh imam Ali sangat takut akan keberanian
dan keperkasaan beliau as. Sampai-sampai, dalam sejarah disebutkan bahwa dalam
perang Shiffin, ketika Amr bin Ash sudah terjatuh di hadapan imam Ali, ia
membuka seluruh bajunya hingga tersingkaplah auratnya. Imam yang sangat
menghormati kehormatan orang lain, lantas pergi meninggalkannya.
2.Kedermawanan
Kedermawanan imam tak
diragukan lagi. Kedermawanan beliau banyak membuat musuh-musuh islam bertekuk
lutut lantas mengakui keutamaan islam. Dikisahkan, ketika dalam suatu perang,
imam Ali berhadapan dengan seseorang. Orang itu terdesak hingga pedangnya terlepas
dari tangannya. Ia lalu meminta Imam agar memberi ia pedang beliau. Imam tanpa
banyak kata, langsung memberikan pedang beliau kepada orang itu. Orang itu
begitu terheran-heran, “wahai Ali, ini dalam perang, namun kau masih saja
dermawan!” “Bukan termasuk akhlakku, menolak orang yang meminta kepadaku.”
Mendengar jawaban Imam ini, orang itu langsung bersimpuh di kaki Imam dan
menyatakan keislamannya.
3.Ibadah
Ibadah Imam Ali bin Abi Thalib tentu tak bisa
dibandingkan dengan kita. Lantas, bagaimana cara kita mengukur ibadah beliau?
Dengan mendengar pernyataan orang yang sepadan dengan beliau, dalam hal ini
imam Ali bin Husain Zainal Abidin (penghias para ahli ibadah). Ketika membaca
lembaran-lembaran yang menulis tentang ibadah imam Ali bin Abi Thalib, kakeknya,
Imam Ali Zainal Abidin langsung menutup lembaran-lembaran itu seraya berkata,
“siapa yang mampu menandingi ibadah imam Ali bin Abi Thalib?” Ungkapan yang
keluar dari seorang ahli ibadah sebesar Imam Ali Zainal Abidin as ini merupakan
bukti nyata betapa ibadah imam Ali bin Abi Thalib as tak tersaingi.
Setelah
menjelaskan kemuliaan-kemuliaan imam Ali yang merupakan cerminan keagungan
Allah swt, ustadz Alam Firdaus, di akhir ceramahnya, berpesan kepada para
pecinta imam Ali yang hadir dalam acara tersebut agar benar-benar menyiapkan
fisik dan mental menghadapi ujian yang akan menempa mereka. Ujian yang akan
menempa para pecinta imam Ali, menurut Imam sendiri, tak akan mampu ditanggung
gunung sekalipun. “Jadi, kita butuh lebih dari sekedar kesabaran sekuat batu,
bahkan harus lebih tegar dari gunung” pungkas beliau dalam acara yang juga
diselingi dengan dramatisasi hadits
mufakhkharah itu.
Wahai imam mahdi, berapa lama engkau disembunyikan? Bantulah kami, wahai ayah kami dengan balasanmu! Kami merasa bersedih karena waktu penantian yang begitu panjang Demi Tuhanmu karuniakanlah kami dengan orang-orang yang mendengarkanmu Wahai pusat sekalian makhluk, segerakanlah kedatangan orang tercinta kami! Kembalikanlah, sehingga kami dapat menikmati keberadaannya Sesungguhnya yang demikian merupakan kebahagiaan yang sangat besar Karena seorang pecinta akan menemui orang yang dicintainya setelah lama tiada (Syaikh Amir Ibn Basri)
"menyambut imam zaman as dengan aksi"
ketika kita menanti munculnya matahari tentulah kita harus menyiapkan diri kita dengan menyalakan lampu untuk menyambutnya, maka ketika kita menanti imam zaman as maka kita harus menyiapkan diri dengan aksi!. aksi apa saja yang penting tidak hanya diam dalam menyambut imam zaman afs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar