Dimanakah bahtera penyelamat? |
Dini hari menjelang subuh,
tanggal 15 Syaban 255 Hijriyah, rumah Imam Hasan al-Askari (as) diterangi oleh
cahaya imamah yang lahir dari rahim wanita suci bernama Narjis. Kelahiran bayi
ini disambut dengan suka cita oleh sang ayah sebab dialah yang kelak akan
menjadi pemimpin dunia dan menegakkan keadilan dan kebenaran di seluruh muka
bumi. Dialah al-Mahdi yang berita kedatangannya sudah dikabarkan oleh para
Nabi. Sekitar 30 tahun lalu Dr Mohammad Tijani, ulama dan cendekiawan asal
Tunis dalam bukunya yang berjudul ‘Tsumma Ihtadaitu’ (Akhirnya Kutemukan
Kebenaran), menulis, “Selama ini saya meyakini bahwa khilafah adalah masalah
politik murni yang tak ada kaitannya dengan agama. Tapi setelah melakukan
telaah mendalam dan luas, akhirnya saya dapatkan bahwa masalah imamah atau
kepemimpinan adalah salah satu masalah inti agama. Imam Mahdi (as) adalah figur
terakhir dari silsilah pemimpin dari keturunan Nabi yang kelak akan membebaskan
umat manusia dan menampakkan kebesaran Islam.”
Tijani menegaskan bahwa prisip
Mahdisme menjadi salah satu faktor ketertarikan orang di luar Islam kepada
ajaran ini. Sang Doktor mengatakan, “Ketertarikan kepada Islam yang semakin
tinggi dan mengundang keheranan kalangan para sosiolog dan peneliti agama di
seluruh dunia disebabkan oleh faktor adanya prinsip keselamatan umat Manusia di
akhir zaman. Seiring dengan memancarnya cahaya Islam di dunia, upaya keras
untuk memerangi agama ini juga terus meningkat. Namun pada akhirnya, Imam Mahdi
(as) bakal muncul laksana mentari yang menerangi seluruh jagat.”
Seiring dengan revolusi Imam
Mahdi dan terjadinya perubahan besar yang mengubah nasib umat manusia, Islam
akan menjadi agama yang dianut oleh seluruh manusia di dunia. Kebangkitan Imam
Mahdi dan penyebaran agama Islam seluruh dunia adalah fakta pasti akan terjadi.
Nabi Saw sudah memberikan kabar gembira kedatangan Imam Mahdi dalam sebuah
hadisnya. Beliau bersabda, “Saya memberi kabar gembira kepada kalian akan
kedatangan al-Mahdi dari umatku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan
setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Dia akan membagi kekayaan dengan
benar dan adil.”
Imam Mahdi (as) membawa pesan
universal. Kebangkitannya akan membebaskan umat manusia dari belenggu
perbudakan dan kezaliman. Kedatangan Imam Mahdi (as) akan menampakkan berkah
yang terpendam di langit dan bumi. Syahid Ayatollah Sayid Mohammad Baqir Sadr
mengatakan, “Misi yang dipikulkan Allah kepada Imam Mahdi (as) adalah melakukan
perombakan besar di alam. Karena itu, revolusi besar ini memerlukan sejumlah
persyaratan seperti revolusi-revolusi sosial lainnya. Revolusi ini bakal
membawa umat manusia keluar dari kegelapan kezaliman kepada cahaya keadilan.”
Salah satu gelar paling terkenal
untuk Imam di akhir zaman ini adalah ‘al-Mahdi’ yang berarti ‘orang yang diberi
petunjuk’ dan ‘al-Qaim’ yang artinya ‘orang yang bangkit’. Imam Hasan Askari,
ayahanda Imam Mahdi, pernah berkata, “Syukur kepada Allah yang tidak mencabut
ruhku sampai aku bisa menyaksikan penerusku. Dia adalah orang yang perilaku dan
rupanya paling mirip dengan Rasulullah Saw. Allah akan melindunginya selama
masa ghaib dan akan memunculkannya kembali untuk memenuhi dunia dengan keadilan
setelah dipenuhi oleh kezaliman.” Rasulullah Saw mengenai Imam Mahdi, dalam
sebuah hadis bersabda, “Baqiyyatullah al-Mahdi saat muncul kelak akan duduk di
atas mimbar sedangkan umat manusia berbaiat kepadanya. Dia akan memperlakukan
mereka seperti aku memperlakukan umat.” Dalam hadis lain, Rasulullah Saw
bersabda, “Al-Mahdi dari keturunanku. Dia akan berperang untuk memperjuangkan sunnahku
sebagaimana aku berperang untuk menegakkan wahyu.” Hadis Nabi Saw yang lain
menyebutkan, “Dia akan meletakkan kaki dia atas jejakku dan tak akan pernah
menyimpang dari jalanku.” “Al-Mahdi adalah salah satu keturunanku. Namanya sama
dengan namaku dan kunyahnya sama dengan kunyahku.”
Sirah Nabi Saw dilandasi oleh
sikap kasih sayang dan cinta. Ketika menundukkan kota Mekah saat pasukan Muslim
memasuki kota itu, Saad bin Ubadah pemegang panji kelompok Anshar berseru,
“Hari ini adalah hari pertempuran.” Suara Saad didengar Rasul Saw. Beliau
lantas bersabda, “Tidak demikian, hari ini adalah hari pengampunan dan rahmat.”
Imam Mahdi (as) akan mengikuti jejak kakeknya yang mulia. Beliau adalah rahmat
bagi umat manusia. Kasih sayangnya kepada umat tak bisa dilukiskan dengan
kata-kata. Al-Mahdi adalah makhluk Allah yang paling suci, kandungan kemurahan
dan kesucian serta mengibar panji keadilan. Nabi menyebutnya Merak penghuni
surga. Beliaulah yang kelak akan menghidupkan pelita benderang kebenaran dan
keadilan serta membimbing dunia kepada kebahagiaan hakiki. Imam Ja’far Shadiq
(as) berkata, “Demi Allah, keadilan yang ditegakkan al-Mahdi akan menembus ke
seluruh lorong dan sudut setiap rumah seperti udara panas dan dingin yang
menembus ke semua ruang.”
Sejarah manusia belum pernah
menyaksikan tegaknya keadilan secara nyata dan sesungguhnya di muka bumi.
Padahal manusia secara fitrah mendambakan keadilan dan kedamaian. Manusia
memang telah berhasil mencapai banyak kemajuan di bidang ilmu. Namun dalam
banyak kasus kemajuan ilmu itu malah membawa petaka dan kehancuran. Kelak di
masa pemerintahan al-Mahdi, kemajuan akan dicapai dalam bentuknya yang paling
sempurna dengan hasilnya yang dirasakan oleh semua manusia secara nyata. Di
masa itu, tak ada celah bagi kemunafikan dan diskriminasi. Hubungan antara
berbagai bangsa berjalan atas dasar keadilan, persahabatan dan rasa hormat.
Kebenaran hakiki dalam bentuk ajaran Islam akan nampak dan seluruh umat manusia
akan mengikutinya. Di masa itu, pemikiran umat manusia akan menyatu. Mereka
semua menyembah dan mengagungkan Allah yang Maha Esa. Akal manusia akan
mencapai kematangan yang menakjubkan dan ilmu akan berkembang secara
mencengangkan. Tak ada kerusuhan, konflik dan ketidakamanan di zaman itu.
Firman Allah yang menyebutkan tentang pergantian rasa takut menjadi ketentraman
akan menemukan wujudnya yang nyata. Dunia dipenuhi dengan kehangatan,
keakraban, perdamaian dan kasih sayang. Dunia benar-benar berada dalam
keindahan yang sebenarnya. Untuk menegakkan pemerintahan yang dicita-citakan
itu, tentunya al-Mahdi memerlukan para pengikutnya yang setia dan suci. Mereka
adalah manusia-manusia pemberani, bijak dan pecinta keadilan. Merekalah yang
bakal berjuang di bawah kepemimpinan al-Mahdi untuk menegakkan pemerintahan
ilahi yang hakiki. Imam Ali (as) dalam sebuan riwayat menyebutkan bahwa para
sahabat al-Mahdi adalah para pemuda. Saat muncul kelak, Imam Mahdi (as)
berpenampilan layaknya sosok manusia matang berusia 40 tahun. Jumlah sahabat
terdekat beliau 313 orang sama dengan jumlah sahabat Nabi Saw di perang Badr.
Sumber : IRIB
kalau nak tahu lebih banyak tentang imam mahdi ada kat http://imam-mahdi.zxq.net atau kat http://berita-al-mahdi.blogspot.com
BalasHapusTerima Kasih atas infonya,,
BalasHapusAd Daulatul Islamiyah Melayu
BalasHapusKhilafah Islam Akhir Zaman adalah Negara Islam dengan
Sistem Pemerintahan yang berjalan atas nash-nash Rasulullah SAW
dan Khulafaur Rasyidin almahdiyin.
Sedang menantikan kehadiran Orang-Orang Mukmin yang siap
untuk menjadi Tentara Islam Akhir Zaman
Bila anda Siap Sedia untuk Meraih Kemenangan dan syahid
mari mari menjadi bagian dari Bangsa Islam yang sedang dinantikan dan diberkahi
Insya Allah.
http://dimelayu.co.de