Imam As-sajjad as berkata ‘seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam ilmu, maka mereka akan mengejarnya walaupun mereka mesti berlayar dan mempertaruhkan hidupnya demi ilmu’ (ushul kafi, jld 1, hal 35)
Hadits diatas dengan sangat indah mengungkapkan betapa mulia dan pentingnya ilmu. Imam Sajjad as hendak menjelaskan pada kita bahwa ilmu lebih penting dibanding apapun. Rasulullah saww bersabda ‘barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menempatkannya diatas jalan menuju surga. Dan sungguh, malaikat akan merendahkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena merasa ridho padanya...’ (al-kafi, kitab al-aql, bab 5, hadits 1)
Ya, ilmu merupakan sarana kita untuk menyempurnakan agama. Imam Ali as berkata ‘sesungguhnya, sempurnanya agama adalah menuntut ilmu dan mengamalkannya. Perhatikanlah ! menuntut ilmu lebih wajib daripada mencari kekayaan’ (ushul kafi, jld 1, hal 23)
Tentu yang dimaksud ilmu disini adalah ilmu yang disertai amal. Imam Ja’far ash-shodiq as, sang maha guru berkata ‘ilmu itu bergandengan dengan amal. Barangsiapa yang mengetahui (berilmu) dia pasti beramal, dan barangsiapa yang beramal pasti mengetahui (berilmu). Ilmu itu selalu mengajak pada amal, jika disambut (ilmu akan tetap tinggal) jika tak disambut ia akan berlalu’ (al-kafi, kitab al-aql wal ilm, bab 14, hadits 2)
Imam Ali as berkata pada Kumail bin Ziyad ra (salah satu sahabat dekat beliau) ‘...wahai Kumail, pengetahuan lebih baik daripada kekayaan. Pengetahuan menjagamu sedangkan kamu harus menjaga harta. Harta berkurang dengan pembelanjaan sedang pengetahuan berlipat ganda dengan pengeluarannya, dan hasil dari kekayaan mati bila kekayaan membusuk.
Wahai Kumail, pengetahuan adalah iman yang diamalkan. Bersamanya manusia mendapat ketaatan dalam hidupnya dan nama baik setelah matinya. Pengetahuan adalah penguasa sedangkan harta harus dikuasai.
Wahai Kumail, orang-orang yang menumpuk numpuk kekayaan adalah orang yang mati sekalipun mereka masih hidup, sedangkan ulama (orang yang dianugerahi ilmu) akan kekal selama dunia belum hancur. Tubuh mereka sirna namun gambaran mereka akan tetapa ada di hati...’ (Nahjul Balaghah, hikmah 147)
‘Pengetahuan yang paling rendah ialah apa yang tinggal di lidah, dan pengetahuan yang paling mulia ialah yang terwujud dalam (amal perbuatan) melalui anggota dan organ tubuh’ (Pintu Ilmu Nabi dalam Nahjul Balaghah, hikmah 92)[]
Jepara, 29-12-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar