Menurut
Kantor Berita ABNA, menindaklanjuti fatwa bersejarah Syaikh Muhammad
Utsman Saleh ketua Persatuan Ulama Sudan atas wajibnya bersatu antara
pengikut Ahlus Sunnah dan Syiah dibeberapa kota di Sudan telah
diselenggarakan berbagai seminar, konferensi dan pertemuan-pertemuan
yang menggagas terwujudnya persatuan umat tersebut. Ormas-ormas Islam
yang ada di Sudan dalam pernyataan resminya masing-masing mendukung
fatwa persatuan tersebut dan turut menyatakan hasrat dan harapan mereka
untuk menjalin persatuan dan kebersamaan dengan semua kelompok-kelompok
Islam khususnya antara Ahlus Sunnah dan Syiah dan mencegah segala bentuk
ucapan dan tindakan yang dapat memicu perselisihan dan perpecahan.
Surat
Kabar terbitan Sudan Al Intibahah menurunkan berita, "Antara semua
kelompok Islam di Sudan bertekad untuk mewujudkan wahdah Islamiyah, dan
kesemua kelompok tersebut untuk menjaga persatuan itu menegaskan akan
menghindari segala bentuk aksi yang dapat merusak persatuan tersebut."
Sementara
itu surat kabar Al Masyhad juga terbitan daerah setempat menuliskan,
"Kelompok Islam al Tijaniyah menegaskan akan menutup segala pintu
pengkafiran terhadap kelompok Islam manapun dan turut menyerukan kepada
semua kelompok Islam yang ada untuk bersama-sama menjalin kekuatan dalam
menghadapi musuh bersama."
Dalam
lanjutan beritanya, surat kabar tersebut menuliskan, "Sangat
disayangkan, dengan adanya semangat persatuan ini, beberapa kelompok
ekstrim masih juga menghembuskan fitnahnya dan menghalang-halangi upaya
persatuan ini. Mereka telah menjelek-jelekkan ulama-ulama Islam yang
telah menyerukan pentingnya persatuan ummat. Bahkan masih juga menyebut
Syiah bukan bagian dari Islam sementara dari semua konferensi dan
pertemuan antara ulama baik lokal maupun internasional menegaskan Syiah
adalah bagian dari umat Islam dan wajib hukumnya untuk menjalin
persatuan dan kebersamaan dengan Ahlus Sunnah."
Sumber: ABNA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar