Ayatullah al Uzhma Nuri Hamadani |
Menurut
Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nuri Hamadani Senin (14/1)
dihadapan para pejabat militer dan staffnya Provinsi Bushahr Republik
Islam Iran di Husainiah Pecinta Tsarallah menyinggung keberanian dan
kepahlawanan para pembela Revolusi saat mempertahankan kedaulatan Negara
dari agresi rezim Saddam Husain Irak selama 8 tahun sebagai hal yang
patut dipuji dan diteladani. "Keberanian dan kepahlawanan para pejuang
pembela kedaulatan Negara selama 8 tahun dari gempuran tentara-tentara
rezim Saddam patut mendapat apresiasi positif, dikenang, diteladani dan
dipertahankan." Ungkapnya.
Ulama
besar tersebut kemudian melanjutkan, "Kekuatan pertahanan dan kemampuan
militer Republik Islam Iran saat itu membuka mata dunia. Kalau Iran
saat itu tidak mampu bertahan dan melakukan perlawanan dalam menghadapi
agresi Irak, maka bisa dipastikan, Amerika Serikat sebelum menaklukkan
Afghanistan dan Irak, akan lebih dulu menyerang Iran."
Ulama
marja taklid tersebut berkata, "Al-Qur'an turut menegaskan pentingnya
berjihad dalam menghadapi kaum kuffar. Bahwa kemanapun kaki melangkah,
seorang muslim harus menyebabkan kemarahan kaum kafir, dan setiap
pukulan atau serangan yang dilakukan mujahidin akan diganjari
kesalehan."
Ayatullah
Nuri Hamadani mengatakan, "Kemajuan revolusi Islam tidak lepas dari
peran Wilayatul Faqih. Dan sepanjang 8 tahun pertahanan suci telah
menunjukkan perannya yang signifikan. Jika wilayatul faqih tidak ada
maka bisa dipastikan kedaulatan Republik Islam tidak bisa dipertahankan
sebab 90 persen syuhada menyatakan kehadirannya dalam medan jihad
mempertahankan kedaulatan Negara karena dukungannya terhadap wilayatul
faqih."
Pada bagian lain ceramahnya, ulama marja tersebut menyatakan. "Sejak penciptaan manusia, poros hak dan batil
telah ada. Sebagaimana Nabi Adam as berhadapan dengan Iblis, Habil
dengan Qabil dan dimasanya, Nabi Muhammad Saw berhadapan dengan Abu
Sufyan, Abu Jahal dan Abu Lahab. Poros kebatilan akan senantiasa
melakukan kerusakan dan menciptakan fitnah agar umat manusia jauh dari
kebenaran."
Ayatullah
al Uzhma Nuri Hamadani kemudian menyebutkan, "Jihad dan perang sangat
berbeda. Tujuan perang mencari kemenangan, kekuasaan dan harta rampasan
perang, sementara motivasi seorang mujahidin hadir di medan jihad adalah
iman kepada Allah untuk perdamaian, menghancurkan kebatilan sehingga
umat manusia dapat hidup dengan aman dan sentosa dalam keridhaan Allah
SWT."
"Rasulullah
Saw selama 10 tahun di Madinah telah memimpin atau mengorganisir perang
menghadapi musuh-musuh Islam sebanyak 62 kali. Tujuannya adalah demi
tegaknya kedaulatan Negara muslim." Lanjutnya.
Dibagian
akhir ceramahnya, Ayatullah Nuri Hamadani mengatakan, "Karena jihad
adalah perbuatan mulia dan suci, seorang panglima jihad harus sosok yang
beriman dan bertakwa, berani, arif dan berjiwa pemimpin. Dia harus
bersih dari dosa-dosa yang membuat pasukannya melecehkan dan tidak
mematuhi perintahnya."
Sumber: ABNA
Sumber: ABNA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar