Sayyid Ali Khamenei |
Rahbar atau Pemimpin Agung Revolusi
Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, menolak setiap pembicaraan
langsung dengan Amerika Serikat di bawah tekanan dan ancaman.
“Saya bukan seorang diplomat. Saya seorang revolusioner dan berbicara
dengan terus terang, jujur, dan tegas. Sebuah tawaran dialog dianggap
masuk akal hanya bila si pembuat tawaran menunjukkan niat baik,” kata
Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para pejabat dan komandan
Angkatan Laut Iran, hari ini (07/02).
“Kalian (Amerika) mengarahkan pistol ke Iran sambil mengatakan
negosiasi atau kita tarik pelatuk! Kalian harus tahu bahwa tekanan dan
negosiasi tidak bisa berjalan bersama-sama, dan bangsa Iran tidak akan
terintimidasi oleh hal-hal seperti itu.”
Hal itu itu tanggapan atas pernyataan yang dilontarkan oleh para
pejabat Amerika yang mengatakan bahwa ‘bola sekarang di pengadilan
Iran,’ beliau menegaskan, bahwa “Bola ada di pengadilan kalian, karena
kalian harus menjawab pertanyaan,apakah masuk akal ketika Anda berbicara
tentang negosiasi, namun pada saat yang sama Anda tetap melanjutkan
tekanan dan ancaman. Ini tidak masuk akal sama sekali.”
Rahbar menggarisbawahi, “Kami, tentu saja, memahami mereka (Amerika)
yang membutuhkan perundingan itu, karena kebijakan Amerika di Timur
Tengah telah gagal, dan untuk menggantikan kegagalan ini, mereka harus
bermain kartu truf.”
“Membawa Iran ke meja perundingan adalah kartu truf AS, dan itu
menunjukkan bahwa mereka butuh Iran,” kata Rahbar, seraya menambahkan
bahwa AS berusaha mengumumkan kepada dunia bahwa mereka memiliki niat
baik. “Namun, tak ada satupun yang melihat niat baik itu.”
Berbicara dalam Konferensi Keamanan ke-49 di Munich Jerman 2 Februari
lalu, Wakil Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington siap
untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran terkait program energi
nuklir negara itu.
Amerika Serikat, rezim Zionis Israel dan beberapa sekutu mereka telah
berulang kali menuduh Iran mengejar tujuan non-sipil dalam program
energi nuklirnya.
Republik Islam Iran berpendapat bahwa sebagai penandatangan Traktat
Non-Proliferasi (NPT) dan anggota IAEA, Teheran berhak untuk
mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar