Ahmadinejad dan Syaikh Ahmad At-Tayyib |
Menurut
Kantor Berita ABNA, Presiden Republik Islam Iran DR. Mahmud Ahmadinejad, selasa sore (5/2) waktu setempat pada hari pertama keberadaannya
di Mesir mengadakan pertemuan khusus dengan Rektor Universitas al Azhar
Syaikh Ahmad al Tayyib. Dalam pertemuan tersebut, Ahmadinejad menyebut
Universitas Al Azhar sebagai salah satu universitas Islam tertua yang
telah melakukan pengkhidmatan terhadap Islam lebih dari seribu tahun.
Presiden Republik Islam Iran tersebut berkata, "Saya merasa dan begitu
juga para ulama besar, bahwa universitas selama ini berjalan dijalur
keilmuan Rasulullah Saw, yang bertujuan untuk menghantarkan umat manusia
sedunia dalam perdamaian dan kebenaran."
Selanjutnya
Ahmadinejad menyinggung sebagian dari pernyataan presiden Mesir maupun
sebagian besar ulama al Azhar mengenai perbedaan dalam mazhab, "Sesuatu
yang sangat penting hari ini dan harus didefinisikan secara jelas
adalah persatuan, kebersamaan dan kesepahaman antara kita. Hal ini
sangat penting dan mendesak untuk terus diwujudkan. Dan kita tak punya
waktu lagi untuk membicarakan perbedaan far'i yang ada."
"Tidak
bisa dipungkiri perbedaan yang ada bisa saja menyebabkan perselisihan
dan melemahkan umat, namun kita berharap semoga para ulama dan pemikir
Islam yang memiliki pengaruh bisa segera mencari jalan keluar untuk
menghindarkan bentuk perpecahan dan kericuhan sosial." Tambahnya lagi.
Presiden
Republik Islam Iran selanjutnya mengemukakan sarannya, "Untuk
mewujudkan persatuan Islam dan persaudaraan muslim antar mazhab-mazhab
Islam yang ada, kita harus memfokuskan diri pada persamaan yang ada. Hal
apa yang saja yang antara kita sama dan sejalan maka kita menguatkan
persatuan pada hal tersebut."
"Saya
berkeyakinan bahwa persatuan harus dilakukan dalam rangka menjalankan
kewajiban agama, perdamaian dan untuk kepentingan besar umat hari ini,
dan untuk masa depan yang lebih baik. Jika kita fokus pada apa yang akan
kita capai ke depan, insya Allah kita bisa lebih cepat mewujudkan
persatuan ummat." Tambahnya.
Presiden
Iran tersebut menambahkan, "Tidak seorangpun hari ini yang bisa
mengklaim diri bahwa ia telah menghidupkan kehidupan Rasulullah dalam
kehidupannya. Sebab jika kita benar-benar telah memahami dan menjalankan
agama ini dengan sebenar-benarnya, kondisi kaum muslimin tidak akan
seperti apa yang dialaminya sekarang. Karenanya, yang harus kita lakukan
adalah bergandeng tangan dan saling bekerjasama untuk berusaha sebisa
mungkin menemukan pemahaman yang benar mengenai ajaran Rasulullah Saw
dan kitab Allah."
"Nabi
Muhammad Saw sebagai nabi terakhir membawa agama yang sempurna dan
telah menyodorkannya kepada umat manusia, dan kita meyakini bahwa agama
tersebut bukan hanya untuk kaum muslimin melainkan untuk seluruh umat
manusia. Karena itulah nabi disebut sebagai rahmatalil'alamin, yang
membawa rahmat bagi seluruh alam." Ungkapnya lagi.
"Namun
sangat disayangkan, diantara umat ada saja yang memiliki pemikiran yang
salah dan jahil, sehingga kesibukkannya justru untuk menyulut
perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam." Tambah Ahmadi Nejad.
Rektor
Universitas al Azhar, Syaikh Ahmad al Tayyib dalam pertemuan tersbut
turut mengungkapkan rasa bahagianya atas hubungan Mesir-Iran yang
terjalin dan beliau berharap agar hubungan diplomatik antara kedua
Negara kedepannya dalam berbagai bidang khususnya ilmu dan kebudayaan
bisa terjalin lebih erat. Ulama Mesir tersebut juga membenarkan
pernyataan-pernyataan Ahmadi Nejad. Beliau berkata, "Universitas al
Azhar dalam upaya pendekatan antar mazhab telah melakukan banyak event
internasional dan para ulama Al Azhar sampai hari ini konsisten untuk
memperjuangkan terwujudnya persatuan Islam itu dan meminimalisir
perbedaan yang ada."
"Saya
optimis, lawatan presiden Republik Islam Iran ke Mesir merupakan
kesempatan yang sangat baik untuk mempercepat proses persatuan dan
persaudaraan antara Sunni dan Syiah." Lanjutnya.
Syaikh
Ahmad al-Tayyib turut menegaskan Tehran dan Kairo dapat bergandengan
tangan untuk menggagalkan plot Barat yang menabur perselisihan di
kalangan umat Islam.
Ulama
besar Mesir tersebut menambahkan, al-Azhar menerapkan segala upaya
untuk memberantas perselisihan di kalangan umat Islam dan untuk melawan
Islamphobia serta permusuhan terhadap Muslim Syiah.
Lebih lanjut Syaikh al-Azhar menandaskan, perbedaan tidak harus menciptakan ketegangan antara Muslim Sunni danSyiah.
Di
bagian lain pernyataannya, Syaikh al-Tayyib memuji fatwa yang
dikeluarkan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma
Sayid Ali Khamenei pada tahun 2010 yang melarang menghina dan melecehkan
tokoh-tokoh yang dihormati dan dimuliakan kalangan Sunni.
Presiden
Iran pada Selasa memulai kunjungan bersejarah ke Mesir untuk menghadiri
Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) ke-12.
Ahmadinejad
disambut oleh Presiden Mesir Muhammad Mursi setibanya di Bandara
Internasional Kairo. Dia adalah kepala negara pertama Iran yang
mengunjungi Mesir sejak 34 tahun lalu.
Iran
memutuskan hubungan diplomatik dengan Mesir pada tahun 1980 setelah
Revolusi Islam tahun 1979, karena Mesir menandatangani kesepakatan
perdamaian (Camp David) dengan rezim Ziois Israel dan menawarkan suaka
kepada mantan diktator Iran Mohammad Reza Pahlevi.
Mursi
juga mengunjungi Iran pada bulan Agustus 2012 untuk menghadiri
pertemuan KTT Gerakan Non-Blok (GNB) dan itu adalah kunjungan pertama
seorang presiden Mesir ke Iran dalam lebih dari tiga dekade lamanya.
Sumber: ABNA
Ad Daulatul Islamiyah Melayu
BalasHapusKhilafah Islam Akhir Zaman
Kami mengundang Kaum Mukminin-Mukminat
Dari seluruh Dunia untuk bergabung bersama kami
Menjadi Tentara Islam The Man from The East of Imam Mahdi
as A New World Religion Bangsa Islam Akhir Zaman.
Kami mengundang Anda Menjadi Bagian Bangsa Islam berdasar Aqidah Islam
Bukan Menjadi bagian dari Bangsa-bangsa berdasarkan Suku ataupun wilayah
Kunjungi Undangan kami Kehadiran anda kami tunggu di
di http://khilafahislam.eu.cr