Habib Rizieq Syihab, Ketum FPI |
Di Indonesia hingga detik ini, nampaknya
tak ada ulama Sunni yang bisa menjelaskan Asyura dan Karbala sebaik
Al-Habib Al-Ustadz Muhammad Rizieq Syihab!
Berikut ini intisari Ceramah Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab, Ketua
Umum Front Pembela Islam (FPI) dengan tema besar “Hari Asyura dan
Tragedi Karbala Dalam Perspektif Ahlusunnah wal Jamaah”
Ceramah ini disiarkan Live oleh Radio Rasil AM 720Khz pada tanggal
08/12/2012. Silahkan rujuk situs resmi Rasil di
http://radiosilaturahim.com/habib-riziek-shihab-asyura-karbala/
Berikut ini inti ceramah Yang Mulia Al-Habib Rizieq Syihab.
1. Saat ini ada segelintir kelompok yang sengaja menciptakan kondisi
di mana setiap ada diantara ummat Islam yang membicarakan tentang
Sayyidina Ali,Sayyidah Fatimah,Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein
sebagai Tokoh2 Ahlul Bait Nabi Muhammad saww maka akan langsung di cap
Syiah sehingga diharapkan ummat akan takut atau minder membicarakan
tentang Ahlul Bait Nabi saw karena khawatir di cap Syiah.
2. Habib Rizieq mendorong semua pihak khususnya para ulama untuk
tidak ragu ragu membuka kepada ummat sejarah Perjuangan Al Husein
sepahit apapun lembaran sejarahnya. Habib menegaskan bahwa Ahlul Bait
Nabi saw bukan hanya milik Syiah saja tetapi milik semua Ummat Islam,
apapun madzhabnya, Ahlusunnah wal Jama’ah maupun Syiah.
3. Al Husein bin Ali bukan hanya menolak “Kekhilafahan” Yazid bin
Muawiyah bahkan sebelumnya Al Husein juga telah menolak “Kekhilafahan”
Ayah Yazid yaitu Muawiyah bin Abi Sufyan. Penolakan Al Husein kepada
“Kekhilafahan” Muawiyah didasari alasan sebagai berikut:
- Dalam Pandangan Al Husein, Khalifah yang sah saat itu adalah
kakaknya Al Hasan bin Ali sebagai Khulafaur Rosyidin yang ke-5 setelah
Sayyidina Ali bin Abi Thalib Syahid. Walaupun singkat, tetapi
terpilihnya Al Hasan sebagai Khalifah ke-5 secara sah oleh kaum Muslimin
menunjukkan bahwa beliau adalah pelanjut Khilafah Rosyidah. Lebih
lanjut Habib Rizieq menegaskan bahwa kelompok yang tidak mengakui Al
Hasan sebagai Khulafaur Rosyidin yang ke-5, maka mereka bukan Ahlusunnah
wal Jama’ah.
- Dalam Pandangan Al Husein, Muawiyah bin Abi Sufyan adalah Imam
Pemberontak sesuai dengan sabda Rasulullah saww kepada Sahabatnya Ammar
bin Yasir:”Ya Ammar, Sataqtuluka Fiatun Baghiyah” (“Wahai Ammar, engkau
akan dibunuh oleh Kelompok Pemberontak”). Riwayat yang menyebutkan Sabda
Baginda Nabi saw kepada Ammar bin Yasir ini tergolong riwayat yang
Shahih dan Mutawattir.
Dalam Perang Shiffin, Ammar bin Yasir berada pada barisan Imam Ali
bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah, dan ketika Ammar terbunuh oleh
Pasukan Muawiyah, ada salah seorang pasukannya yang mengingatkan
Muawiyah tentang Hadits Rasul saww bahwa yang membunuh Ammar adalah
Fiatun Baghiyah (Kelompok Pembangkang / Pemberontak) maka Muawiyah
membantah sembari mengatakan bahwa :”…Yang membunuh Ammar bin Yasir
adalah orang yang mengirimnya ke Medan Perang (Imam Ali)…” Dan ketika
mendengar ucapan Muawiyah ini, maka Imam Ali menjawab:”…Jika yang
membunuh Ammar adalah orang yang mengirimnya ke medan perang maka
berarti yang membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi saw) adalah
Nabi saw sendiri karena Nabi saw yang telah mengirim Hamzah ke medan
laga.
Dan bahkan semua Syuhada Badar dan Syuhada Uhud yang membunuh mereka
adalah Nabi saw karena Nabi saw adalah orang yang mengirim mereka semua
ke medan tempur…” Hal ini di ungkapkan Imam Ali untuk membuktikan
kerancuan logika berpikir Muawiyah.
- Untuk mencegah pertumpahan darah di antara kaum Muslimin maka Al
Hasan membiarkan Muawiyah menjadi “Khalifah” (Raja) namun dengan
sejumlah syarat yang disepakati kedua belah pihak.
Namun sebagaimana yang terekam dalam Kitab Sejarah seperti Tarikh
Thabari dan Al Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir, ada satu syarat Al
Hasan yang ditolak oleh Muawiyah yaitu agar Muawiyah menghentikan
Pembudayaan mencaci maki Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah
di hadapan Kaum Muslimin. Karena Muawiyah bersikeras menolak syarat ini
maka Al Hasan meminta agar Muawiyah jangan mencaci maki Imam Ali di
hadapan Keluarga Nabi saw, dan itu diterima oleh Muawiyah.
Walaupun begitu, dalam pandangan Al Husein tindakan apalagi
pembudayaan mencaci maki Sayyidina Ali bin Abi Thalib baik di belakang
ataupun di depan keluarga Nabi saw adalah perkara Bathil yang harus
ditolak. Namun begitu Al Husein adalah seorang Muslim yang taat kepada
Pemimpinnya (di mata Al Husein, abangnya Al Hasan adalah tetap seorang
Khalifah yang Sah) sehingga selama 20 tahun Muawiyah berkuasa, Al Husein
diam dan tidak melakukan tindakan apapun sebagai bentuk ketaatan kepada
Pemimpinnya yaitu abangnya Al Hasan yang memintanya untuk tetap diam
demi menjaga darah kaum Muslimin.
- Al Husein menolak Muawiyah karena Muawiyah adalah orang yang banyak
membunuh Sahabat Nabi saw di antaranya adalah Hujr bin Adi yang mana
peristiwa pembunuhan beliau ini sampai membuat Ummul Mu’minin Siti
Aisyah marah besar kepada Muawiyah dan bahkan sampai mengusir Muawiyah
ketika hendak mengunjunginya. Tercatat dalam sejarah, Muawiyah juga
menghabisi Sahabat Nabi lainnya yang bernama Abdurrahman bin Udais Al
Balawi yang dikenal sebagai Ashabus Syajarah yakni Sahabat2 yang
membai’at Nabi saw di bawah Pohon yaitu pada peristiwa Bai’atur Ridwan
yang dipuji langsung oleh Allah swt dalam Al Qur’an.
4. Setelah Al Hasan wafat akibat racun yang dibubuhkan ke dalam
makanan & minumannya sebagaimana di akui oleh para Ulama termasuk
Syeikh Ibnu Taimiyah, Muawiyah melanggar perjanjiannya dengan Al Hasan
untuk tidak menunjuk putra mahkota dan menyerahkan urusan kepemimpinan
ummat kepada Dewan Syura Kaum Muslimin. Muawiyah melanggar kesepakatan
ini dengan menunjuk Yazid sebagai putra mahkota penggantinya kelak. Dan
terlepas dari naif atau tidaknya, agar ilmiah, objektif dan berimbang
maka Habib Rizieq pun menuturkan 4 alasan mengapa Muawiyah mengangkat
Yazid sebagai putra mahkota, yaitu karena :
- Menurut Muawiyah, Yazid putranya adalah orang yang paling layak
menjadi Khalifah setelahnya karena Yazid adalah seorang Pemuda yang
Berani, Piawai dan Tangkas berkuda, mahir memainkan pedang dan memanah,
sehingga sangat cocok untuk menjadi Khalifah Ummat Islam sepeninggalnya
kelak.
- Kepemimpinan Yazid dianggap Muawiyah akan menyatukan Ummat.
- Karena Yazid adalah putranya, maka sangat layak menjadi Khalifah Ummat Islam.
- Karena Yazid didukung oleh berbagai Qaba’il Arab khususnya yang berada di Syam.
5. Adapun alasan Al Husein menolak Yazid menjadi pemimpin ummat Islam adalah :
- Khilafah harus ditentukan melalui Syuro sesuai kesepakatan antara Hasan bin Ali dengan Muawiyah bin Abi Sufyan.
- Yazid adalah orang yang moralnya buruk sehingga tidak berhak menjadi Pemimpin Ummat Islam.
- Yazid adalah seorang yang Fasik,Zalim dan banyak melakukan maksiat
sehingga sangat tidak pantas memimpin ummat Rasulullah saww. Dalam
berbagai riwayat kita temukan bahwa Yazid adalah seorang Pemuda yang
gemar berjudi, akrab dengan Khamr (minuman keras) dan senang bermain
perempuan (zina). Dalam hal ini, para Ulama telah sepakat akan kefasikan
Yazid bin Muawiyah.
- Khilafah bukan harta warisan.
- Masih banyak Sahabat lain yang lebih layak untuk memimpin.
6. Alasan utama bangkitnya Al Husein adalah untuk merubah kemungkaran
yang telah nyata di mana kita ketahui hukum Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
itu adalah wajib bagi Ummat Islam yang mana bila semua orang tidak
berupaya merubah kemungkaran tersebut maka semuanya akan berdosa. Maka
ini adalah kewajiban besar kaum Muslimin apalagi sebagai Keluarga Nabi
Muhammad saww harus berada di barisan terdepan dalam penegakkan Amar
Ma’ruf Nahi Mungkar.
7. Pasukan Al Husein di Karbala hanya berjumlah 72 orang (32 pasukan
berkuda dan 40 pasukan berjalan kaki) yang harus menghadapi ribuan
Tentara Yazid (dalam riwayat ada yang menyebut angka 4.000 dan ada yang
menyebut 40.000 tetapi yang pasti menurut Habib, sepakat para Ulama
bahwa Tentara Yazid yang mengepung Al Husein jumlahnya ribuan).
8. Berbagai riwayat menyebutkan bahwa Al Husein Syahid di Karbala,
Iraq dengan 33 luka tusukan dan 34 luka sayatan. Kepala beliau di
tancapkan di ujung tombak dan di arak sampai ke Damaskus.
9. Sepakat Ulama Ahlusunnah wal Jama’ah bahwa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Al Husein adalah :
- Yazid bin Muawiyah
- Ubaidillah bin Ziyad
- Umar bin Sa’ad
- Seluruh Pasukan Ibnu Ziyad
- Penduduk Kufah yang menghianati Al Husein
10. Nasib Yazid:
- Tahun 60 H menjadi “Khalifah” (baca : Raja)
- Tahun 61 H menginstruksikan pembunuhan Al Husein, Cucu Nabi Muhammad saww
- Tahun 62 H setelah penduduk Madinah melepaskan bai’at kepada Yazid
sebagai reaksi atas pembunuhan Al Husein, maka Yazid kemudian
mengirimkan Pasukannya menyerbu kota Madinah. Dalam sejarah disebutkan
bahwa Yazid menghalalkan kota suci Nabi saw Madinah Al Munawwarah selama
3 hari 3 malam untuk Pasukannya bebas berbuat apa saja di dalamnya.
- Tahun 63 H terjadi pergolakan pula di kota Makkah sebagai reaksi
atas terbunuhnya Al Husein, maka Yazid kembali mengirimkan pasukannya
menggempur kota suci Makkah Al Mukarramah dengan Manjanik (Ketapel
Raksasa) yang melontarkan batu2 besar berapi ke dalam kota Makkah hingga
sampai mengenai Baitullah Ka’bah. Dan pada tahun ini pula Yazid
meninggal pada usia 33 tahun.
11. Tahun 66 H Mukhtar Al Tsaqafi bangkit menuntut balas kepada para
pembunuh Al Husein dan membentuk Tim Khusus untuk mengejar para pelaku
pembunuhan cucu Rasul saww.
12. Tahun 67 H Ubaidillah bin Ziyad terbunuh oleh Pasukan Mukhtar Al
Tsaqafi. Dalam riwayat disebutkan bahwa kepala Ibnu Ziyad dikirimkan
kepada Mukhtar lalu Mukhtar mengirimkannya kepada Abdullah bin Zubair,
dari situ kemudian dikirim ke rumah keluarga Nabi saw namun ditolak dan
akhirnya diletakkan di emperan Masjid. Banyak orang yang melihat ketika
itu ada seekor Ular yang masuk ke dalam Kepala Ibnu Ziyad, masuk keluar
dari mata dan telinganya lalu bersarang lama dalam kerongkongannya
kemudian ular itu pergi.
13. Azab Allah kepada para pembunuh Al Husein sangat pedih. Umar bin
Sa’ad dan anaknya terbunuh oleh Pasukan Mukhtar Al Tsaqafi. Eksekutor
yang menyembelih Al Husein, yakni Syimr bin Dzil Jausyan juga dibunuh
oleh pasukan Mukhtar Al Tsaqafi dan jasadnya dilemparkan kepada anjing –
anjing gurun.
14. Ibnu Katsir menegaskan bahwa hampir semua riwayat yang
menyebutkan tentang azab dan hukuman yang menimpa para pembunuh Al
Husein adalah Shahih.
15. Ulama Ahlusunnah wal Jama’ah berbeda pendapat tentang Kafirnya
Yazid. Jumhur Ulama (Mayoritas Ulama) tidak mengkafirkan Yazid kecuali
sebahagian kecil Ulama seperti Ibnu Aqil dan Al Alusi. Namun semuanya
sepakat bahwa Yazid adalah orang Fasik.
16. Jumhur Ulama Ahlusunnah wal Jama’ah tidak mencintai dan tidak
membela Yazid tetapi juga tidak mela’nat Yazid. Menurut Habib Rizieq,
persoalan mela’nat Yazid atau tidak hanya masalah etika saja yang oleh
sebagian ulama dianggap kurang pantas namun yang pasti semua Ulama
sepakat bahwa Yazid adalah orang Jahat dan Kejam.
Adapun Ulama2 seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Ya’la, Ibnul Jauzi
dan Al Suyuthi membolehkan mela’nat Yazid. Habib Rizieq kemudian menukil
sebuah riwayat yang menyebutkan bahwa Shalih bin Ahmad bin Hanbal
berkata, “Aku bertanya kepada ayahku: “Wahai ayahku, apakah engkau
melaknat Yazid ?” Beliau menjawab: “ Bagaimana kita tidak melaknat orang
yang dilaknat Allah dalam tiga ayat dari Kitab-Nya yang mulia, yakni
dalam Surah Ar Ra’ad, Al
Ahzab dan Muhammad. Allah berfirman:
“Dan orang – orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya
dan memutuskan apa yang Allah perintahkan agar disambungkan dan berbuat
kerusakan di muka bumi, mereka itulah yang mendapat laknat dan bagi
mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” {QS.Ar Ra’ad : 25}
Pemutusan mana yang lebih buruk daripada memutus keturunan Nabi saw dengan membunuh cucunya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya terhadap orang orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan
menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan.” {QS. Al Ahzab : 57}
Adakah sesuatu yang menyakiti Rasulullah saww yang lebih berat daripada membunuh cucunya ?
Allah Azza Wa Jalla berfirman :
“Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di
muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan ?” “Mereka itulah orang –
orang yang dilaknat Allah, lalu ditulikan-Nya pendengaran mereka dan
dibutakan-Nya penglihatan mereka.” {QS. Muhammad : 22 – 23}
Adakah memutus silaturahim dan berbuat kerusakan di muka bumi yang lebih parah daripada membunuh Al Husain ?”
17. Habib Rizieq membolehkan Ummat menangisi musibah Al Husein karena
tangisan untuk Al Husein berasal dari Mahabbah (Rasa Cinta yang dalam).
Menangisi musibah Al Husein, bukan tangisan cengeng tetapi tangisan
yang akan membangkitkan keberanian dan menggelorakan semangat Jihad
untuk melawan setiap Penguasa yang Zalim dan menumpas kemungkaran dengan
semua bentuknya.
18. Kesimpulan Ceramah Habib Rizieq :
- Al Husein adalah seorang Imam yang beriman dan berilmu tinggi.
- Al Husein adalah sosok manusia yang jujur dan amanah, tak bisa dibeli dengan dunia.
- Al Husein adalah contoh seorang pejuang penegak Khilafah Islam yang sejati.
- Al Husein bangkit untuk melawan ketidak adilan, kezaliman dan kemungkaran.
- Al Husein adalah seorang Ksatria yang sabar, tegar dan gagah berani.
- Al Husein mengorbankan dirinya,keluarga dan sahabatnya untuk Allah dan Rasul-Nya.
- Tragedi Karbala merupakan bukti bahwa Ahlul Bait adalah Penjaga Al
Qur’an sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saww bahwa ada dua pusaka
yang ditinggalkan Nabi saw kepada umatnya agar tidak tersesat, dalam
riwayat Muslim disebutkan Kitabullah (Al Qur’an) wa Ithrati (Ahlul
Bait), dan dalam riwayat Bukhari disebutkan Kitabullah (Al Qur’an) wa
Sunnati (Sunnahku / Ajaran Nabi saw). Maka dari kedua riwayat ini
dapatlah disimpulkan bahwa Ahlul Bait adalah Penjaga / Pembela Al Qur’an
dan Ajaran Datuknya (Sunnah Nabi saw). Dan Tragedi Karbala menjadi
buktinya.[Islam Times/on]
Sumber: http://baitul-muhibbin.blogspot.com/2013/02/hari-asyura-dan-tragedi-karbala-dalam.html
Catatan dari pentrankrip ceramah Al-habib;
- Ceramah seperti ini tidaklah dimaksudkan untuk membangkitkan dendam lama.
- Ceramah ini bertujuan agar Kaum Muslimin dari madzhab Ahlusunnah
wal Jama’ah tidak ada yang salah paham dengan perjuangan Imam Husein,
sehingga tidak ada yang menganggap Imam Husein sebagai pemberontak
kepada Amir yang sah.
- Ceramah ini juga untuk menunjukkan kepada saudara-saudara dari madzhab Syiah agar tidak ada dari mereka yang salah paham dengan madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah. Habib menegaskan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah tidak benci dengan Keluarga Nabi saw.
- Kepada saudara2 dari madzhab Syiah yang berbeda pandangan dalam menilai sikap beberapa Sahabat Nabi saw, silahkan sampaikan kritik antum kepada kami dengan adab, dengan ilmu, dengan etika dan akhlak, jangan dengan cacian. Niscaya saudara2 dari madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah pun wajib menjawabnya dengan cara yang santun,ilmiah dan berakhlak.
- Habib menghimbau semua pihak agar jangan takut menunjukkan cinta kita kepada Ahlul Bait Nabi saw dan kepada Sahabat Nabi saw.
- Habib menghimbau semua pihak agar jangan takut menyampaikan riwayat2 Hadits dari keluarga Nabi saw.
- Khusus kepada para Habaib, Habib Rizieq menghimbau agar jangan sampai gontok – gontokan apapun madzhab antum (Sunni maupun Syiah). Ittaqillah !!! Takutlah Kepada Allah !!! Jangan membuat Al Husein menangis !! Anak cucu Imam Husein harus tampil di depan sebagai pemersatu Ummat !!
- Menyikapi perbedaan madzhab (Sunni dan Syiah), Habib Rizieq menyerukan untuk semua pihak agar bisa duduk bersama dan berdialog dari hati ke hati.
- Habib menegaskan Haramnya perilaku saling menghina simbol2 madzhab Islam.
- Sebagai penutup, Habib Rizieq Syihab kembali mengingatkan kepada semua hadirin dan pendengar Radio Rasil agar Jangan ada yang mencaci maki Keluarga Nabi saw dan Sahabat Nabi saw. Kalau anda menjumpai mimbar2 yang mencaci maki Keluarga Nabi saw maupun Sahabat Nabi saw, jangan ragu untuk merobohkannya.
- Ceramah ini juga untuk menunjukkan kepada saudara-saudara dari madzhab Syiah agar tidak ada dari mereka yang salah paham dengan madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah. Habib menegaskan bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah tidak benci dengan Keluarga Nabi saw.
- Kepada saudara2 dari madzhab Syiah yang berbeda pandangan dalam menilai sikap beberapa Sahabat Nabi saw, silahkan sampaikan kritik antum kepada kami dengan adab, dengan ilmu, dengan etika dan akhlak, jangan dengan cacian. Niscaya saudara2 dari madzhab Ahlusunnah wal Jama’ah pun wajib menjawabnya dengan cara yang santun,ilmiah dan berakhlak.
- Habib menghimbau semua pihak agar jangan takut menunjukkan cinta kita kepada Ahlul Bait Nabi saw dan kepada Sahabat Nabi saw.
- Habib menghimbau semua pihak agar jangan takut menyampaikan riwayat2 Hadits dari keluarga Nabi saw.
- Khusus kepada para Habaib, Habib Rizieq menghimbau agar jangan sampai gontok – gontokan apapun madzhab antum (Sunni maupun Syiah). Ittaqillah !!! Takutlah Kepada Allah !!! Jangan membuat Al Husein menangis !! Anak cucu Imam Husein harus tampil di depan sebagai pemersatu Ummat !!
- Menyikapi perbedaan madzhab (Sunni dan Syiah), Habib Rizieq menyerukan untuk semua pihak agar bisa duduk bersama dan berdialog dari hati ke hati.
- Habib menegaskan Haramnya perilaku saling menghina simbol2 madzhab Islam.
- Sebagai penutup, Habib Rizieq Syihab kembali mengingatkan kepada semua hadirin dan pendengar Radio Rasil agar Jangan ada yang mencaci maki Keluarga Nabi saw dan Sahabat Nabi saw. Kalau anda menjumpai mimbar2 yang mencaci maki Keluarga Nabi saw maupun Sahabat Nabi saw, jangan ragu untuk merobohkannya.
Sumber: Islam Times
Tidak ada komentar:
Posting Komentar